Cinta Sedingin Es

rafa menuruti kata cindi,dia tidur diranjang dan cindi tidur disofa.

rafa menutup matanya rapat agar bisa cepat tidur,tapi malah semakin ia mengeratkan matanya dia malah semakin kepikiran dengan apa yang dikatakan cindi.

rafa tidak habis fikir,bagai mana bisa cindi hanya menganggap hubungannya hanya sebuah kesepakatan.rasa ingin marah tapi tidak tega.

dihampirinya cindi yang tidur di sofa dengan lelapnya.

"aku tidak mau bodoh seperti kevin yang dengan bodohnya melepas mu...aku akan membuatmu jatuh cinta padaku" bisik rafa kemudian mengecup pipi cindi yang sedang tertidur.

kemudian mengangkat cindi keranjang dan dia sendiri tidur disofa.

cindi bangun lebih dulu, dia tidak merasa terkejut ketika dia terbangun diatas ranjang,karna semalam ketika rafa mengangkatnya dia merasa ada seseorang yang memindahkannya, tetapi cindi mengabaikannya karna rasa kantuknya lebih besar.

dia membereskan tempat tidur itu dan keluar menuju dapur.ketika keluar dia mendapati rafa yang masih tertidur.

"maaf...aku akan mengendalikan perasaanku dan hatiku...aku tidak ingin terjatuh seperti mama...kuharap jika suatu saat kita berpisah,kamu bisa melupakanku" bisik cindi dengan senyum tipis dibibirnya.

cindi beranjak dan menuju dapur memanaskan sisa ayam semalam untuk sarapan.

setelah selesai,cindi langsung menuju kamar mandi yang ada dikamar rafa. saat membuka pintu betapa terkejutnya dia...

"ahhh...."teriak cindi melihat rafa yang sedang nongkrong diatas WC.

"kalau didalam kenapa tidak mengunci pintu?!"teriak cindi memalingkan tubuhnya.

"kamu sendiri yang tidak mengetuk pintu"ucap rafa sambil bibirnya tersungging.

"ku pikir kamu belum bangun"cindi meninggalkan rafa.dan rafa langsung menutup pintunya kembali.

setelah mereka bersiap langsung rafa mengantar cindi pulang kerumahnya.

sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam,rafa masih merasa kesal dengan cindi karna obrolan semalam.

tibalah mereka didepan rumah cindi,dan cindi memberikan helmnya kepada rafa

"apa kamu akan melepasku dan akan melupakanku dengan mudah seperti yang kamu lakukan pada kevin?" tanya rafa.

"apa kamu sudah mulai bosan padaku?" tanya cindi mengabaikan pertanyaan rafa.

rafa tersenyum dan mengusap pipi cindi.

"kamu yang paling tahu hatiku... aku tidak mungkin berpaling jika kamu tidak mengizinkanku"sambung cindi lagi.

"kamu juga yang paling tahu hatiku... aku tidak mungkin mengizinkanmu pergi"

"oh...iya..?bagai mana jika suatu saat ada yang mengetuk hatimu?"

"aku tidak akan membukanya... karna hatiku hanya untukmu"

mendengar jawaban rafa,cindi merasa merinding disekujur tubuhnya.

setelah rafa pamit dan pulang,cindi masuk kerumahnya,

"ivy...ivy...buka sayang...kita sarapan dulu yuk..."teriak aryana dilantai atas mengetuk pintu kamar ivy.

cindi mengabaikan aryana tapi dia berpapasan dengan dika

"kak ivy dari kemarin tidak mau makan dan mengurung diri dikamar" jelas dika kepada cindi seolah cindi bertanya padanya.

"kak cindi dari mana...sudah sarapan belum?"tanya dika yang tidak ingin diabaikan oleh cindi.

"sudah kok...kaka sudah sarapan tadi dirumah rafa"jawab cindi sambil tersenyum manis.

"kakak kekamar dulu ya" sambung cindi langsung menuju kamarnya.

karna hari ini adalah hari minggu,cindi hanya menghabiskan waktu dikamarnya.

sudah hampir 1 jam dia dikamar dan merasa terusik oleh suara aryana yang dari tadi memanggil ivy agar mau membuka pintu.

"bisa tidak datang kerumahku sekarang?" ucap cindi yang menelfon seseorang.

setelah menunggu beberapa saat,suara motor terdengar berhenti didepan rumah. dibukanya pintu oleh cindi.

"ada apa?"tanya seorang pria yang tidak lain adalah rafa.

"bisa kamu membantu?" tanya cindi menunjuk kamar ivy.

"ku pikir kamu rindu pada ku..."

"anggap saja seperti itu" ucap cindi menuju kamar ivy yang dari tadi sudah di gedor-gedor oleh mamanya.

raf mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu itu.

setelah pintu terbuka,ivy terlihat lemas diatas ranjang saat melihat rafa tiba-tiba diberlari menuju rafa dan memeluk erat tubuh rafa

"kak kevin..."suara ivy yang mengira rafa adalah kevin.

cindi yang melihat kejadian itu merasa ada sesuatu yang menusuk jantungnya, padahal dulu saat dia melihat kevin yang bermesraan dengan ivy dia tidak merasa apa-apa.

cindi berniat meninggalkan mereka tapi tangan cindi lebih dulu digenggam oleh rafa.

aryana yang menyaksikan itu langsung melepaskan pelukan ivy terhadap rafa. aryana tau siapa rafa,dia adalah anak dari teman nya,dan aryana tahu sifat elina yang dari dulu sangat sayang pada indah ibu cindi.

jika elina tahu bahwa sekarang aryana menikah dengan suami indah,entah kebencian apa yang akan terjadi pada elina.

happy reading semua...

mohon kritik dan saran nya ya

jangan lupa di like

terimakasih♡♡♡