NovelToon NovelToon
MAS KADES, I LOVE YOU

MAS KADES, I LOVE YOU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa pedesaan / Cintamanis / Menyembunyikan Identitas / Budidaya dan Peningkatan / Chicklit
Popularitas:19.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

#Mertua Julid

Amelia, putri seorang konglomerat, memilih mengikuti kata hatinya dengan menekuni pertanian, hal yang sangat ditentang sang ayah.

Penolakan Amelia terhadap perjodohan yang diatur ayahnya memicu kemarahan sang ayah hingga menantangnya untuk hidup mandiri tanpa embel-embel kekayaan keluarga.

Amelia menerima tantangan itu dan memilih meninggalkan gemerlap dunia mewahnya. Terlunta-lunta tanpa arah, Amelia akhirnya mencari perlindungan pada mantan pengasuhnya di sebuah desa.

Di tengah kesederhanaan desa, Amelia menemukan cinta pada seorang pemuda yang menjadi kepala desa. Namun, kebahagiaannya terancam karena keluarga sang kepala desa yang menganggapnya rendah karena mengira dirinya hanya anak seorang pembantu.

Bagaimanakah Amelia menyikapi semua itu?
Ataukah dia akhirnya melepas impian untuk bersama sang kekasih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Persemaian bibit padi dengan media terpal

.

Musim panen telah dua minggu berlalu. Sawah-sawah yang tadinya menguning kini kembali menghijau. Para petani mulai mempersiapkan lahan untuk masa tanam kedua.

Akan tetapi, masyarakat resah. Bibit padi yang mereka semai, sebagian rusak. Bahkan ada yang benar-benar habis dimakan tikus. Para petani kebingungan. Masa tanam terpaksa diundur karena mereka harus membuat persemaian yang baru.

Bu Sukma menghela napas panjang. Ia ikut merasa khawatir dengan keadaan ini. Padahal seharusnya sekarang masa yang paling baik untuk tanam, mumpung air masih berlimpah. Khawatirnya, jika harus menunggu semaian baru, saatnya tanam nanti pas gak ada hujan, hingga harus membayar air disel untuk penggarapan lahan. Artinya pengeluaran bertambah.

.

Amelia yang baru saja selesai mencuci baju berlari keluar saat mendengar ada suara sepeda motor berhenti di halaman rumah. Tampak olehnya Bu Sukma turun dari boncengan mang Udin. Amelia jadi berpikir, mungkin setelah ini dia harus memikirkan untuk membeli sepeda motor, agar kalau ibunya ingin ke mana-mana dia bisa mengantarkan.

Apalagi jarak dari sawah sampai ke rumah terbilang jauh. Kasihan jika Bu Sukma harus berjalan kaki setiap hari. Dia saja yang masih muda merasa capek, apalagi Bu Sukma a yang sudah tua. Namun, yang mengganggu pikirannya saat ini, kenapa Bu Sukma pulang dari sawah dengan wajah lesu.

Amelia bergegas mendekat. "Ibu kenapa?" tanya Amelia, melihat raut wajah Bu Sukma yang tidak ceria seperti biasanya. Gadis itu segera membantu Bu Sukma untuk duduk di beranda, lalu mengambilkan segelas air putih.

"Itu loh, Neng," jawab Bu Sukma setelah meminum air yang diberikan Amelia. "Bibit padi yang kita sebar numpang di sawah Pak Bayan habis dimakan tikus. Jadi, kita belum bisa segera tanam kembali."

Amelia terkejut mendengar cerita Bu Sukma. "Terus gimana Bu?" tanya Amelia, cemas.

"Ya, terpaksa harus nyebar benih lagi. Tapi masalahnya, gimana kalo nanti diserang tikus lagi?" jawab Bu Sukma bingung.

Amelia berpikir sejenak. Ia teringat dengan ilmu pertanian yang pernah dipelajarinya di kampus. Ia tahu cara membuat persemaian padi menggunakan media terpal yang lebih aman dari serangan tikus.

"Bu," ucap Amelia, dengan nada bersemangat. "Gimana kalau kita nyebar benihnya di halaman rumah saja? Kita punya terpal, kan? Yang kemarin kita pakai buat jemur gabah itu?"

Bu Sukma mengerutkan kening. "Nyebar di terpal? Memangnya bisa, Neng?" tanya Bu Sukma, bingung.

Amelia tersenyum. "Bisa, Bu," jawab Amelia. "Jadi gini Bu, kita sudah punya terpalnya. Nanti kita gelar terpal itu di halaman ini. Kita pasang rangka dari bambu atau kayu," lanjut Amelia.

Bu Sukma membayangkan seperti apa terpal itu nanti? Apa seperti kolam ikan yang lebar. Kemudian, wanita tua itu mengangguk. "Terus?"

"Abis itu, kita campur tanah sama pupuk kandang atau kompos. Perbandingannya dua banding satu. Dua bagian tanah, satu bagian pupuk. Diaduk sampe rata," jelas Amelia sambil memperagakan gerakan mengaduk dengan tangannya.

"Pupuk kandang itu yang dari kotoran bebek itu ya, Neng?" tanya Bu Sukma.

"Iya Bu, betul. Kotoran bebek juga bisa. Sama sampah daun yang udah busuk. Biar nanti tanahnya subur," jawab Amelia.

"Nah, kalo udah rata, campuran tanah tadi kita masukkan ke terpal. Tebalnya sekitar sepuluh sampe lima belas senti aja. Jangan terlalu tebel, terus diratain permukaannya," lanjut Amelia.

"Abis itu kita basahin tanahnya pake air. Pakenya alat semprot ya Bu, itu kan ada selang di keranjang depan. Jangan langsung diguyur. Nanti tanahnya malah jadi becek. Sampe lembab aja, jangan sampe ada genangan air," jelas Amelia.

"Ah, iya. Sepertinya Ibu paham dikit-dikit," sahut Bu Sukma.

"Kalau udah siap lahannya, kita sebarin benih padi secara merata di atas permukaan tanah yang udah lembab tadi. Abis gitu kita tutupin lagi pake lapisan tanah tipis. Sekitar setengah senti aja, jangan terlalu tebel. Biar benihnya tetep bisa kena sinar matahari," jelas Amelia.

"Oh gitu," sahut Bu Sukma.

"Terakhir, kita siram lagi pake alat semprot secara perlahan. Biar benihnya nggak hanyut. Terus kita jaga kelembabannya. Disiram rutin tiap pagi sama sore. Karena sekarang lagi musim hujan, kita tutupin persemaiannya pake plastik atau atau apa aja biar benihnya nggak mengambang,” jelas Amelia panjang lebar.

Bu Sukma manggut-manggut, mencoba mencerna semua penjelasan Amelia. "Kalo Ibu dengerin Neng Amel ngomong sih, kedengeran nya gampang. gampang," ucap Bu Sukma akhirnya. "Tapi, ibu masih bingung. Ibu kan gak pernah bikin gitu. Nyebar di sawah pun ibu juga minta tolong sama mang Karto."

Amelia tersenyum. "Iya Bu, gampang kok. Yang penting kita buat aja dulu tempatnya.”

(HIDUP PETANI INDONESIA 💪💪💪)

Bu Sukma mengangguk mengerti, setelah istirahat sejenak, ia pergi ke rumah mang Karto untuk meminta tolong memotong bambu yang oleh Amelia akan digunakan untuk rangka di kebun belakang. Dan, nasib baik, karena kebetulan mang Karto sedang tidak bekerja di sawah orang lain, sehingga mang Karto menyanggupi permintaan Bu Sukma.

.

"Maaf ya Mang, sudah merepotkan," ucap Amelia ketika mang Karto datang.

"Ah, nggak apa-apa Neng," jawab Mang Karto. "Malah senang bisa bantu-bantu." Tentu saja senang, Karena kan dia nanti akan mendapat upah.

Sebelum meminta mang Karta untuk memotong bambu di kebun belakang, Amelia meminta tolong mang Karto untuk membantunya meminggirkan beberapa polybag. Tempat itu yang nantinya akan dibuat sebagai tempat terpal.

Dengan cekatan, Mang Karto mulai memindahkan polybag-polybag berisi tanaman cabai, tomat, dan terong ke pinggir halaman. Ia berhati-hati agar tidak merusak tanaman.

Setelah polybag-polybag itu dipindahkan, Amelia meminta mang Karta untuk memotong dahan-dahan mangga yang terlalu rimbun, agar nantinya tempat persemaian bibit padi itu terkena sinar matahari yang cukup.

Mang Karto melihat ke arah pohon mangga yang ditunjuk oleh Amelia. Memang tampak rimbun dengan ranting-ranting yang menjuntai ke bawah.

Mang Karto mengambil gergaji yang dibawanya dan mulai memanjat pohon mangga. Dengan hati-hati, ia memangkas ranting-ranting pohon mangga yang dianggap terlalu rimbun. Melemparkan ke jalan agar tidak jatuh mengenai tanaman sayur yang ada di bawahnya. Daun-daun mangga yang dilempar bertumpuk yang nantinya akan dia bawa pulang untuk pakan kambing.

Setelah beberapa saat, Mang Karto berhasil memangkas ranting-ranting pohon mangga. Halaman rumah Bu Sukma kini tampak lebih terang dan lapang.

Amelia tersenyum puas melihat hasil kerja Mang Karto. "Wah, makasih banyak ya Mang," ucap Amelia. "Sekarang halaman ini jadi lebih terang."

"Sama-sama, Neng," jawab Mang Karto.

Bu Sukma datang dengan nampan berisi pisang goreng dan secangkir kopi, memanggil mang Karta untuk istirahat sebentar sebelum kembali bekerja.

“Oh iya, Mang. Nanti habis bikin rangka buat terpal, tolong bikinin anjang-anjang juga, ya?" pinta Amelia yang tiba-tiba saja terpikirkan untuk menanam juga labu siam.

"Siap, Neng. Pokoknya kalo Neng Amel repot apapun, cari saya aja ya, Neng. Saya selalu siap,” jawab mang Karto. Pria paruh baya yang tinggal seorang diri. Ia tidak memiliki sawah karena itu dia hanya bekerja di salah orang jika musim tanam atau musim panen. Selebihnya dia bergantung jika ada tetangga yang membutuhkan tenaganya.

1
Nar Sih
pasti di ibu tiri busun ,bisa marah bsr bila tau raka udh lamar amel ,
Supryatin 123
mendapatkan pelajaran d cerita ini sangat penting buat para petani nich.boleh.d share nich ke para petani lnjut thor 💪💪
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: semoga bermanfaat
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
sawah
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
ini mana tanda bacanya mak, tak pikir td narasi ternyata dialog amel
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
jangan salah pak-pak, tikus lobang kecil aja bisa masuk kok😜
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
kayak ada kata yg kurang, dialog bu sun
qin
Ooo.. begono ok2 Suwon Thor lanjot up😄
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: mugo2 bermanfaat.
total 1 replies
juwita
km salah pilih kawan busun Amel g akn bisa di tindas
juwita
klo nikah harus dtg org tua amel kan harus jd wali nikahnya
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: memang harus. kalo GK ada papa ya Amel. sebagai wali nanti tidak sah
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
mainkan playing victim mu, minyak sawit/Right Bah!//Right Bah!/
〈⎳ FT. Zira
yg ini meragukan.. bisa bisa langsung di depak keluar🤧🤧
〈⎳ FT. Zira
wadawww.. sat set ya Raka😏😏
Amy
emang lulusan IPB Kayaknya calon istrimu tuuuh Raka
Evy
makasih mom...dapat satu ilmu lagi....
bentar lagi nanam padi jg 🥰
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: daerah mana bund, kok baru mau tanam? kalo daerah saya rata2 udah umur 15 hari
total 2 replies
bundis
bu sundari tdk sadar diri untung bukan ibu kandung mas kades
Supryatin 123
bagus pak lurah buang jauh2 emak tirimu itu sekalian aja masukkan kedalam jurang 🤣🤣 lnjut thor 💪💪
Cindy
lanjut
ora
Mantap/Casual/
ora
Kamu salah pilih istri baru sih Pak. Juga di pikir bisa mudah apa nerima ibu baru, apalagi yang mulutnya modelan Sundari😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!