Tiga orang remaja yang merupakan kembar tiga bersekolah di Smith internasional school. Mereka bukan manusia biasa tapi tiga kembar yang memiliki Indra keenam dan mampu melawan para makluk halus dengan kemampuan mereka.
Bisakah mereka menolong banyak orang dengan kemampuan mereka itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beban Zaki
Proses autopsi selesai dan hasilnya mungkin akan memerlukan waktu cukup lama, jasad Virna sudah di pulangkan ke Bandung sedangkan jasad Arumi di makamkan di pemakaman umum dekat tempat tinggalnya.
Bukan hanya Zeta yang menghadiri pemakaman Arumi, banyak teman temannya dan juga para guru yang turut hadir di pemakaman, kecuali Zaki yang berangkat ke Bandung sebagai perwakilan sekolah untuk menyampaikan belasungkawa pada keluarga Virna.
"Saya selaku perwakilan dari Smith internasional school ingin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Arumi, ini semua adalah tanggung jawab kami selalu pemilik sekolah dan kami siap bertanggung jawab, jika anda mau melaporkan sekolah kami pada pihak berwajib" Ungkap Abrahan saat proses pemakaman sudah selesai.
"Saya tidak bisa melakukan itu pak, ini murni kesalahan dari anak anak kami, kami menyadari itu dan tidak akan menuntut pihak sekolah, apalagi pelaku dan orang yang membantunya sudah di tangkap dengan bantuan pihak sekolah juga" jawab ayah dari Arumi.
"Saya akan pastikan pelaku akan di hukum berat, tentunya dengan keterangan dari anda sebagai saksi juga Zeta, kamu harus menyampaikan kesaksian kamu ke kantor polisi" ucap Abraham
"Baik pak, saya juga siap bertanggung jawab, meski saya juga harus di penjara" jawab Zeta pasrah
"Kamu tidak akan di penjara, karena kamu juga korban disini, dengan kamu berusaha untuk menolong dua korban, itu membuktikan kalau kamu tidak bersalah, hanya saja kamu harus belajar bersikap lebih baik lagi, jangan sampai kamu mengulangi kesalahan kamu lagi" ungkap James
"Baik pak" jawab Zeta
"Saya akan pastikan, anak saya akan berubah saat tahun depan dia bisa bersekolah lagi" jawab ibu Zeta
"Aamiin" ucap semuanya
"Kalau kamu tidak malu, kamu juga masih bisa bersekolah, kami tidak akan mempermasalahkan kondisi kamu yang sedang hamil" ucap Abraham
"Tidak pak, saya ingin konsentrasi pada mental saya dulu, saya ingin jadi orang yang baru saat saya masuk sekolah nanti" jawab Zeta
"Terserah kamu saja, sekolah kami akan selalu terbuka untuk semua orang" jawab Abraham.
Hari sudah beranjak sore, dan mereka pamit untuk pulang ke rumah masing masing
**********
Di rumah Abraham.
"Opa, apa orang yang membunuh dua murid di sekolah Opa sudah di periksa?" Tanya Zaira adik dari Zaki
"Sudah, tapi setelah kepalanya terbentur tembok saat penangkapan, dia sepertinya jadi depresi, selalu tertawa sendiri dan kadang juga menangis histeris" jawab Abraham, Kakek dari Zaki
"Kenapa tidak di biarkan saja dia di tempat dia membuang jasad jasad itu, supaya dia tahu apa yang di rasakan dua murid yang dia bunuh" gerutu Zaira
"Kamu sedang hamil, jangan bicara sembarangan apalagi berkata sadis Seperti itu" ucap Nathan menjewer telinga Zaira sang istri.
Nathan dan Zaira menikah setelah Zaira lulus sekolah SMA , satu tahun setelah pernikahan Jenima dan Miqdam, mereka juga pindah ke rumah Abraham atas permintaan Abraham karena rumah itu sudah di berikan pada Zaira dan Nathan, dan sekarang Zaira sedang hamil empat bulan, anak pertama mereka.
"Iya, kamu harus berkata yang baik baik Ira" ungkap Medina
"Malas Oma, kalau dengar orang seperti itu tuh, Zaira selalu ingin mengumpat dan ingin bawa mereka ke kandang anak anak si meong" jawab Zaira
"Kamu ini, kapan akan berubahnya, ini juga gara gara Kamu yah, ini didikan kamu" gerutu Medina
"Zaira itu sudah benar Bu, dia memang keturunanku yang terbaik setelah Zaki" jawab Abraham.
"Terus anak anaknya David, apa kamu lupa dengan mereka?" Tanya Medina
"Tentu saja mereka juga keturunanku yang terbaik, hanya saja mereka terlalu baik karena di racuni kiai Sofyan" jawab Abraham terkekeh
"Itu karena Kiai Sofyan mengajarkan kebaikan, bukan seperti kamu, mengajarkan keburukan" balas Medina
"Zaira baik Oma, iya kan sayang?" Tanya Zaira
"Iya kamu yang terbaik" jawab Nathan mengecup bibir Zaira
"Tuh lihat, anak pesantren ibu juga Sekarang ketularan kamu yah, main nyosor saja nggak tahu malu" gerutu Medina
"Hahaha... Itu sebabnya aku menandai dia dulu Bu, dia pasangan yang cocok untuk Zaira" jawab Abraham memeluk Medina.
Di rumah keluarga Adiwinata.
Tok.tok.tok.
"Masuk"
Ceklek.
"Kak, Juna pinjam buku kamus bahasa inggris" ucap Arjuna mengintip di balik pintu
"Memangnya punya Juna kemana?" Tanya Niandra.
"Di pinjam Cinta" jawab Arjuna
"Ambil di rak bawah itu" jawab Niandra
Arjuna masuk, dan mengambil buku yang dia maksud sambil matanya terus mengintip Niandra yang sedang bertukar pesan dengan seseorang.
"Sudah sana" ucap Niandra melirik sinis Arjuna
"Itu kuenya nggak di makan kak?" Tanya Arjuna cengengesan
"Ini punya kakak, nih kamu satu saja" jawab Niandra memberikan satu potong kue strawberry miliknya.
"Terima kasih kak, sepertinya tadi yang bawa kue ini Abang Khalid deh" ledek Arjuna mengambil strawberry Niandra dan berlari keluar kamar Niandra.
"Arjuna nakal!" Teriak Niandra
Bruk.
"Aduh kueku!"
Keluh Arjuna karena buku, kue dan strawberry yang dia pegang malah jatuh berserakan di lantai setelah menabrak Yudhistira.
"Kalau jalan itu lihat lihat Juna, jadi jatuh semua kan"
"Untung saja kue kamu masih dalam kemasan, jadi masih bisa di makan" ucap Yudhistira
"Ini kue dari kak Nia bang, di kasih Abang Khalid" jawab Arjuna
"Pantas saja dia sejak Ashar diam di kamar, biasanya ikut nonton televisi dengan yang lain" ucap Yudhistira.
"Abang nggak marah?" Tanya Arjuna
"Marah juga buat apa, Khalid juga anak yang baik" jawab Yudhistira Santai
"Alasan, bilang saja Abang juga takut kalau nggak boleh dekat dekat kak Ola" ejek Arjuna
"Kamu bilang apa?" Tanya Yudhistira
"Itu... Emhh.. kak Ola katanya mau coklat yang di mini market depan" jawab Arjuna
"Begitu ya, kamu mau juga nggak? Abang akan belikan buat kamu" tanya Yudhistira
"Kalau Juna mah, apa aja yang Abang belikan pasti Juna makan" jawab Arjuna tersenyum manis.
"Kalau begitu kamu tunggu disini, Abang mau ke mini market sebentar, beli bakso juga untuk mama dan Oma" ucap Yudhistira
"Iya Abangkuh" jawab Arjuna
Setelah Yudhistira pergi, Arjuna masuk kembali ke kamarnya dan mengerjakan tugas sekolahnya sambil memakan kue pemberian Niandra.
Malam itu semua orang merasa bahagia karena masalah di sekolah sudah selesai, tapi tidak dengan satu orang yang terus gelisah dalam tidurnya.
Dia adalah Kalingga yang punya kemampuan sama dengan dua Angkasa Aurora, hanya saja dia punya sosok pelindung turun temurun yang berasal dari leluhurnya, sosok nenek tua bernama Sutinah.
"Kamu kenapa?" Tanya Zhafran sang suami karena Kalingga terus tak tenang dalam tidurnya
"Perasaanku nggak enak, aku merasa akan terjadi sesuatu pada Delisha" jawab Kalingga
"Apa yang kamu rasakan?" Tanya Zhafran
"Sedih dan takut" jawab Kalingga
"Kamu mungkin terlalu banyak berpikir, kamu terus saja meminta Tante Sari untuk merestui Delisha jadi istri keduaku, jangan lakukan itu, kita berdua sudah cukup" bujuk Zhafran yang sekarang sudah bersikap lebih dewasa.
"Tapi aku juga ingin menggendong anak kamu sayang" ungkap Kalingga
"Ada Zaidan dan Zainab adik kita, mereka juga kan kamu yang asuh sejak kecil" jawab Zhafran
"Anaknya Naren dan Aira juga dekat dengan kamu" ucap Zhafran lagi
"Tapi tetap saja, mereka akan kembali ke orang tua asli mereka Zhafran" jawab Kalingga membuat Zhafran tidak bisa menghiburnya lagi.
moga karyamu yang ini juga luar biasa ya thorr🤲
semangaat🤭