Seorang anak mahasiswa yang sangat miskin mendapatkan kekayaan yang sangat mencengangkan. Kehidupannya menemui banyak rintangan dalam kehidupan sehari harinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Faqih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Membeli 5 unit Pesawat Pribadi
Efek dari penukaran point membuat wajah Faqih semakin tampan dan cerah. Tubuhnya semakin kuat dan bidang dadanya sispek seperti roti tersusun rapi.
Poin yang ada saat ini, dia simpan untuk keperluan lainnya jika di perlukan secara mendesak.
Sedangkan di kamar Dimas, dia bercerita sangat antusias bersama teman di group. Dimas berkata, "Pembeli bukan orang sembarangan, Saya baru saja berbicara panjang lebar. Sepertinya dia dari keluarga tersembunyi memiliki harta ribuan Triliun. Begitu banyak aset yang di milikinya. Itupun yang dia sebutkan, belum yang lainnya.
Salah seorang teman groupnya bernama Nathan, keluarga yang sangat mengerikan. Kita harus membangun pertemanan dengannya. Sudah pasti bukan hanya keuntungan di dapatkan, akan tetapi banyak aspek yang di dapatkan.
Semua teman teman Dimas bersemangat ingin berjumpa dengan Faqih.
Dimas mematikan panggilan group. Tatapannya penuh arti dan penuh semangat. Dia bergumam, saya sangat beruntung mengenal Faqih yang kaya raya dan rendah hati.
*****
Keesokan harinya, di pagi hari yang cerah. Pintu kamar Faqih di ketuk oleh seseorang.
Faqih membukanya, ternyata yang berdiri di depan kamarnya Dimas yang ingin berpamitan untuk berangkat ke Kota Surabi.
Selamat pagi Dek Faqih, tegur Dimas yang sedang memegang sebuah tas koper kecil.
Pagi kak Dimas, jawab Faqih dengan santun.
Dimas melanjutkan berkata, "Saya ingin berpamitan untuk berangkat ke Kota Surabi".
Faqih tersenyum melihat Dimas yang begitu menghormatinya. Faqih mengangguk pelan dan berkata iya Kak Dimas. Hati hati di jalan.
Sebelum Dimas ingin menyalaminya, Faqih berkata, "Ada hal yang ingin saya sampaikan".
Soal apa dek!. Jawab Dimas.
Ahh, bukan hal serius Kak. Saya hanya ingin bertanya, apa Kak Dimas punya jaringan luas. Ada sesuatu yang ingin saya beli tapi saya butuh bantuan Kak Dimas.
Dimas menatap lekat Faqih, lalu berkata, " Semacam apa dek Faqih yang ingin di beli ?". Dimas balik bertanya.
Dimas diam sejenak lalu berkata, "Saya ingin membeli sebuah pulau kecil yang bisa di bangun landasan pesawat dan membeli 5 unit pesawat pribadi. Soal dana Kak Dimas tidak perlu khawatir.
Seketika Dimas tercengang. Wajahnya berubah kaget. Ini orang mau beli pulau dan pesawat hanya seperti membeli mainan anak anak.
Dimas berkata, "Apa Faqih serius ingin membelinya ?".
Iya kak, saya serius. Jawab Faqih
Dimas berkata, "Saya punya relasi untuk hal seperti itu". Saya akan membantu mempertemukan kalian.
Faqih sangat antusias, lalu berucap, "Terima kasih atas bantuannya Kak Dimas".
Kamu jangan sungkan, Tutur Dimas. Kita sudah seperti keluarga sendiri.
Faqih mengangguk memahami maksud Dimas.
Satu lagi Kak. Saya membutuhkan 10 Helikopter dengan 2 jenis berbeda untuk di tempatkan di beberapa Kota besar, termasuk Kota pusat Negara Jakarin dan kota kota Besar lainnya.
Untuk penempatan helikopter tersebut. Saya akan mencari sendiri lokasi yang tepat untuk pendaratannya.
Dimas semakin tercengang mendengar perkataan Faqih yang blak blakan berbicara ingin membeli semua yang dia katakan.
Baik, baik adek Faqih. Saya akan membantu mencarikannya. Ucap penuh semangat Dimas. Dia sudah tahu kalau dirinya akan mendapatkan keuntungan besar.
Saya akan secepatnya menghubungi adek Faqih dalam waktu dekat. Kalau begitu saya permisi dulu.
Kalau begitu saya pamit. Tunggu kabarku setelah saya di Kota Surabi.
Baik Kak Dimas. Saya tunggu kabar baiknya. Setelah meninggalkan Hotel Bintang Permata. Selama di perjalanan pulang ke Kota Surabi, Dimas menghubungi beberapa koneksinya untuk mencari pulau yang mau di jual. Untuk penjualan pesawat pribadi ada beberapa tipe yang di tawarkan.
Pukul 10:30 Kota Surabi yang padat akan kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. Banyak terjadi kemacetan di sebabkan lonjakan kendaraan yang tidak terkendali.
Seorang pria paruh baya yang duduk di atas mobil Alphard berbicara dengan seorang pria yang berusia 35 tahun.
Kini Saham Pak Athan telah jatuh. Yang tertinggal yang di milikinya tinggal perusahaan pengolahan biji besi yang lumayan besar. Jika perusahaan itu jatuh, maka secara total Pak Athan akan hancur. Tidak ada yang dapat membantunya.
Pria paruh baya itu bernama Alexander Graham. Dia seorang blasteran dengan dua negara berbeda.
Apa perlu saya menambahkan kejatuhan perusahaan Athan ? Ucap seorang pemuda bernama Riko.
Jangan. Tutur Athan
Kita memerlukan dia untuk saat ini. Setelah dia meringkuk memohon bantuanku. Baru kamu bisa bergerak menjatuhkannya.