NovelToon NovelToon
Nuha Istri Tersayang

Nuha Istri Tersayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Identitas Tersembunyi / Pelakor / Romansa / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

Menikah? Yeah!
Berumah tangga? Nanti dulu.

Begitulah kisah Inara Nuha (21 tahun) dan Rui Naru (25 tahun). Setelah malam pertama pernikahan mereka, kedatangan Soora Naomi mengguncang segalanya. Menghancurkan ketenangan dan kepercayaan di hati Nuha.

Amarah dan luka yang tak tertahankan membuat gadis itu mengalami amnesia selektif. Ia melupakan segalanya tentang Naru dan Naomi.

Nama, kenangan, bahkan rasa cinta yang dulu begitu kuat semuanya lenyap, tersapu bersama rasa sakit yang mendalam.

Kini, Nuha berjuang menata hidupnya kembali, mengejar studi dan impiannya. Sementara Naru, di sisi ia harus memperjuangkan cintanya kembali, ia harus bekerja keras membangun istana surga impikan meski sang ratu telah melupakan dirinya.

Mampukah cinta yang patah itu bertaut kembali?
Ataukah takdir justru membawa mereka ke arah yang tak pernah terbayangkan?

Ikuti kisah penuh romansa, luka, dan penuh intrik ini bersama-sama 🤗😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18 Mulai tidak nyaman

Mulai tidak nyaman.

Kampus menuntut interaksi sosial yang intens. Tugas kelompok, presentasi, diskusi, dan segala bentuk kerja sama yang membuat kepala Nuha terasa berputar tujuh keliling.

Yang paling melelahkan adalah menghadapi Sari.

Gadis itu bukan hanya berani menyuruhnya mengerjakan tugas, tapi juga kerap menyabotase hasil desainnya. Seolah tak cukup, Sari terus menuntut Nuha untuk lebih aktif berinteraksi dengan anggota kelompok lain.

Dan setiap kali Nuha mencoba menolak, pertengkaran pun pecah. Akhirnya, Kanaya selalu menjadi penengah. “Nuha, tolong nurutin aja Sari dulu,” katanya setiap kali.

Jujur saja...

Ia membenci dirinya sendiri karena tidak bisa seringan itu dalam menjalin interaksi. Yang bisa ia lakukan adalah berusaha terlihat baik-baik saja. Menutupi kelemahan dengan keramahan dan senyum, hanya agar tak seorang pun tahu betapa lelahnya menjadi dirinya.

Gadis itu sedang menyendiri di ruang 'meditasi' khusus yang dibuat Naru untuknya di Kafe Asa agar ia tak melulu bicara 'ingin pulang ke rumah.'

Itulah cara ia menyembuhkan diri. Berusaha menemukan cara agar tetap nyaman di lingkungannya. Baterai sosialnya cepat habis, dan ketika itu terjadi, ia perlu waktu untuk mengisi ulang energinya. Jika tidak, ia bisa mengalami kelelahan mental dan fisik yang disebut 'introvert hangover.'

Sensitivitasnya terhadap rangsangan sosial cukup tinggi. Tak heran, saat dulu bekerja di ekspedisi, ia sering meminta izin untuk 'meditasi' sebentar karena ramainya pelanggan membuatnya kewalahan. Keramaian, kebisingan, dan interaksi dengan banyak orang baru sering kali membuat dunia terasa terlalu bising bagi dirinya.

Nuha mengeluhkan jurusannya, “Ternyata tata Busana itu susah. Banyak kerja kelompok, deadline-nya gila. Aku kadang mikir, apa aku nggak salah jurusan, ya? Harusnya ambil Seni Rupa aja, lebih bebas dan tenang buat orang kayak aku, kan Hawa?”

Sosok imajinernya muncul di depan mata, “Simpel aja, Nuh. Kamu kan suka menggambar baju,” sahut Hawa, terdengar tenang seperti suara hati versi bijaknya. “Impianmu kan pengin bikin baju untuk orang-orang yang kamu sayang.”

“Tapi aku maunya cuma nggambar trus bajunya muncul aja gitu, kayak sihir,” dengus Nuha sambil melipat tangan. “Nggak usah mikir pola, ukuran, atau bahan. Udah kayak ujian fisika aja tau nggak.”

Hawa terkekeh lembut, “Kalau gitu kamu bukan desainer, tapi peri jahit.”

Di sisi lain...

Di meja kafe yang tenang, Asa tengah berbincang santai dengan dua sahabatnya. “Kalian udah denger belum? Di kalangan mahasiswa lagi rame banget ngomongin benda-benda klenik. Katanya bisa bikin aura jadi lebih menarik. Bahkan di olshop aja laku keras!”

Sifa yang sedang meneguk cappucino cincau menimpali santai, “Bener! Aku bahkan pake.”

“Ha? Serius, Sifa?!” Fani langsung terkejut.

“Hehe, canda kali. Cuma temenku ada yang beneran make. Katanya buat ngedeketin cowok, trus morotin uangnya.”

“Kayak lo, tuh,” sindir Asa.

“Sembarangan!” Sifa langsung sewot. “Aku mah pake skill, bukan susuk online! Mau spill skill apa? Deketin anak SMA? Dosen? Sugar dady? Anak sultan?”

Sementara Sifa masih terus bicara...

Nuha melangkah makin dekat ke meja mereka. Potongan percakapan itu membuat telinganya tertarik. “Benda klenik?” batinnya, alisnya sedikit berkerut.

Kata itu memantul di kepalanya, “Iya… bener. Makanya aku ngerasa ada yang aneh,” gumamnya dalam hati. “Kak Wisnu selalu bilang barang-barang yang dikirim itu cuma aksesoris... tapi kalo ternyata itu benda klenik, berarti selama ini Kak Wisnu benar-benar jualan barang mistis.”

Jantung Nuha berdebar takut. Kembali ingat akan perkelahian Wisnu di klup. Untung saja Pak Syarif datang dan memanggil para security, tapi Wisnu jadi cukup parah terkena pukulan mereka.

“Nuha! Udah okey?” Fani yang paling perhatian menyadari kedatangannya.

Nuha langsung tersadar, “Kurang sih, kalo belum pulang ke rumah,” jawabnya sambil nyengir malu.

“Ah kamu mah, pelor banget. Nempel bantal, langsung molor deh,” goda Asa.

Sifa nyenggol Asa, mencoba mengalihkan topik. “Ehm! Btw, aku pusing banget nih. Udah wisuda gini, tapi perusahaan Naru belum kelar-kelar juga. Aku bisa nganggur nih kalo jabatan itu belum turun ke aku.”

“Lo gila? Emang perusahaan itu candi apa? Semalam langsung jadi?” Asa langsung respon.

“Hehe, bukan gitu, sih…” Sifa mengalihkan pandangan. “Kasihan aja Naru. Proyeknya kehalang gara-gara kakek-kakek tua yang ngelarang pembangunan. Katanya bakal ada hal buruk kalo diterusin. Dan bener aja, salah satu pekerjanya kemarin… meninggoy.”

“Ih, serem banget,”

“Kenapa bisa begitu?” Nuha penasaran.

Sifa nyenggol lagi, tapi kali ini ekspresinya gemas campur geli. “Eh, eh, dia peduli, dia peduli!” bisiknya sambil nyengir.

“Kalian kenapa sih?” Nuha menatap mereka dengan tatapan curiga. “Kenapa ngomongnya gitu? Naru baik-baik aja, kan?”

“Aaah~ masa istri sendiri nggak tahu kabar suaminya,” Asa menaikkan alis, saling pandang dengan Sifa dan Fani, senyum-senyum penuh kode.

“Ya... ya itu…” Nuha gelagapan, merapikan rambutnya yang sebenarnya nggak berantakan sama sekali.

Sifa bersandar ke kursi, nada suaranya dibuat pelan tapi menggoda, “Kasihan banget dia, tahu nggak. Makin kurus. Aku ajak makan siang aja nggak mau. Padahal aku udah bawain bekal spesial lho, tapi tetep nolak.”

“Bekal?” Fani memotong, tertawa pelan. “Kamu itu niat bantu atau mau dapet perhatian suami orang, bahaya nih bocah.”

Sifa cengar-cengir, “Kan kasihan aja. Lagian denger-denger, keluarganya lagi ada masalah. Jadi siapa tahu dia butuh teman curhat.”

Telinga Nuha mulai panas. Pipinya memerah, jelas-jelas cemburu. Perhatian Sifa ke Naru terasa menusuk. Padahal beberapa hari terakhir memang dia sendiri yang tidak mengizinkan Naru mendekat, bahkan tidur pun tidak satu ranjang. Tak terasa sudah satu bulan berlalu sejak Naru menyentuhnya saat di mobil.

"Astaga... Pusing aku kalo ingat kejadian itu. Apalagi di rumah masih dia ulangi."

Dan kini, mendengar Sifa berkata seperti itu...

Hatinya langsung menjerit pelan, “Dasar, suami mesum itu pasti senang banget digodain Sifa. Itu mulut emang ember ya, gampang banget curhat sana sini!”

Malam harinya...

Nuha menatap meja belajarnya dengan wajah lelah, lalu menarik napas panjang. Tangannya membuka laci dan mengeluarkan sebuah gelang pemberian Pak Syarif yang dulu dilepas paksa dari tangan Wisnu.

Ya, gelang itu.

Gelang bekas Wisnu.

Ia memiringkan kepala, menatap gelang dengan rasa curiga. “Hmm… apa gelang ini mistis juga?” gumamnya. “Kok auranya jadi serem gini…”

Gelang itu tampak sederhana, dengan satu bulatan hitam mengilap di tengah dan tali anyaman yang saling mengikat seperti simpul takdir.

Nuha memicingkan mata.

“Tapi… akik nggak selalu soal ilmu hitam, kan? Ada juga yang buat kesehatan. Atau penenang pikiran. Iya, bisa jadi ini cuma akik healing.”

Dia mengangguk-angguk meyakinkan diri, lalu berhenti sejenak. “Tapi… kalau Pak Syarif yang kasih… hmm… mungkin beda cerita.”

Tangannya mendadak kaku, matanya membesar. “Sebentar, aku belum sempet pake, tapi…” Ia menatap gelang di tangannya sendiri, “…AKU KAN UDAH MEGANG!!!”

Teriakannya bergema ke seluruh kamar.

Pagi harinya.

Tidurnya Nuha nyenyak sekali. Mungkin terlalu nyenyak, sampai alarm pun menyerah memanggilnya.

Ia menuruni tangga dengan langkah malas sambil memegangi perut. “Ibu, aku lapar…” suaranya mendayu manja, masih setengah ngantuk. Rambutnya mengembang ke segala arah seperti awan badai.

Kak Muha langsung menoleh dan membentak, “Nuha! Sampe kapan kamu kek bocah, hah?!”

Mata Nuha langsung segar, tapi lebih karena kaget. “Hehe, kakak… Selamat pagi,” sahutnya.

Kak Muha, yang memang rajin dan tegas, sejak dari sebelum berkeluarga hingga sekarang pun selalu membantu Ibu menyiapkan sarapan. Ia lalu melirik tajam ke arah seorang pria di ruang tengah yang tengah asik bermain dengan putrinya.

“Hoi, bocah!” serunya.

Naru menoleh, menatap dengan wajah tenang. “Iya, Kak?” jawabnya polos, tanpa rasa bersalah.

“Udah sampai mana lo didik tuh monster kecil. Bukannya jadi istri yang bener, malah lo biarin dia makin sesuka hati.”

Nuha yang tadinya masih bengong, langsung tersadar. Naru? Dan bukan sembarang Naru. Pagi itu dia sudah rapi, segar, dan tampan sekali.

“Uak!” Nuha spontan membalikkan badan, tangannya panik membenahi rambut yang acak-acakan. “Apa aku mimpi? Astaga, wajahku, bajuku, rambutku…”

Naru melangkah santai mendekat sambil menggendong Hana. “Mau gimana lagi,” katanya sambil melirik manja ke arah Nuha, “beginilah istriku. Setengah malaikat waktu tidur, setengah monster waktu bangun.”

Wajah Nuha langsung merah padam. “Naru!”

Naru melihat gelang di pergelangan tangan istrinya. "Gelang siapa ini?" Tanyanya meraih pergelangan tangan Nuha.

"Eh?" Nuha pun kaget. Seingatnya dia tidak memakainya kenapa bisa ada di pergelangan tangannya?

"Nuha, gelang siapa ini? Dapat dari mana?"

"Itu..."

.

.

.

. ~Bersambung...

1
Fing Fong
Gaun beludru merah marun itu jatuh lembut di bahunya, seakan ingin menutupi dosa yang berkilau di balik mutiara di lehernya. 👍
Fing Fong
Andai Naru ada di sini…
Fing Fong
ini kalimat indah banget, jangan ubah!
Fing Fong
Hah, serius dia mau selingkuh? 😨
Fing Fong: “Terpaksa aku harus cari wanita lain buat nemenin aku tidur malam ini.” katanya dengan nada sarkas. WKWKWK 🤣🤣
total 1 replies
Fing Fong
frustrasi tapi masih gemas itu chef’s kiss! 😆
Fing Fong: relatable and gold line! 👍
total 1 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Rudi, soora, naomi. licik. dilan?
kanaya tau kebusukan suami & sahabatnya, gak ya?
Miu Nuha.: Kanaya disini masih single kak 😝
total 1 replies
Destira Chan
Naomi, girl... take a seat !!! 😤kamu nggak lebih dari side character yang lagi overconfident.
Destira Chan
Nak Nuha, sabar ya, emak di belakangmu! Jangan kalah sama drama keluarga mertua, kau masih ratu di cerita ini!! 😍😍
Destira Chan
😱 Itu beneran atau cuma akal bulus aja, hah?? Kalo bener, emak sumpah bakal lempar sandal ke Naru !!!
Destira Chan
Naomi sama Mamiya 😤 Nih cocok jadi duo sinetron jam 8 malam. licik, pengen banget lempar sambel terasi biar sadar diri 😭🔥
Destira Chan
MASYAALLAH 😭💪
itu baru emak singa betina yang classy banget!! Bicaranya lembut, tapi nancep kayak belati dari sutra.
“Aku ada bersama mereka.”
langsung pengen slow clap di meja makan
👏👏👏
Destira Chan
Nuha nih strong banget 😭.
Pas diserang dari segala penjuru masih bisa bilang “Aku percaya sama Naru.” Uuuuhh, emak langsung pengen peluk dia sambil bilang, “Nak, sabar ya… dunia emang keras, tapi jangan kasih Naomi menang!” 😤😤😤
Destira Chan
WELADALAH KIRAIN 😑
Destira Chan
LAH NAK, ITU BUKAN SOLUSI, ITU TIKET MENUJU NERAKA EMOSI!! 😭🙄😤
Peter_33
pengen nyakar Naomi 😤
Peter_33
itu line paling powerful !!
chill naik sampe ubun-ubun, sumpah 🔥😱
Peter_33
😭😭😭 plss dia jahat banget.
Peter_33
OMG Nuha sendirian 😭
Peter_33
ihh lucu bngttt 😍😍
Ame Ricka
❤️‍🔥 LOVE MEMBARA BUNDAAA!!!
“She said: don’t mess with my daughter-in-law,, mother-in-law supremacy era!!! 👊👊👊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!