NovelToon NovelToon
Keluarga Lecit

Keluarga Lecit

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Dunia Lain / Pusaka Ajaib / Iblis
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rika komalia

Entah wanita dari mana yang di ambil kakak ku sebagai calon istrinya, aroma tubuh dan mulutnya sungguh sangat berbeda dari manusia normal. Bahkan, yang lebih gongnya hanya aku satu-satunya yang bisa mencium aroma itu. Lama-lama bisa mati berdiri kalau seperti ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika komalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyelinap 2

Kaki kami terus melangkah, sesuai dengan arahan yang di katakan Bowo tadi.

"yang itu kamarnya," ucap Galuh.

Kami segera mendekat, berjalan tanpa menimbulkan suara. Samar-samar terdengar suara khas orang bercinta, ternyata buk Surti tak mau kalah juga. Dasar gatal.

Kini kami sudah berdiri tegak di depan pintu, bersiap untuk mengintip karena kondisi pintunya sama persis seperti pintu kamar yang tadi di gunakan mbak Sinta.

"kapan tuan tampan dan berkharisma membawa tua bangka itu,"

" kenapa, apa kau sudah bosan dengan suamimu?

"sangat bosan tuan, dia tidak seperkasa diri mu."

Kami yang mendengar ucapan sampah buk Surti hanya bisa membolakan mata. Maksudnya dia mau menumbalkan suaminya begitu? Astaga dasar perempuan gila.

"secepatnya, karena ganti nya sudah ada bukan." ucap siluman itu.

" benar tuan, menantuku itu sangat patuh pada istrinya, dia yang akan mangsa mu berikutnya."

" hahahaha, kau memang abdiku yang setia," ucap siluman itu menggema.

Aku yang mendengar obrolan mereka seketika menjadi sesak di dada, sebenarnya apa tujuan buk Surti menjadikan kakakku dan suaminya tumbal siluman itu.

Sebisa mungkin aku mencari celah untuk mengintip, ternyata ini hari keberuntungan ku terbukti aku menemukan celah yang bisa melihat bagaimana aktivitas mereka di dalam.

"astaga!" ucapku spontan, bagaimana tidak buk Surti terlihat sangat memanjakan siluman itu. Dia bahkan tidak merasa jijik saat membersihkan seluruh tubuh siluman berkepala lele tersebut.

"kau lihat apa sih!" ucap Galuh.

Namun aku tidak bergeming, mataku masih terus terfokus ke sana hingga tanpa sengaja Galuh menyenggol vas bunga yang ada tepat di samping pintu.

"pyaaaarrrrrrr."

Vas yang berukuran sedang itu hancur berkeping-keping ke tanah, bahak. Suaranya begitu nyaring. Hingga membuat jantung kami bertiga berdebar kencang.

"siapa di luar!" ucap buk Surti dengan suara besarnya.

"maaf," ucap Galuh panik.

"siapa di luar!" Suara buk Surti kembali menggema, kali ini diiringi suara langkah kaki.

"ayo kita sembunyi." ucap Bima menarik tangan kami berdua.

Kami yang tidak siap, pontang-panting kelabakan di buatnya. Lagian Galuh pakai acara nyenggol vas bunga segala.

"ayo cepat Laras," teriak Bima.

Dengan sekuat tenaga aku berlari namun entah mengapa mataku gatal untuk menoleh kebelakang dan apa kalian tau buk Surti dan siluman itu tak menapakkan kakinya di lantai melainkan melayang di udara.

"ayo cepat!" teriak Bima.

"mau kemana kalian bedebah!" teriak buk Surti menggema.

Mampus lah kami kali ini, semakin aku menoleh kebelakang mereka malah semakin dekat.

"sebaiknya kita berpencar, dan ingat jangan sampai ada yang tertangkap oleh mereka!" teriakku sembari menghempaskan tangan bima yang memegang tanganku.

Sekuat tenaga aku berlari, begitupun ku lihat bima dan juga Galuh. Entah kemana mereka aku pun tak tau, yang terpenting saat ini bersembunyi menyelamatkan diri dari dua iblis itu.

Tanpa ba-bi-bu lagi aku aku langsung masuk kedalam kamar, entah kamar siapa ini aku pun tak tau.

Menyelinap di antara tumpukan kain yang menggunung di sudut kamar, membuatku seperti bunglon saat berkamuflase.

"sepertinya di sini aman," batinku. Mataku terus memindai setiap sudut kamar, namun seketika jantungku berdetak kencang saat tau ada seseorang yang tengah tertidur pulas di atas ranjang.

"jangan-jangan ini kamar buk Surti lagi!" ucapku pelan. karena yang kulihat dari postur tubuh sepertinya itu lelaki.

Bisa mati aku di sini, kalau beneran kamar iblis wanita itu. Sekian menitan menunggu akhirnya tak ada satu manusia pun yang masuk ke dalam kamar ini, sebenarnya jiwa kepo ku meronta ingin melihat siapa sosok yang tengah tertidur pulas di atas ranjang tersebut. Siapa tau pangeran tidur ya kan, bangun-bangun udah dapat calon istri. Hehehe.

Namun semuanya musnah tatkala pintu kamar ini terbuka. Tampak bayangan seorang wanita, berjalan masuk dan menutup pintu itu kembali.

Dan apakah kalian tau siapa wanita itu? Dia mbak Sinta, ya iparku sendiri. Itu artinya kamar yang ku masukin saat ini adalah kamar Sinta, dan tumpukan baju yang tempat aku bersembunyi adalah baju dia? Oh astaga, mengapa aku tau sejak tadi. Dasar payah!

Perlahan tapi pasti mbak Sinta berjalan mendekat pada ranjang, di sana mas Rama sangat pulas bahkan istrinya datang saja dia tidak tau.

"maaf kan aku ya mas, aku terlalu lama meninggalkan mu." ucapnya seraya membelai rambut mas Rama, senyum miring menghiasi bibirnya.

"habisnya terlalu nikmat jika di tinggalkan, Jika di bandingkan dengan permainan mu kau tidak ada apa-apa nya sayang. Patut saja, ibu tergila-gila dengan tuan tampan dan berkharisma itu, ternyata dia sangat pandai memanjakan wanita. Jadi gak sabar mau main lagi."

Dasar perempuan gila, bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Lihat saja, jika ada kesempatan aku berbicara dengan mas Rama, maka akan ku ceritakan semuanya.

Belum cukup sampai di situ, terlihat mbak Sinta membuka jaketnya dan seketika dia tersenyum aneh bahkan sangat aneh. Seperti orang kesurupan.

"lihat sayang, tanda cinta dari sang tuan perkasa itu memenuhi tubuhku, lihatlah!" ucap mbak Sinta sembari mendekatkan tubuhnya di wajah mas Rama yang tengah tertidur pulas.

Aku yang penasaran sejurus kemudian mengarahkan mataku pada tubuh yang di penuhi bercak merah itu, dan tenyata bekasnya seperti capitan begitu tapi lumayan banyak.

"indahkan sayang?" ucap mbak Sinta.

Dasar perempuan gila, tidak ibu tidak anak sama saja sama-sama gila.

Mbak Sinta membaringkan tubuhnya menghadap pada mas Rama sembari mengelus rambut kakak ku tersebut.

"apa kau tau sayang, sebentar lagi bapak akan di jemput oleh tuan perkasa dan berkharisma. Hmmmm, aku yakin ibu saat ini sangat bahagia, karena sebentar lagi tujuannya akan tercapai."

Tujuan? Tujuan apa maksudnya. Apa ada sesuatu yang di rahasiakan mereka? Astaga, aku harus tetap waspada jika begitu.

"sebenernya aku kasihan melihat bapak, tapi mau bagaimana lagi itu sudah perjanjian ibu dan makhluk itu. Hmmm, dan kau sayang juga akan bernasib sama dengan bapak, hanya tinggal menunggu waktu saja."

Jantungku berdetak kencang, dasar perempuan iblis bisa-bisanya dia berkata seperti itu pada kakakku. Lihatlah Sinta, aku akan lebih dulu membunuh makhluk itu sebelum kau menumbalkan kakak ku.

"hmmm, aku lelah sekali sayang. Sebaiknya aku tidur, karena besok kita akan kembali ke rumahmu. Dan, bertemu kembali dengan adik mu yang menyebalkan itu." ucap mbak Sinta setelah sebelumnya menutup mata menyusul mas Rama ke alam mimpi.

Per sekian menit berlalu, sepertinya mbak Sinta sudah benar-benar tertidur, dengan gerakan perlahan aku mulai keluar dari tumpukan kain tersebut, dan tak butuh waktu lama akhirnya aku bisa keluar juga dari kamar mereka.

Tapi tunggu dulu, kemana Bima dan Galuh ya? Lorong ini sangat sepi, atau jangan-jangan mereka sudah pulang? Atau.....?

1
Rika Lia
terimakasih 😍
Its just a lunch
seru..seru kaka...,tetap semangat lanjutkan kisah nya ya,jangan kau gantung cintaku😍👍💪
Rika Lia
terimakasih 😍💪
Its just a lunch
ceroboh ya si laras...,malah pro siluman nya aku jadinya🤣
Its just a lunch
seru kak,msh banyak typo nya,tetap semangat ya..💪👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!