NovelToon NovelToon
Accidentally Wedding

Accidentally Wedding

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kunay

Berawal disalahpahami hendak mengakhiri hidup, kehidupan Greenindia Simon berubah layaknya Rollercoaster. Malam harinya ia masih menikmati embusan angin di sebuah tebing, menikmati hamparan bintang, siangnya dia tiba-tiba menjadi istri seorang pria asing yang baru dikenalnya.

"Daripada mengakhiri hidupmu, lebih baik kau menjadi istriku."

"Kau gila? Aku hanya sedang liburan, bukan sedang mencari suami."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kunay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyembuhan

Rex masih duduk di ruang membaca bahkan setelah sang nenek telah selesai berbicara dengannya dan meninggalkan ruangan itu untuk bersama dengan asistennya.

Rex terus memikirkan setiap ucapan wanita yang sudah merawatnya sejak kecil itu. Tuan Anderson memang tidak secara gamblang mengutarakan niatnya untuk menjodohkan dirinya dengan anaknya.

Akan tetapi, dari apa yang dibicarakan jelas kalau Tuan Anderson ingin Rex menjaga anaknya. Pertanyaannya, bagaimana dia melakukannya? sedangkan anak bungsu dari keluarga Anderson saja tidak pernah muncul di permukaan.

Berbeda dengan kakaknya yang lain. Kakak pertamanya sering muncul di berbagai sebagai seorang pebisnis yang kini tinggal di luar negeri dan kakak keduanya adalah seorang aktor papan atas sekaligus pemilik agensi yang cukup bergengsi.

“Terserah, itu bukan urusanku.”

Rex akhirnya berusaha mengenyahkan pikirannya tentang gadis yang bahkan tidak pernah ditemuinya.

Meskipun Rex sedikit merasa iba pada gadis itu karena hidupnya yang sangat berat meski hidup di keluarga kaya tapi sekarang situasinya berbeda, dirinya sudah menjadi suami seseorang.

Sial!

Tiba-tiba Rex mengumpat kesal saat mengingat kembali Green yang mengatakan bahwa pernikahan mereka sangat konyol.

Bajingan kecil satu ini memang harus mendapatkan pelajaran.

Rex menyeringai, entah apa yang dipikirkannya, ia bangkit dan pergi meninggalkan mansion, bergegas menuju perusahaan untuk membahas kembali rencana pengajuan kerja sama dengan  A.R.N Global Group.

...

The Sterling Ellison- Psychiatric Facility

Sebuah mobil taksi berhenti di depan gerbang besi tempa yang tinggi. Di balik gerbang itu, terhampar jalan setapak yang diapit oleh pohon-pohon oak tua. Di ujung jalan, berdiri bangunan batu abu-abu besar bergaya Victorian, tampak megah. Plakat kuningan di gerbang bertuliskan: THE STERLING ELLISON-PSYCHIATRIC FACILITY.

​Green dengan mata lelah dan jaket denim lusuh, turun dari taksi. Dia memeluk erat tas selempangnya.

​Lobi Sterling Ellison luas, dihiasi perabotan kulit tua dan karpet Persia tebal. Bau antiseptik bercampur dengan aroma kayu bakar yang samar. Udara terasa berat, sunyi.

​Di meja resepsionis, duduk seorang wanita paruh baya, Ms. Jenkins, dengan tatapan yang tenang namun tegas.

​Green menghampiri dan mengatakan tujuan kedatangannya secara jelas. “Saya sudah ada janji dengan dr. Ellison.”

Ms. Jenkins dengan ramah menyambut dan segera memeriksa jadwal kunjungan pasien yang sudah membuat janji temu sebelumnya.

“Betul, silakan. Anda bisa masuk.”

Ms. Jenkins mengantar Green ke ruangan dr. Ellison.

Green berjalan menaiki tangga marmer, langkahnya menimbulkan gema. Koridor Sayap Timur hening, dipenuhi potret pendiri klinik yang matanya tampak mengikuti Green.

Di sebelahnya, deretan lukisan yang dibuat oleh mereka yang sedang berjuang menempuh kesembuhan.

Ms. Jenkisn terlebih dahulu membantu mengetuk pintu dan mengizinkan Green masuk ke ruangan setelah mendapat izin dari si pemilik ruangan.

“Nona, Green, Anda sudah sampai? Silakan duduk.”

​Dr. Sinclair Ellison, seorang pria dengan rambut keperakan dan kacamata berbingkai tipis, menyambutnya dengan senyum profesional. Ruangannya nyaman, dipenuhi rak buku dan sofa cokelat yang empuk.

​Green duduk di sofa, merasakan tenggelam di dalamnya. Dr. Ellison duduk di kursi seberangnya, pena di tangan, siap menulis.

​“Ceritakan pada saya. Anda mengatakan... kesulitan berfungsi. Kapan ini mulai terasa tidak tertahankan?”

Sebelum sampai di sana, Green sudah mengirimkan setiap detail yang dialaminya melalui email supaya Dokter Ellison bisa mempelajarinya terlebih dahulu.

Dengan suara rendah dan hampir berbisik, Green mulai menceritakan setiap keluhan yang dialaminya.

“Sekitar enam bulan terakhir. Saya... saya tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Semuanya terasa datar. Rutinitas, pekerjaan... bahkan matahari terbit pun tidak memberikan warna.”

​Dr. Ellison mencatat semua di buku kecilnya, mendengarkan dengan sabar setiap kata yang diucapkan gadis di depannya. tatapannya tidak lepas sedikit pun dari wajah  cantik itu untuk melihat setiap perubahan ekspresi saat Green bercerita.

“Merasa hampa. Saya mengerti. Apakah ada kejadian pemicu? Atau ini hanya akumulasi?”

​“Akumulasi. Rasanya seperti menimbun air di gelas yang bocor. Saya terus mencoba mengisinya, terus mencoba mencari alasan untuk bahagia, tapi semuanya sia-sia. Kebocoran itu selalu lebih cepat daripada apa pun yang saya tuangkan.”

​Dr. Sinclair mencatat, tatapannya penuh perhatian.

​“Kamu juga mengatakan bahwa kamu mengalami insomnia? Seberapa sering? Dan seberapa parah?”

Green tampak berpikir, membayangkan kembali malam-malam yang selalu ia lewati dengan pikiran penuh tanpa bisa ditahan.

​“Hampir setiap malam. Dan ketika saya tidur, itu bukan istirahat. Itu... mimpi buruk yang berulang. Saya bangun lebih lelah daripada saat saya tidur.”

​Usai mencatat semua yang diampaikan Green, senyuman masih membingkai wajah dr. Ellison, ia meletakkan penanya dan menatap Green dengan intens.

“Green, dari apa yang Anda ceritakan, dan dari profil singkat Anda... sepertinya kita masih berhadapan dengan episode Depresi Mayor. Kita sudah menjalani perawatan ini sangat lama, tapi lagi dan lagi kita selalu kembali ke titik nol.”

Dr. Ellison menghela napas, sebagai dokter yang sudah bertahun-tahun menangani kondisi Green dia ikut merasakan sakitnya.

“Apakah kamu masih membencinya?” tanya dr. Ellison tiba.

Green terdiam dengan kepala tertunduk dalam sebelum menjawab.

“Aku tidak pernah membencinya.”

“Lalu... apakah kamu sudah mengingat semua kejadian malam itu?”

Green menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar tidak mengingatnya.

“Tidak pernah. Saya hanya terbangun di hari itu dan mengetahui kalau ayah saya sudah tidak ada. Dan ibu—membenciku.”

Dr. Ellison hanya membalasnya dengan senyum menenangkan. Gadis di depannya belum memiliki kesiapan untuk menceritakan penyebab lukanya, lebih tepatnya belum siap untuk berdamai dengan kondisinya. Ia masih berada di fase denial hingga dia bahkan sama sekali tidak mengingat bagaimana ayahnya mengalami kecelakaan di depan matanya.

​“Tidak masalah. Saya akan tetap membersamaimu sampai kamu siap.”

“Dokter... apakah saya bisa masuk fase kehilangan kendali? Apakah... saya harus dirawat?”

Green merasakan sesuatu yang mencengkeram erat tenggorokannya saat ia menanyakan hal itu.

“Tidak perlu... sejauh ini kamu masih bisa mengendalikan dirimu. Kita akan tetap menjalankan program yang sudah kita lakukan selam ini. Untuk kali ini kita kembali ke dosis awal.”

Green merasa lega.

“Jadi... saya tidak gila?”

“Tentu saja tidak. Anda adalah seorang wanita muda yang mengalami kelelahan emosional ekstrem. Saya akan meresepkan dosis awal antidepresan dan meminta Anda melakukan beberapa sesi terapi kognitif-perilaku dengan terapis seperti sebelumnya. Kamu wanita hebat, pasti akan bisa melewatinya.”

Green mengangguk puas dengan jawaban sang dokter. Meski dirinya tahu betul bahwa kondisinya tidak pernah mengalami peningkatan sejak tiga tahun yang lalu tapi Green beruntung masih bisa menjalaninya sampai hari ini.

​Dr. Ellison memberikan Green sebuah kartu dan kertas resep.

“Kita akan bertemu lagi minggu depan, Green. Ingat, proses penyembuhan membutuhkan waktu dan kejujuran. Anda sudah membuat langkah yang paling sulit hari ini.”

​“Terima kasih, Dokter. Dan maaf kalau saya selalu menyusahkan Anda.”

“Kamu tidak menyusahkan. Kamu adalah gadis yang hebat. Tolong jangan menyerah. Kalau semuanya sudah sangat berat, kamu bisa segera menemuiku secepatnya.”

Green mengangguk sebelum pergi dia kembali mengucapkan terima kasih. Dr. Ellison saat ini sudah seperti malaikat baginya. Dialah satu-satunya orang yang tahu bagaimana kondisinya dan ... mungkin ayahnya jadi yang kedua. Tapi sayangnya sekarang dia sudah tidak ada lagi.

​Green kembali ke lobi. Wajahnya sedikit pucat, tetapi ada ketegangan yang hilang dari bahunya. Ms. Jenkins memberinya kartu janji baru.

“Janji Anda untuk minggu depan sudah dikonfirmasi. Semoga hari Anda menyenangkan, Nona Green.”

​Green berjalan keluar gerbang. Mobil taksi ternyata masih menunggu.

​Saat dia membuka pintu taksi, dia melihat ke belakang, ke arah bangunan Sterling Ellison yang megah dan sunyi itu. Kali ini, bangunan itu tidak lagi tampak suram, melainkan seperti mercusuar yang baru saja dia putuskan untuk didekati.

​Dia masuk ke taksi.

 

1
BCuan
maksa kali, Rex🤣🤣🤣
Fera Susanti
kasian juga green..
Fera Susanti
iya peluk aja yg erat biar ga kabur..😁
Fera Susanti
sampe part ini blm terbongkar kan alasan green sampe menjauh dr keluarga nya??..
Fera Susanti
ayo cepat terbongkar nona muda Anderson
hasatsk
greenidia belum menerima pernikahannya dengan Rex, sementara Rex menganggap pernikahannya tidak bisa di sebut konyol karena sudah tercatat secara agama dan catatan sipil ..
Fera Susanti
masih meraba raba..
hasatsk
Haha...Rex kena juga dikerjain greenidia....
Fera Susanti
apa???..🤭
Fera Susanti
teka teki silang
hasatsk
jadi greenidia keluar dari rumahnya karena disalahkan oleh ibunya atas kematian ayahnya......
hasatsk
mungkinkah itu Rex?
Fera Susanti
iiih siapa dia??
hasatsk
mau mengerjain eh malah dikerjain🤣🤣🤣
Fera Susanti
😁
hasatsk
haha..kamu kena jebakan Rex lagi, greenidia.....
hasatsk
kau benar, pada akhirnya akulah yang tertipu...haha
malam pertama Rex jadi merawat greenidia....
Fera Susanti
up
hasatsk
mulai terkuak .....
Fera Susanti
masih meraba raba..
semangat trs Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!