Ibunya adalah pelayan di istana kekaisaran. Karena itu, Guang Shen tidak diperbolehkan berlatih beladiri. Sejak bayi, dantiannya disegel oleh kaisar Tian Tang.
Saat usianya genap 15 tahun, 4 roh dewa suci menghancurkan segel dantiannya. Empat roh dewa suci adalah roh spiritual langka. Kebangkitan itu membuat Kaisar murka. Ia dicambuk berkali-kali hingga mati. Lalu mayatnya dibuang ke lembah kematian.
Di lembah kematian, ia bertemu dengan ayahnya, seorang kaisar dewa. Sayangnya, nasib buruk terus membayanginya. Demi ibunya, ia terpaksa menjaga gerbang dewa selama 100 tahun.
Setelah 100 tahun, ia kembali dengan dendam yang membara. Dalam hati, ia bertekad untuk membalas rasa sakitnya kepada keturunan kaisar Huang. Satu per satu, keturunan dari orang-orang yang dulu menyakitinya akan dihabisi tanpa belas kasihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jusman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18 Samudra Kehampaan
"Di mana ini?"
Sosok dengan tubuh retak melihat sekelilingnya. Sejauh mata memandang, hanya ada ruang gelap yang sangat luas. Tak jauh darinya, terdapat pusaran berwarna abu-abu. Sayangnya tubuhnya yang lemah membuatnya tak bisa bergerak.
"Halo, ada orang?" teriaknya.
Suara memantul dan terus terdengar. Hal itu menandakan bahwa di tempat itu hanya dirinya seorang. Meski begitu, ia terus berteriak untuk memastikan apakah di sana ada orang lain atau tidak ada.
"Benar-benar tidak ada orang!" ucapnya.
"Kau berada di samudra kehampaan!"
Suara seseorang membuat terkejut. Ia berusaha menggerakkan tangan dan kakinya, tapi tetap saja tidak bisa. Tubuhnya seolah terkunci dan tak bisa digerakkan selamanya.
"Samudra kehampaan? Kenapa aku ada di sini?" tanyanya.
"Kamu sudah mati, tapi karena suatu hal, kau terjebak di sini," jawab sosok misterius itu.
"Bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari sini?"
Hening, sosok misterius itu tak menjawab. Untuk pertama kalinya, ia menyerah pada keadaan. Di sana, tak ada yang bisa dilakukannya selain diam dan melihat kehampaan yang tak berujung.
"Beritahu padaku, bagaimana cara keluar dari sini?" teriaknya.
Lagi-lagi, tak ada jawaban. Suara yang tadi didengarnya seolah hanyalah halusinasi. Ruang hampa yang tak terbatas itu membuatnya menyerah. Menurutnya, meski mencari seumur hidup, ia tidak akan menemukan jalan keluar.
"Ibu, maaf, sepertinya aku tidak akan kembali," gumamnya dengan kepala menunduk.
"Bocah, jangan menyerah dulu! Kalau kamu menyerah, jalan keluar tidak akan pernah ada," suara misterius itu kembali terdengar.
"Lalu, bagaimana caranya aku mencari jalan keluarnya? Bergerak saja tidak bisa," ujarnya dengan kesal.
"Jika otakmu berfungsi, kamu akan mendapatkan petunjuk. Kalau otakmu tidur, tempat ini akan mengurungmu selamanya," jelas suara misterius tersebut.
Guang Shen tak lagi bertanya. Ia melihat sekelilingnya sembari memikirkan jalan keluar. Sayangnya retakan di sekujur tubuhnya membuatnya tak bisa bergerak.
"Aku harus memulihkan tubuhku!"
Meski tak bisa bergerak, tapi tetap saja ia mencoba menyerap energi di sana. Energi yang diserap itu memulihkan tubuhnya. Bukan hanya retakan yang hilang, tubuhnya yang kaku sudah bisa digerakkan.
Setelah tubuhnya bisa digerakkan, ia menghampiri pusaran abu-abu yang ada di sana. Karena penasaran, pusaran tersebut langsung diserapnya.
"Tubuh peri, elemen alam, tubuh dewa, dan tubuh abadi disatukan. Benar-benar jenius. Wahai dunia, sambutlah pemilik kekuatan kehampaan sejati!" Suara misterius itu terdengar.
Di sisi lain, elemen api, tanah, air, angin, petir, cahaya, kegelapan, dan elemen kayu menyatu dengan pusaran kehampaan. Meski sudah disatukan, kehampaan mengambil bentuk api.
"Api kehampaan, api samudra, api petir, api bumi, api kekacauan (angin), api cahaya, api kegelapan, api kehancuran (api yang berkobar-kobar atau gabungan dari api dan kayu) dan terakhir inti kehampaan," sosok misterius itu menguraikan kekuatan hampa milik Guang Shen.
"Karena kamu membentuk api, maka aku akan memberimu gelar kaisar naga!" lanjutnya.
"Kaisar Naga, penguasa api tertinggi!" ucapnya sebelum menghilang.
...****************...
"Di mana lagi ini?" Guang Shen yang baru saja menyelesaikan kultivasinya kaget saat melihat sekelilingnya. Masih di kehampaan, tapi di sana ada awan abu-abu dan garis-garis cahaya.
"Tidak boleh, aku tidak boleh terjebak di sini!" Guang Shen menggunakan kekuatannya untuk menyerang, tapi yang keluar adalah kobaran api putih keperakan.
"Seharusnya yang keluar cahaya bukan api!" ujarnya.
Ia kembali mengeluarkan elemen lain. Sama seperti sebelumnya, yang keluar adalah kobaran api. Api yang dikeluarkan pun sangat bervariasi. Ada api biru yang dikelilingi es, api yang mengeluarkan petir, dan lain-lain. Semua itu membuatnya bingung.
"Biar kamu tidak bingung, aku akan memberitahumu. Samudra kehampaan mengubah kekuatan orang yang menyerapnya. Karena api adalah elemen turunanmu, maka kehampaan yang kamu serap membentuk api," jelas suara misterius itu lagi.
"Bukan hanya itu, 4 roh spiritmu juga bermutasi. Kura-kura, harimau, dan phoeniks, dan naga menyatu dan membentuk inti kehampaan," lanjutnya.
"Kalau begitu, tunjukkan jalan keluar dari sini!"
Buuuukkk
Satu pukulan membuat kepalanya bertambah. Kini, ia memiliki dua kepala, satu besar dan yang satunya lagi sebesar kepalan tangan.
"Bocah, aku menjelaskan semuanya, tapi kamu menanyakan hal lain! Sepertinya kamu harus diberi pelajaran!" kesal sosok misterius itu.
"Bocah, sebelum keluar, latihlah kekuatan kehampaan. Jangan sampai kamu mati dua kali."
Dari suaranya, sosok misterius itu sangat kesal. Meski begitu, orang yang membuatnya kesal tidak merasa bersalah, justru si pelaku hanya duduk santai sembari memainkan awan kehampaan.
"Bocah sialan!"
Untuk kesekian kalinya, dirinya dibuat kesal oleh Guang Shen. Dengan terpaksa, ia menunjukkan wujud aslinya. Semua kekesalannya dilampiaskan kepada pemuda di depannya. Setelah puas, sosok misterius itu menghilang lagi.
"Baiklah, aku akan latihan orang tua aneh!"
Guang Shen bangkit dan mulai berlatih. Di tengah awan kehampaan, ia menyesuaikan teknik bertarung miliknya dengan kekuatan baru yang disebutnya elemen kehampaan.
Setelah sekian lama berlatih, awan ditempat itu berkurang. Ruang disekitarnya retak dan sebuah lubang hitam muncul dan menghisapnya.
"Kuharap kamu tidak mati lagi!" teriak sosok itu. Ia lega karena orang yang selama ini membuatnya kesal sudah pergi.
"Tempat selanjutnya, jiwa kehampaan. Sebelum meninggalkan samudra kehampaan, jiwamu harus ditempa lebih dulu!"
Dengan berat hati, sosok misterius itu turun ke jiwa kehampaan. Tempat itu adalah batas antara samudra kehampaan dengan alam kehidupan. Agar Guang Shen tak membuatnya kesal, ia berubah menjadi pusaran kehampaan yang mengeluarkan tekanan kuat.
"Bocah, kalau jiwamu tidak bisa menyatu dengan kehampaan, kamu akan terjebak di sini selamanya!" suara menggelegar mengguncang tempat itu.
"Aku tidak akan terjebak di sini!"
Guang Shen mengabaikan semuanya. Ia duduk bersila dan membiarkan kekuatan kehampaan menempa jiwanya. Selama proses penempaan jiwa, tak ada suara atau teriakan kesakitan yang terdengar.
"Aku lupa satu hal. Roda reinkarnasi lebih menyakitkan dari menempa jiwa," ucapnya.
"Karena kebodohanku, aku terjebak di sini selamanya. Tubuhku menolak kehampaan, jadi, aku tidak bisa meninggalkan tempat ini," ucap sosok misterius itu.
Sosok berwujud pria setengah baya itu menunduk sedih. Ia mengamati tubuhnya yang transparan. "Bahkan yang aku pun hanyalah kesadaran yang terikat di kehampaan."
Setelah beberapa lama, jiwa Guang Shen berubah menjadi abu-abu. Secara bertahap, jiwanya berubah menjadi hitam, kemudian putih, emas, lalu kembali menjadi abu-abu.
"Semuanya kamu selesaikan dengan cepat. Tiga tahun lalu, tubuhmu ditemukan oleh seseorang. Ingat, jangan mati sebelum menyelesaikan tugasmu!"
Sebelum Guang Shen mengatakan sesuatu, pria itu mendorongnya ke pusaran jiwa. Dari kejauhan, ia tersenyum saat melihat pusaran tersebut perlahan-lahan mulai menghilang.
"Terlambat sehari saja, jiwa lain akan mengambil alih tubuhmu!" ucap pria itu.
********
Tubuh seorang pemuda yang terbaring selama 3 tahun bersinar. Luka di sekujur tubuhnya, jalur meridian, dan dantian yang terkunci terbuka. Bukan hanya itu, kultivasinya meningkat ke ranah master.
"Sial, selama ini siapa yang mengendalikan tubuhku?" tanya Guang Shen yang baru saja bangun.
"Saat kau memasuki jiwa kehampaan, tubuhmu terlempar ke alam kehidupan. Yang mengendalikan tubuhmu adalah kesadaran dan pecahan jiwamu sendiri." Suara seseorang menggema di telinga.
"Satu pertanyaan lagi, berapa lama tubuhku berada di dunia ini?" tanya Guang Shen.
"Kurang lebih 16 tahun. Prosesnya dimulai dari usia satu tahun. Dan sekarang usiamu 17 tahun," jawab suara tanpa wujud.
"Sebelum samudra kehampaan terkunci, aku akan memberitahumu satu hal. Kamu berada di samudra kehampaan selama 500 tahun. Saat ini, kau berada di klan Guang cabang utara," jelas suara itu. Setelah itu, garis-garis cahaya muncul dan mengunci kehampaan.