NovelToon NovelToon
Dibalik Tirani Pernikahan

Dibalik Tirani Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Tukar Pasangan / Selingkuh / Balas Dendam
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Rama dan Ayana dulunya adalah sahabat sejak kecil. Namun karena insiden kecelakaan yang menewaskan Kakaknya-Arsayd, membuat Rama pada saat itu memutuskan untuk membenci keluarga Ayana, karena kesalahpahaman.

Dalih membenci, rupanya Rama malah di jodohkan sang Ayah dengan Ayana sendiri.

Sering mendapat perlakuan buruk, bahkan tidak di akui, membuat Ayana harus menerima getirnya hidup, ketika sang buah hati lahir kedunia.

"Ibu... Dimana Ayah Zeva? Kenapa Zeva tidak pelnah beltemu Ayah?"

Zeva Arfana-bocah kecil berusia 3 tahun itu tidak pernah tahu siapa Ayah kandungnya sendiri. Bahkan, Rama selalu menunjukan sikap dinginya pada sang buah hati.

Ayana yang sudah lelah karena tahu suaminya secara terbuka menjalin hubungan dengan Mawar, justru memutuskan menerima tawaran Devan-untuk menjadi pacar sewaan Dokter tampan itu.

"Kamu berkhianat-aku juga bisa berkhianat, Mas! Jadi kita impas!"

Mampukah Ayana melewati prahara rumah tangganya? Atau dia dihadapkan pada pilihan sulit nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18

Pagi itu terasa lebih hangat dalam pandangan Ayana. Angin berhembus sejuk menawarkan kesan yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya. Kedekatan, tawa bersama, usapan lembut, semuanya terasa nyata bukan lagi ilusi belaka.

Tanpa terasa, Ayana mampu menyungging senyum simpul bersamaan sang mentari yang sudah mulai naik malu-malu.

"Ibu... Ayo sini! Ini selu cekali," teriak Zeva kearah Ibunya.

Rama juga ikut menoleh, sambil berseru, "Ayo, Aya... Kamu 'kan juga suka gelembung!"

Perasaan Ayana bak es yang tengah mencair. Ia tersenyum simpul, baru saja akan mengangkat kakinya, namun tiba-tiba...

"Rama....!" pekik seorang wanita berjalan mendekat.

Ayana menoleh ke sumber suara. Begitu juga Rama, dan Zeva.

Deg!

Mawar-wanita cantik itu mengerutkan dahi, terlihat menyimpan beribu pertanyaan untuk sang kekasih saat ini. Namun, ia tahu jika pelayan kekasihnya itu telah menikah. Pikir Mawar, mungkin saja karena mereka tinggal satu rumah, jadi membuat kedekatan antara Rama dan Zeva lebih erat.

Rama meletakan mainan putranya di atas bangku. Wajahnya jelas terkejut melihat kedatangan Kekasihnya sepagi itu. Padahal, waktu baru menunjukan pukul 07.00 wib.

Zeva sedikit menyingkir di samping Rama. Bocah kecil itu tampak asing, hingga detik kemudian berlari kearah Ibunya.

Rama menoleh, memastikan Ayana masih ada disana. Lalu ia menatap kaku kearah Mawar.

"Mawar? Kamu kesini? Kenapa nggak telfon dulu?"

Mawar tersenyum. Ia mendekat sambil mengusap lengan Rama. Ekor matanya masih melirik kearah tempat Ayana berdiri.

"Sayang... Aku sudah beberapa kali telfon kamu. Tapi kamu nggak jawab! Tau gini 'kan, aku bawa baju olahraga biar bisa lari pagi sama kamu." Mawar sedikit memanyunkan bibirnya dengan manja. Lalu ia menoleh kearah Ayana, "Loh... Itu Ayana 'kan? Hei...!" serunya sambil berjalan mendekat.

Tatapan Mawar terlihat begitu menelisik. Ia tatap dalam-dalam wajah Zeva, lalu sedikit menunduk, "Hai, siapa namanya? Ini anak kamu, Ayana?" tanyanya sambil mendongak sekilas.

Ayana tersadar. Setiap melihat Mawar, ada rasa sesak yang terbungkus rapi oleh rasa kagum pada penampilan serta kecantikan wanita itu. Di bandingkan dirinya, hanya ISTRI YANG TERSISIH, jauh Mawar lebih unggul memiliki segalanya.

Senyum dibibir tipis Aya melekuk paksa, "Iya, Mbak... Namanya Zeva, putra saya."

"Hai, Zeva... Kenalin, nama Tante Mawar! Kok mainnya tadi berhenti sih? Kan Tante juga mau ikut gabung sama kamu," gumam Mawar sembari menegakan badannya.

Rama sudah berdiri di belakang Mawar. Ia melihat wajah Ayana yang begitu tersiksa dengan kehadiran Mawar saat ini. Sorot mata Aya tidak dapat berbohong, jika saat ini ia benar-benar terluka.

"Oh ya, Zeva... Tante ini calon Istrinya Paman Rama loh, bagaimana... Serasi 'kan Tante dan Paman Rama," kata Mawar sambil menarik lengan Rama untuk maju kedepan.

Entah reflek atau memang sengaja, Ayana mencoba mengusap mata Zeva, agar putranya tidak melihat keromantisan dari Ayahnya sendiri.

"Zeva, matanya perih ya? Udah ya, jangan mainan gelembung lagi!" lirih Ayana yang terus masih mengusap kedua mata Putranya.

Zeva merasa terganggu, ia menyingkirkan tangan Ibunya, "Ibu... Mata Zeva nggak papa kok!" suaranya begitu lembut. Lalu ia menatap kedua orang di depannya.

Kedua mata Zeva tetiba mengendur, beberapa detik lalu ia baru saja dekat dengan Rama. Dan sekrang, teman mainnya itu berasa di ambil oleh seseorang. Dan... Zeva menganggapnya sosok monster.

"Kalau Paman Lama menikah. Telus... Zeva main tama tiapa?" lirihnya.

Hati Ayana bagai teriris-iris mendengar keluhan hati putranya.

Rama-dadanya teremat kuat, entah mengapa ungkapan hati Zeva kali ini mampu membuat pertahanannya runtuh.

"Kan... Zeva punya Ayah! Ada Ibu juga, loh...." sahut Mawar mengusap kepala putra Ayana.

Zeva menggelengkan kepala lemah, "Zeva nggak pelnah beltemu Ayah, Tante-"

"Maaf, Mbak Mawar... Ayah Zeva sedang bekerja! Oh ya, kami permisi dulu. Karena Zeva harus pulang, mandi. Mari...." Ayana langsung saja mengajak putranya untuk pergi dari hadapan Mawar.

Mawar mengangguk, tersenyum, "Hati-hati Ayana, Zeva...." pekiknya.

Rama bermaksud ingin mengejar anak serta Istrinya. Namun, Mawar langsung menarik lengannya.

"Sayang... Kamu pasti udah nggak sabar 'kan, pingin mempunyai anak? Sabar ya... Aku juga gemes banget lihat anak Ayana tadi," kekeh Mawar.

Bukannya ikut tertawa, Rama langsung saja melepaskan cengkraman tangan Kekasihnya. Pria itu berjalan menyingkir, hingga membuat Mawar memekik kuat.

"Rama... Kamu mau kemana?"

"Pulang! Badanku udah gerah!" jawabnya acuh.

"Ih... Tungguin!" Mawar menekuk wajahnya, merasa kesal ditinggal sendirian. "Apa tadi, kata-kataku menyinggung ya? Apa Rama belum siap punya anak dulu?" gumam Mawar yang masih menerka-nerka.

*

*

Ayana mendorong sepeda putranya begitu kuat, hingga membuat air matanya ikut menetes.

Dadanya terasa sesak, melihat kenyataan didepan matanya saat ini.

Mawar tidak salah. Ayana tahu, wanita itu hanyalah korban dari pernikahannya dengan Rama. Yang salah hanyalah cara Rama memperlakukan dirinya. Rama menyimpan pernikahannya, sementara ia sendiri juga enggan melepaskan kekasihnya.

Zeva mendongak, "Ibu menangis? Apa Ibu lindu sama Ayah Zeva?"

Ayana tersenyum, "Hehe... Nggak sayang! Ibu kelilipan aja kok. Oh ya, maaf ya kalau Zeva belum bisa main sama Ayah."

"Tapi kok, Ayah nggak pelnah telfon Zeva ya, Bu? Apa disana, Ayah tidak lindu sama anaknya?"

Ayana terpaku mendengar keluhan putranya.

Padahal sejatinya, Zeva baru saja bermain dengan Ayah kandungnya. Sungguh memilukan nasib bocah kecil itu.

Sementara di belekang, Rama terus saja berjalan cepat agar segera tiba di rumahnya. Pria itu merasa kalut, bingung, kecewa, kalah terhadap dirinya sendiri. Padahal, Mawar adalah sosok wanita yang menjadi idamannya sejak ia duduk dibangku fakultas.

Tapi setelah ia memiliki anak dari Ayana, rasa itu mendadak terkikis. Apalagi, melihat bagaimana cara Zeva mengadukan hari-hari gelap hidupnya melalui sorot mata mungilnya.

"Rama... Tungguin aku!" pekik Mawar dengan terus mengejar sang kekasih.

Hingga tak terasa, Rama sudah tiba di depan gerbang rumahnya. Ia berdiri, menatap Mawar yang saat ini tampak ngos-ngosan mengejarnya.

"Rama... Kamu kok ninggalin aku, sih? Capek tahu jalan kaki," gerutunya sambil mengontrol nafasnya.

Rama menatap malas, "Kamu tadi kesini 'kan sama sopir. Ya, kalau capek naik mobil aja, Maw! Siapa yang nyuruh kamu ngejar aku?!"

"Udah ya, Sayang... Sekarang kamu cepetan mandi, karena aku sudah telfon Tante Mira, kalau kita mau fitting baju hari ini."

Kedua alis Rama bertaut. Ia tampak kurang setuju dengan keputusan sang kekasih saat ini. Dan tak lama itu ia berjalan masuk, yang di ikuti juga oleh Mawar.

"Kok mendadak banget sih, Maw? Kan bisa besok-besok?!" tolaknya.

Mawar tersenyum menghadang langkah Rama. Lalu ia usap lengan kekar itu dengan manja, "Kan lebih cepat lebih baik, Sayang! Lagian... Aku sudah lihat referensi di butik Tante Mira, dan saat ini ada keluaran terbaru buat acara sakral seperti lamaran nanti."

"Tapi-"

"Udah ya, Rama! Nggak ada tapi-tapian! Sekarang kamu masuk, aku tungguin kamu! Ayok,"sahut Mawar dan langsung menarik lengan Rama untuk diajaknya masuk ke dalam.

*

*

Singkat waktu, Rama sudah siap dan rapi dengan penampilan casualnya. Pria itu hanya memakai kaos kerah, dan jeans saja. Sebelum turun, Rama menyempatkan keluar di balkon terlebih dulu.

Ia duduk beberapa menit, hanya demi menatap kearah Paviliun tempat Istrinya berada. Dari pintu kaca itu, Rama melihat Zeva bermain dengan asik, tanpa gangguan apapun.

"Maafkan saya, Ayana!"

Kalimat itu keluar dari hati Rama yang paling dalam. Ia memutuskan bangkit, rasanya malas sekali ditempatkan posisi yang menghantam hidupnya seperti saat ini.

Setelah itu, ia benar-benar masuk dan menutup pintu balkonnya.

Dibawah, Mawar tampak antusias bertukar cerita dengan Bu Anita-calon mertuanya.

Rama turun, dan membuat fokus mereka teralihkan.

Aroma parfum mahal Rama mengudar, menusuk indra penciuman Mawar. Gadis cantik itu bangkit, tersenyum simpul merasa bangga dapat menaklukan hati seorang Rama Jayantaka.

"Kalian itu memang pasangan yang sangat serasi sekali! Mamah udah nggak sabar, pingin cepat-cepat gendong cucu," kata Bu Anita menatap keduanya bergantian.

Rama hanya mampu mendesah dalam. Ia memalingkan wajah sekilas, serasa muak lama-lama.

"Sabar dong, Tante! Nanti setelah kita nikah, aku dan Rama pasti akan kasih cucu yang lucu buat Tante. Iya 'kan sayang," Mawar menatap Rama dengan antusias.

"Kita jalan saja sekarang! Karena pukul 11 nanti aku ada meting," Rama menatap arloji di tangannya.

Bu Anita mengernyit, "Sejak kapan kamu bekerja di hari minggu, Rama?"

"Mah... Deril cuti 2 hari, dan aku harus menghandle semua kerjaan. Udahlah, yang penting aku juga masih ada waktu buat Mawar juga," bantah Rama berdalih.

Mawar sejujurnya agak kurang setuju. Namun, ia tidak ingin merusak pagi indahnya nanti.

"Udah Tante, nggak papa kok! Aku tahu, Rama bekerja keras pasti juga buat masa depan kita nantinya. Udah, nggak papa," Mawar menengahi. "Ya udah, yuk kita berangkat sekarang aja!"

Rama berjalan lebih dulu, dan di susul Mawar hingga masuk dalam mobil.

Selama perjalanan tidak sekalipun Rama melontarkan kata tanya, atau sekedar basa-basi dengan sang kekasih. Sejak tadi, ia hanya mendengarkan Mawar bercerita, namun pikirannya seolah tertinggal di balkon kamar.

"Akan saya pastikan, sebelum Mas Rama menikah... Saya akan bilang sama Tuan Ibrahim, jika saya ingin bercerai!"

Kalimat Ayana beberapa menit lalu, kini tengah berputar dalam ingatannya. Dulu, perceraian mungkin menjadi fokus dalam pernikahannya dengan Ayana. Akan tetapi, disaat Istrinya sendiri yang meminta perceraian, seolah hati kecil Rama enggan menerimanya.

Ada bagian yang hancur tersendiri tanpa dapat ia ungkapkan.

Mawar menoleh. Dahinya agak mengernyit, melihat sang Kekasih diam larut, diam dalam keheningan.

"Rama, kamu nggak papa 'kan?"

1
Daulat Pasaribu
jgn sampai kau buat kesalahan fatal rama,kasihan zeva
Daulat Pasaribu
aku sih gk mau si rama sama ayana pisah,klo bisa jgn sampai kesalahan si rama fatal
Daulat Pasaribu
pasti si milya yg curi.jgn sampai si rama bodoh kesekian kalinya.mau mauan ketipu sama ibunya
Rieya Yanie
mungkin sebaiknya ayana pergi saja dr pada km, zefa dan ibumu makan ati dan diinjak ijak tiap hari
Daulat Pasaribu
takutnya si rama ingkar janji besok,kasian si zeva uda senang
Septi.sari: palingan nanti juga lupa kak😭
total 1 replies
Dini Anggraini
Jangan mau ayana itu jebakan dari myla agar kamu masuk dan menuduhmu mencuri uangnya anita bunda author tolong jangan jahat2 sama ayana padahal pencuri sebenarnya myla sendiri dan di berikan Brandon kemarin. 🙏🙏😍😍😍
Septi.sari: si milya biang kerok🤧
total 1 replies
Dini Anggraini
Apa yang membunuh irsyad pacarnya myla ya bunda author dan pak susilo juga yang membunuh orang yang sama tapi kenapa hanya irsyad, Rama tidak di bunuh juga. Semoga segera terpecahkan misteri pembunuhan irsyad dan pak susilo tapi saat mawar sudah bahagia dan sukses setelah keluar dari rumah neraka itu bunda. Q tunggu penyesalan Rama, ibu anita dan myla karena telah melepaskan berlian demi batu kali dan mawar menantu kesayangannya gak bisa apa2 bisanya hanya menghabiskan uangnya Rama saja saya tidak sabar menunggu penyesalan keluarga itu bunda author. 🙏👍👍👍😍😍😍
Dini Anggraini: maaf kak komentar saya salah yang sukses ayana bukan mawar keenakan dong mawar sudah jadi pelakor hidup bahagia sama Rama. 🙏🙏🙏
total 3 replies
Dew666
💃💃💃💃💃
Daulat Pasaribu
lawan aja terus ayana,emang dia aja yg boleh selingkuh.klo bisa balas ayana kamu pun brarti dimata pria lain
Septi.sari: Ayana mah gas aja🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
ntah kenapa aku curiga thor si arsyad,abangnya rama masih hidup.klo terbukti mamanya rama yg sengaja membunuh arsyad.apa gk nyesal si rama salah balas dendam sama ayana
Septi.sari: biar nyesel aja kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
apa gk menyesal seumur hidup sirama klo tau abangnya dibunuh sama mamanya sendiri.salah balas dendam ama ayana.
Septi.sari: ntar ada plot twistnya kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
giliran si ayana uda mau nyerah sok sok an si rama merasa korban
Septi.sari: playing victim banget🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
mau nya papa ibrahim nikah lagi biar tau si anita rasanya dipoligami
Rieya Yanie
bu Anita jahat banget klo g mau sama ayana minimal kan sayang sama zeva
Septi.sari: ini cucu aja ngga di akuin lo kak🤧
total 1 replies
Dew666
🔥🔥🔥🔥🔥
Daulat Pasaribu
kok aku nebaknya malah mamanya si rama ya.ibu tiri rupanya ku kira ibu kandung
Septi.sari: iya kak, ibu tirinya Arsyad.
total 1 replies
Siti Koyah
ini mh kaya nya ulh si anita mak tere
Septi.sari: biar anaknya lebih unggul kak🤭
total 2 replies
Daulat Pasaribu
gk sabar sih liat penyesalan si rama
Septi.sari: nanti kita liat sama2 kak🤭
total 1 replies
Dew666
👄❤️‍🩹
Daulat Pasaribu
klo uda di tinggal baru nyahok kamu rama
Septi.sari: iya kak nangis deh🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!