NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 6

PEWARIS TERHEBAT 6

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Sci-Fi
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

“Gray dan yang lain dalam bahaya. Aku harus menolong mereka.”

Ketika Luc Besson menekan tombol dan serangan mematikan itu melesat cepat ke arah Gray dan rombongan, Gavin memaksakan dirinya berdiri. Napasnya terengah-engah, tubuhnya nyaris tak sanggup bergerak, tetapi kakinya tetap melangkah.

“Tidak!”

Ia berlari sekuat tenaga, meski sadar tindakannya mungkin tidak akan menghentikan serangan itu. Namun ia tidak bisa berdiam diri ketika kematian berada tepat di depan mata orang-orang yang ingin ia selamatkan.

Di saat itulah Gavin berteriak dalam keputusasaan yang paling dalam.

“Aku mohon hentikan waktu agar aku menolong mereka.”

Seketika, Gavin terperangah. Sebuah gelombang aneh menjalar dari dalam tubuhnya, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

“Apa yang terjadi?”

Di hadapan kehancuran yang tak terelakkan, Gavin melihat sesuatu yang tidak pernah dirinya lihat selama ini—sebuah tanda bahwa kekuatan tersembunyi di dalam dirinya akhirnya terbangun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Si kucing putih dan merpati putih itu terus bergerak cepat melewati para pengawal. Mereka melaju menuju arah yang sama, yakni Luc Besson. Para pengawal bergegas menangkap mereka atas perintah Govin.

Alexis tampak sedih saat kedua hewan peliharaannya itu pergi. Ia ingin mengejar, tetapi Xander tidak mengizinkannya, terlebih para pengawal segera menutup akses jalan mengingat Luc Besson, Gray, dan yang lain sudah keluar dari ruangan mereka.

"Apakah Axo dan Axe akan baik-baik saja?" tanya Alexis dengan wajah cemberut.

"Tentu saja kucing dan merpati itu akan baik-baik saja." Xander menggendong Alexis. "Mereka hanya ingin bermain bebas di luar sebentar. Mereka pasti akan kembali lagi padamu ketika mereka puas bermain."

"Mereka akan datang saat kau berlatih," bisik Xander di telinga Alexis. Ia sudah menebak keanehan Axo dan Axe karena kehadiran Luc Besson di rumah ini.

"Alexis, kau harus mulai bersiap-siap sekarang. Serahkan Axe dan Axo pada para pengawal," kata Lizzy seraya mendekat.

Alexis masih cemberut, tetapi pada akhirnya anak kecil itu mengikuti Lizzy dan para pengawal wanita ke kamarnya.

Xander memberi tanda pada Govin untuk segera mempersiapkan pertemuan. Ia sejujurnya cukup tegang sekarang mengingat Luc Besson adalah sosok yang berbahaya. Meski begitu, ia berusaha untuk tetap tenang agar tidak melakukan kesalahan apa pun.

Xander dan para pengawal akhirnya meninggalkan kediaman, menaiki kendaraan. Sepanjang jalan menuju lokasi, ia merasakan ketegangan yang semakin melanda. Ia juga merasa kecil di hadapan Luc Besson dan orang-orang itu.

"Aku tidak boleh berkecil hati hanya karena aku tidak memiliki kemampuan dan secerdas mereka.

Aku tetaplah aku." Xander mengepalkan tangan erat-erat, mengembus napas panjang.

"Tuan, kita berhasil menangkap Axo dan Axe," ujar Govin yang duduk di samping Xander, "apakah kedua hewan itu akan diserahkan pada Tuan Muda Alexis atau...."

"Kita akan membawanya menuju pertemuan. Aku yakin mereka ingin bertemu dengan Luc Besson, sosok yang sudah menyelematkan mereka. Setelahnya, kita akan kembali menyerahkannya pada Alexis."

"Aku mengerti, Tuan." Govin segera menghubungi bawahannya.

Xander turun dari kendaraan, memasuki sebuah gedung yang berada di dekat hutan. Gray, Baba, dan yang lain sudah berada di sebuah ruangan sekitar dua menit yang lalu.

"Aku harap kalian tidak lama menungguku." Xander memasuki ruangan bersama Govin, Miguel dan Mikael, sedangkan Ryder dan para pengawal lain menunggu di luar ruangan.

Xander duduk di kursi, menghadap Gray dan yang lain. Ia melihat Axo dan Axe dalam pangkuan Luc Besson. "Bisakah kita langsung membicarakan pada hal inti? Aku cukup sibuk hari ini karena putraku akan memulai latihan pertamanya."

"Ya, aku setuju," ujar Bruce seraya mengawasi keadaan yang sepi tetapi terasa tegang.

"Senang bertemu denganmu, Alexander." Luc Besson tersenyum. "Aku sudah mengawasimu sejak kejadian pencarian mendiang Evan Krest sekitar lima tahun lalu. Entahlah, aku menduga jika kita memang akan bertemu dan bekerja sama suatu hari nanti."

Luc Besson mengelus Axo. "Baiklah, aku akan langsung pada intinya. Aku yakin kau sudah mendengar pembicaraanku dengan Baba dan yang lain soal UltraTech dan bagaimana kelompok itu terbentuk, begitupun dengan gambaran penglihatan Osvaldo Tolliver soal kekacauan yang akan terjadi di Vistoria dan negara-negara lainnya. Hal itu seharusnya menjadi peringatan untuk kita."

Luc Besson mengembus napas panjang, menatap Xander. "Aku ingin kau menjadi sekutuku. Kau harus memberikan dukungan penuhmu padaku, dan aku akan memberikan semua yang aku miliki untuk mendukungmu."

"Aku tidak keberatan menjadi sekutumu selama Baba dan yang lain tidak keberatan. Kau adalah Pak Tua yang baik hati, bukan?" sahut Xander seraya menoleh Baba dan yang lain.

Luc Besson tertawa. "Ada beberapa agenda yang harus kita lakukan secepatnya. Pertama, Baba dan yang lain harus segera berlatih untuk mencapai kesempurnaan dari kemampuan mereka. Sementara ini, hanya Osvaldo Tolliver yang nyaris mencapai tingkat sempurna dari kemampuannya. Waku pelatihan mereka akan dilakukan saat malam hari di lokasi khusus dengan beberapa persyaratan."

"Kedua, aku akan membantumu untuk menciptakan dan mengembangkan alat-alat canggih untuk mengimbangi kemampuan UltraTech. Aku sudah memiliki beberapa alat canggih, hanya saja dalam jumlah terbatas mengingat aku kekurangan sumber daya. Kau harus bisa mendukungku dalam kekurangan sumber daya itu. Baba dan yang lain akan mempelajari dokumen-dokumen terkait penciptaan dan pengembangan alat-alat itu dengan pengawasan yang sangat ketat dariku. Mereka akan bekerja pada pagi hingga sore hari."

"Dan terkahir, aku harus segera pergi ke markas UltraTech secepatnya untuk melihat keadaan temanku, Graham, sekaligus untuk mengambil beberapa benda khusus yang hanya ada di markas UltraTech. Caranya adalah aku akan menyamar sebagai pengawal bernama Mikael ketika kau pergi ke markas UltraTech."

"Apa?" Xander sontak terkejut, begitupun dengan Gray, Baba, dan yang lain.

"Aku tadinya berpikir untuk menyamar sebagai dirimu, Alexander. Hanya saja, hal itu akan lebih beresiko dibandingkan aku menyamar sebagai salah satu pengawalmu. Kita bisa membuat sebuah skenario soal aku yang tiba-tiba menyusup ke rumahmu dan menyamar sebagai salah satu pengawalmu. Kau setuju?"

Gray, Baba, Bennet, dan Bruce terdiam. Mereka menoleh pada Xander yang terdiam di sofa agak lama.

"Baiklah, aku mengerti." Xander berusaha setenang mungkin. "Pertemuan akan berlangsung tiga hari lagi. Akan tetapi, aku belum mendapatkan informasi apa pun dari George maupun Gideon dan Gabriel."

"Mereka biasanya akan mengirimkan undangan dalam waktu dua hari sebelum pertemuan. Aku yakin kau juga ingin melihat bagaimana markas UltraTech." Luc Besson tersenyum tipis, mengelus Axo. "Aku yakin George, Gideon, dan Gabriel sedang dalam perjalanan pulang menuju markas. Itulah satu-satunya pilihan mereka setelah pertarungan tempo hari di peternakan."

"Aku akan menjelaskan detail rencana selama misi penyamaran dan penyusupanku ke dalam markas UltraTech."

Luc Besson berbicara panjang lebar. Xander lebih banyak mendengarkan dan hanya sesekali bertanya untuk memastikan suatu hal. Gray dan yang lain pun hanya sebagai pendengar sejak awal pembicaraan ini. Mereka bahkan memilih menjauh agar Xander dan Pak Tua itu bisa berbincang lebih serius dan dalam.

Pertemuan berjalan dengan lebih singkat dibandingkan perkiraan. Xander kembali ke kediaman bersama para pengawal dan juga Axo serta Axe.

"Axo! Axe!" Alexis tampak bahagia melihat hewan peliharaannya kembali. Anak kecil itu sudah bersiap dengan pakaian latihannya. "Aku senang kalian kembali. Kalian harus melihatku berlatih di hari pertamaku."

"Mereka tentu tidak akan melewatkan hal penting ini begitu saja, Alexis. Baiklah, kau harus bersiap secepatnya," ujar Xander.

Samuel mengamati Xander dari sofa, tersenyum. "Xander tampak tegang meski dia berusaha untuk menyembunyikan ketegangannya. Dia sudah berkembang sangat jauh dibandingkan sebelumnya."

Gray, Baba, Bennet, dan Bruce memasuki sebuah ruangan bersama Luc Besson. Mereka mempelajari banyak dokumen penting mengenai alat-alat canggih UltraTech.

Sementara itu, George, Gideon, dan Gabriel sudah berada di depan gerbang masuk menuju markas UltraTech.

George menoleh pada Gideon dan Gabriel sekilas, mengembus napas panjang. "Apa yang sudah terjadi pada mereka? Mereka terlihat aneh selepas mereka bangun di kandang peternakan. Keadaan mereka terlihat seperti ketua.”

1
MELBOURNE
sabar sabar
Glastor Roy
update ya torrr ku
Suris
Muantuaappp../Good/ Lanjut Thor..
Glastor Roy
update ya torrr ku
Suris
makin berkembang dan makin seru ceritanya. lanjut thor... /Good/semangat...
Glastor Roy
up
Glastor Roy
yg bayak la tor
MELBOURNE: sabar guyss
total 1 replies
Glastor Roy
update ya torrr ku yang baik hati
Glastor Roy
update ya torrr ku yang
MELBOURNE: udah diupload semua yaa
tunggu sebentar
total 2 replies
Glastor Roy
tor up ya
Glastor Roy
update
Glastor Roy
update ya torrr ku
MELBOURNE: sabar prosess
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!