Rumah tangga yang kelihatan harmonis hanya topeng belaka.
Hutang orang tua yang menumpuk kepada mertua, membuat terjadinya perjodohan yang terpaksa dan membuat Jihan terpenjara oleh kekerasan bathin dan fisik.
Sakit hati yang dialami jihan, sampai melupakan apa arti cinta yang sesungguhnya.
Dari rasa nyaman saling bertukar cerita, membuat dua insan yang dimabuk asmara terjebak oleh cinta terlarang, sehingga membuat keduanya susah untuk berpisah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhang zhing li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencoba mencari bukti
Siasat harus tersusun secara jitu, agar semua berjalan sesuai dengan rencana. Jihan sudah memberitahukan alamat perempuan yang sedang bermain api kepada rumah tangganya itu.
Sudah selama dua hari Jihan meminta izin tidak mengajar ke sekolah. Selain aku yang menyuruh agar istirahat total, dokterpun menyarankan agar tidak banyak gerak dulu sebelum luka itu benar-benar sembuh.
Mas Bayu hanya diam saja tak menanggapi Jihan, yang terus saja terbaring lemah dikamar sendiri. Biasanya dia teriak-teriak minta dimasakkan makanan, tapi beberapa hari ini dia makan diluar terus dan membeli. Mungkin dia paham akan keadaan istri atau sedang merasa menyesal saja, namun aku tetap tidak yakin atas sikapnya itu. Ada kemungkinan dia diam sebab tak ingin membuat masalah lagi, saat sementara ini aku terus saja dirumah mereka untuk mengawasi ketat dan berjaga-jaga untuk Jihan.
Wanita tak berdaya seperti Jihan harus mendapatkan perlindungan, agar tidak terjadi sesuatu yang fatal sehingga berimbas tak baik bagi keluarga besar nanti.
Dihari cuti mengajar dan sibuk disekolahan, bersiasat untuk menjalankan misi agar bisa menyelesaikan semuanya dengan cepat dan tepat.
Netra sudah menatap seksama ke arah kos milik selingkuhan mas Bayu. Hari ini adalah hari libur dia kerja, sehingga kemungkinan besar akan menemui perempuan gatel itu. Jihan memberitahu atas semua sikap suaminya selama ini, jadi mudah ditebak apa yang dilakukan mas Bayu sekarang.
Dibalik pohon besar milik tetangga kos badan telah kesembunyikan, tapi kepala berusaha menyembul untuk mengintip.
"Semoga saja aku dapat menemukan bukti kemesraan mereka, sehingga suatu saat nanti akan kujadikan mas Bayu tak berkutik lagi, atas sikapnya yang sudah keterlaluan selingkuh ini," guman hati yang semangat.
Semut-semut kecil nampak tenang berjalan berbaris dipohon mangga, yang menjadi penghalang agar tidak ketahuan. Batangnya yang agak besar dan menjulang tinggi, tepat sekali sebagai bahan bersembunyi. Gawai sudah terpegang tangan, siap jepret tubuh mas Bayu dengan selingkuhan.
"Belum ada tanda-tanda mereka benar-benar selingkuh. Emm, apa aku kira-kira salah alamat, ya?" tanya hati.
Kertas kecil yang sempat tersimpan disaku celana, kini kuambil untuk mencoba memastikan kembali alamat yang diberikan Jihan.
"Ini benar sesuai alamat yang diberikan, tapi kenapa belum ada tanda-tanda mereka?" rancau hati tak sabar.
Kertas kuremas pelan dan memasukkan kembali ke kantong celana. Mata kembali menatap jeli lurus tepat ke arah kos.
Wezzzsss, sebuah mobil hitam yang sepertinya kukenal barusan lewat.
"Wah, akhirnya orangnya datang juga."
"Tunggu saja, Mas. Kamu akan mati kutu saat aku bisa membuktikan jika kamu punya wanita idaman lain," ucapan yang gembira saat orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang.
Mobil itu sudah memasukki area perkarangan rumah kos. Poster tubuh tinggi semampai dan wajah tampan, kini telah keluar dari mobilnya dengan baju sudah rapi dan klimis. Dari kejauhan nampak seorang wanita **** sudah berlarian kecil ingin menyambut kedatangan Mas Bayu.
Jepret, satu tangkapan kamera berhasil mengabadikan moment mereka, yang sedang berpelukan seperti sedang melepas rindu saja.
Kamera terus saja menekan tombol zoom, agar wajah mereka yang jauh dari posisiku bisa nampak jelas. Wajahnya yang penuh dosa ditutupi oleh senyuman kebahagiaan, saat tak merasa bersalah sama sekali diatas penderitaan orang lain.
Tangan mereka yang saling merangkul disamping perut tak luput kuabadikan, saat berjalan beriringan memasukki rumah kos. Kepala wanita pelakor itu telah bermanja ria bersandar dibahu mas Bayu, sehingga tak jua sebagai bahan bukti nanti.
"Wah, bagaimana aku akan mendapatkan bukti lagi?" Kepanikan saat pintu rumah kos telah ditutup.
"Aku harus mendekati rumah kos itu, agar bisa mendapatkan bukti lebih. Jangan sampai rencana ini gagal, sebab bisa-bisa Jihan akan disiksa terus tanpa ampun, sementara mereka bisa bebas bersenang-senang nanti," Keyakinan hati ingin mendekati kos-kosan.
Langkah seribu segera terjalankan. Berjalan berjijit namun cepat sudah kulakukan. Terpaksa begitu agar tidak terdengar suara hentakan kaki, sebab bisa gawat jika ketahuan ada yang mencoba menyelidiki mereka.
Gambar tidak bisa diambil lagi, namun tidak kehabisan akal begitu saja untuk menambah bukti. Tanpa mengulur waktu, sebuah rekaman suara kini telah kunyalakan, agar semua pembicaraan mereka menambah bukti. Badan sudah bersembunyi disamping rumah kos dekat taman bunga, namun posisi masih beruntung didekat pintu utama rumah kos.
"Untung saja mereka masih diruang tamu dan bersuara keras," Kegembiraan yang akhirnya bisa mendapatkan bukti.
Klik, handphone untuk merekam suara sudah kutekan.
"Gimana dengan keadaan istri kamu, Mas? Apa dia masih tidak terima dengan perselingkuhan kita ini?" Suara kemanjaan wanita genit itu.
"Masalah dia gampang. Tinggal aku siksa habis-habisan, maka mulut dia yang sok mau ember itu seketika bungkam," jawaban Mas Bayu yang terdengar mengesalkan.
Telinga terus saja menguping dan rekaman gawai terus saja berjalan hitungan angkanya.
Tangan rasanya ingin mengampar mulut Mas Bayu itu, sebab dia memang terdengar tidak peduli lagi atas Jihan, namun malah membuat wanita tak berdaya itu terus saja kena siksa.
"Baguslah kalau begitu. 'Kan kita bisa seterusnya melakukan hubungan terlarang ini. Kamu memang pria the best, yang bisa memberikan semua dengan baik," cakap memuakkan dari mulut wanita itu.
"Aah, kalian ini memang pasangan murahan yang tak tahu diri. Andaikan saja kalau aku tidak ingin mencari bukti, pasti kalian akan habis aku grebek dan gebukin," guman hati yang menjengkelkan atas obrolan mereka.
"Iya dong, sayang. Apa sih yang enggak buat kamu. Masalah istriku yang tak becus itu mudah. Tinggal digertak, siksa, pukul, dan terlebih lagi acuh macam tak kenal dia, pasti langsung mengkerut ketakutan. Dia itu wanita bod*h yang tak tahu malu. Masak sudah tahu aku tidak cinta dan siksa tapi dia tetap saja bertahan, yang katanya mau sabar untuk menunggu diriku jatuh cinta padanya," terang Mas Bayu.
"Hahahah, benar ... benar dah. Istrimu itu bego dak tak tahu malu. Masak sudah ketahuan tidak cinta tapi masih saja berharap lebih. Emm, Tapi bagaimana dengan keadaan kita yang sudah diketahui oleh istrimu itu? Apa tidak berbahaya jika kita ketemuan terus begini?" Mulut yang sadis ingin sekali kukoyak saja.
"Dijamin aman. Dia itu terlalu lemah untuk melawanku. Lagian dia itu tidak akan ada orang yang mau menolong, jadi tidak usah khawatir berlebih begitu sebab ini semua aman," Keyakinan Mas Bayu yang salah.
"Ok 'lah. Kalau begitu. Kita bisa terus ketemu kangen dalam bilik keindahan syurga dunia nih!" Kecentilan sekali wanita murahan itu.
"Ya jelas dong. Aku selamanya akan memuaskanmu," Tanggapan Mas Bayu yang terdengar menjijikkan.
Klik, tombol berhenti telah kutekan. Rasanya sudah puas sekali hari ini mendapatkan bukti. Untung saja obrolan mereka tepat sekali sama bukti yang kubutuhkan.
Suara mereka sudah tidak terdengar lagi, entah apa yang sedang dilakukan sekarang.
Karena tidak ingin ketahuan, maka cukuplah menyudahi mencari bukti.
Mengendap-endap menginjakkan kaki dibumi adalah caraku agar tidak ketahuan. Setelah aman, motor jihan langsung kugas menambah kecepatan untuk menjauhi rumah penuh drama dosa itu.
come on sattt selidiki kuyyy
hmmz bawa kabur jihan sat wkwkwk