Adakalanya Dunia Lain Telah Damai

Sekali lagi, mungkin aku bermimpi, telah menjadi pemimpin tim investigasi untuk kota Altarus. 

Soalnya menjadi pemimpin dibutuhkan skill berpikir yang cermat.

Anggota yang tersisa saat ini hanya lima orang.

Aku akan berpetualang bersama Fang, Roy, Nicki & Belle dalam mengarungi pulau Forest Capricio, guna mencari penyebaran pil kultivasi yang sangat tidak terkendali.

Kami berpisah dengan komandan dan tiga orang tersisa dari tim kami, guna mengantarnya kembali ke benua Seahealt.

Kemudian aku dengan semua bawahanku pergi saling bertukar pandang.

Aku sebagai pemimpin berkata, "kita cari penginapan saja... atau pergi dari kota ini?"

Belle berkata, "sekarang kita mau apa ya?"

Aku sebagai pemimpin punya ide, "bagaimana kalau kita menonton Augusta bertanding... bukankah ini hari finalnya."

Kami semua setuju, karena mungkin kami menyukai sesuatu yang berkaitan skill bela diri.

Sekarang bangku penonton telah penuh.

Augusta dengan manajemennya ternyata menunggu kami.

Gadis itu berkata, "Sudah lama saya menunggu kalian semua, mari masuk ke bangku khusus di bagian depan."

Ini cukup bagus menurutku, "baiklah... Dan pesanku satu untukmu, tampilkan yang terbaik."

Dia mengangguk, terlihat seperti orang yang percaya diri di depan kami semua.

"Semoga kau menang." Itu ucap Belle.

Augusta pergi dengan percaya diri.

Sementara itu kami mencari tempat duduk, dan ada suguhan jagung bakar yang enak, menteganya sangat begitu pedas.

Aku memberi jangung itu ke temanku yang memiliki rambut acak-acakan.

Roy berkata, "anda tidak suka jagung bakar?" 

"Aku tidak ingin makan yang pedas-pedas."

"Oh, kalau begitu... terima kasih."

Semuanya kemudian bersorak ketika lonceng berbunyi, menandakan duel akan di mulai.

Gadis itu dengan pedangnya telah menghantam seorang wanita dengan busana tertutup.

Aku tidak bisa melihat wajah lawannya yang tertutup kain hitam.

Tapi lawannya ini sangat memiliki gaya bertarung seorang ninja, dan punya cara yang unik menggunakan dua pedang sependek pergelangan tangan itu.

Tapi sebenarnya Augusta bukanlah sosok yang takut dengan luka.

Dia terlihat lincah meski menggunakan pedang yang berat.

Bahkan saat aku membawa pedang itu, rasa nyeri di bahuku masih terasa, lain kali jika aku membawa pedangnya, maka aku akan berpikir dua kali.

Sepertinya lawannya mendapatkan celah, tetapi Augusta mencari celah untuk menyerang.

Dia menghantamkan bagian tumpul dari pedangnya itu, cukup untuk membuat lawannya cedera hingga roboh.

"Yeah." Aku yakin dia menang.

Wasit telah memutuskan Augusta sebagai pemenang dalam pertarungan ini.

Gadis ini telah mendapat gelar gladiator terbaik di musim ini.

Kami berlari ke tengah lapangan, untuk menari-nari merayakan kemenangan Augusta.

Justru kami seperti orang yang mendukung Augusta sejak lama.

Beruntungnya kami tidak menghabisi semua orang yang membantunya, pada akhirnya kami menyatu.

Aku duduk kembali ke bangku.

Dia terlihat ceria tanpa celah.

"Pertama-tama saya akan mengucapkan terima kasih untuk semua orang yang membantu saya untuk bisa ke tingkat ini, terlebih khusus para tim investigasi kota Altarus... Karena mereka telah menyelamatkan saya dari sisi kegelapan."

Semuanya bertepuk tangan untuk merayakan kemenangannya.

Setelah kemenangan Augusta, kami memutuskan untuk hilang dari kerumunan penonton.

Acara penghargaan itu bukanlah milik kami, namun hanya untuk dirinya yang telah lepas dari ketergantungan pil pembangkit Qi, dan berhasil menemukan kekuatan dalam dirinya sendiri.

Namun dengan petunjuk yang masih sedikit untuk menghentikan penyebaran pil itu, "apakah kita bisa berhasil?"

Semua teman-temanku ada yang tersentak, "apa boleh buat?" Fang mengutarakan semuanya.

"Hal yang kita lihat bukan sebuah petunjuk... melainkan perjuangan seorang gadis yang telah berhasil menemukan jati diri."

"Mungkin kau benar," ucapku untuk setuju dengan perkataan itu... "tapi apakah kau yakin? Kalau aku sendiri menemukan satu petunjuk yang mungkin harus diperjelas."

Roy bertanya, "apa itu?" 

"Aku melihat logo yang sangat familiar ketika menyerang para pengedar, apakah sekte awan merah masih aktif sampai sekarang?" 

Dalam pertanyaanku tidak ada orang yang menjawab.

Tapi mereka berekspresi bahwa aku benar.

Orang yang merespon lebih dulu adalah Nicki, dia mengatakan bahwa, "mungkin anda benar... soalnya kua melihat logo itu di gagang pedang mereka."

Belle merespon, "aku yakin... itu mereka."

Bahkan keberadaan dari sekte awan merah dibenarkan oleh Roy dan Fang.

Kami telah berhenti di tengah kota yang ada menara simpang empat.

Kota ini begitu tenang, hanya ada pejalan kaki yang lewat di sini.

Aku merasa lapar, "bagaimana kalau kita pergi ke warung itu."

Saat aku menunjuk warung pinggir jalan itu, seketika ada sesuatu yang aneh.

Ruang dimensi menjadi gelap.

Gerakan semua orang terasa lambat.

Bahkan diriku terasa tidak bisa mengucapkan sesuatu.

'Ah, apa yang terjadi?'

Seketika ledakan besar terjadi.

Ada sebuah bola layaknya komet meledak di atas langit Forest Capricio, yaitu kota ini.

Dan itu adalah wabah yang tak pernah aku duga.

Solus telah bangkit, mengubah dimensi dan ruang waktu menjadi kacau.

Sejarah dan masa depan tidak akan tercipta.

Ini mirip seperti Dungeon ruang ilusi di masa lalu, aku pernah melawan naga di dalam dimensi itu, namun tidak hanya seorang diri.

Dan ini wabah yang sama dengan skala yang besar.

Masa lalu dan masa depan telah menjadi satu.

Aku menyadari bahwa ada pedang besar di punggungku.

Pedang yang dulu pernah aku gunakan telah ada.

Keriput di tanganku ini telah berkurang.

Kulitku telah menjadi agak sedikit lebih putih.

Aku telah menjadi muda.

Dan semua yang ada di sekelilingku telah mengalami hal yang sama, yaitu penyatuan properti masa lalu dan masa depan.

Namun untungnya... kesadaran kami tidak hilang.

Belle sebagai orang yang tidak pernah belajar tentang wabah dunia ini, dia kemudian bertanya, "apa yang terjadi... dan kenapa sekarang kita menjadi muda dan seperti memiliki kekuatan lagi?"

Aku sebagai pemimin mengetahui hal ini. "Ini adalah wabah solus... masa lalu dan masa depan menjadi satu, sehingga kita memiliki kemampuan sewaktu kita masih muda."

Seketika warga kota telah diserang oleh monster-monster dengan sosok yang aneh.