Baru kali ini Devan terpesona oleh tubuh seksi seorang wanita, dan wanita itu adalah istrinya.
Ini juga pertama kalinya Devan bisa kalah dihadapan seorang wanita.
Devan yang terkenal dingin dan cuek entah mengapa bisa benar-benar terpukau saat melihat badan seksi Prima. Dia ingin memiliki Prima, namun ia juga tetap ingin setia pada gadis yang disukainya sejak 5 tahun yang lalu. Devan ingin memiliki 2 wanita itu, tidakkah Devan terlalu serakah?
Pernikahan paksa ini benar-benar menyiksa Prima!
...
Setelah terjebak oleh temannya sendiri, kini Reyhan harus mencari siapa wanita malam itu. Dia juga harus menyingkirkan wanita yang hendak memanfaatkannya, ia juga harus waspada karena temannya akan membalas dendam kepada Reyhan akibat kematian seorang wanita.
#My Second Novel#
Ig: @diagaa11
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DiAgaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balik Nggak Ya
Rendy pergi meninggalkan Prima dengan tatapan genit.
Iew kayak dia ganteng aja - Batin Prima
"jangan genit jadi cewek" ucap Joo kesal
"yeee siapa yang genit, gue nya aja yang terlalu cantik" ucap Prima
"heleh" ucap Joo
Acara selesai, banyak orang kalangan atas yang mengajak Prima kenalan. Prima diminta Joo menunggu didepan hotel sementara Joo mengambil mobil diparkiran. Devan yang melihatnya, langsung menghampiri Prima.
"hai nona..." sapa Devan
"hai tuan" sapa Prima
"nunggu siapa?" tanya Devan
"tunggu Axelio" ucap Prima
"oh, tapi apa benar-benar kita belum pernah bertemu. Saya yakin kita pernah bertemu bahkan mungkin akrab" ucap Devan
"benarkah? Dimana?" tanya Prima
"di pernikahan mungkin" ucap Devan
"pernikahan siapa?" tanya Prima
"pernikahan... Kita?" tanya Devan
Prima mulai panik, saat Devan curiga.
Apa dia mengenaliku? - Batin Prima
"ahahaha anda bisa saja" ucap Prima basa basi
Devan mendekatkan wajahnya ke wajah Prima. Prima memundurkan wajahnya, Prima hampir melangkahkan kakinya mundur. Tapi Devan semakin maju, karena terpepet Prima mendorong dahi Devan dengan telapak tangannya.
"nah istriku kan...." ucap Devan santai
"what! Cuma buat ngetes?" kaget Prima
"kamu pikir apa? Aku mau ngapain hah?" tanya Devan
Tinnn....Tiinnn...
Joo sampai dan membunyikan klaksonnya untuk mengode Prima agar segera naik mobil.
"maaf tuan Axelio, tapi istri saya akan pulang bersama saya" ucap Devan
"apa?" kaget Prima
"hah?" bingung Joo
Devan mengangkat tubuh Prima dan menaruhnya di atas bahunya sampai kepala Prima berada dibawah dan dibelakang punggung Devan.
"hei hei heii... Hei lepasin woy" teriak Prima
"apa sih istriku?" tanya Devan
"hei lepasin woy... hei heiiiii...." teriak Prima
"Priimm...." panggil Joo
Devan mengangkat tubuh Prima, menaruhnya di mobilnya dan memasangkan sabuk pengaman. Ia langsung mengunci pintu mobilnya.
"Van.. Van... Devan bukaaa" teriak Prima sambil menggedor kaca mobil
Devan menyetir mobilnya, karena kesal Prima diam saja didalam mobil.
"kenapa diam? Marah?" tanya Devan
"......" Prima terdiam
"kamu ngapain bareng dia? Kamu itu tau kan udah punya suami?" kesal Devan
"kamu sendiri kenapa di pesta sama di ketek? Kamu juga tau kan kalo kamu udah punya istri?" tanya Prima kesal
"kok nyolot sih?" tanya Devan
"aku cuma balikin omongan kamu kok" ucap Prima cuek
"kalo marah bilang aja? Gak usah sok jadi orang" ucap Devan
"iya aku emang marah, terus kenapa?" tanya Prima ketus
"haih terserah kamu lah" ucap Devan
"terus aja bela si ketek itu. Cewek kayak dia paling juga punya banyak selingkuhan" gumam Prima
"jangan jelek-jelekin Katlyn" tegas Devan
"apanya? Aku ngomong fakta kok, kamu nggak liat kalo dia genit sama yang namanya Rendy?" tanya Prima
"jangan fitnah" bentak Devan
"aku nggak fitnah, kamu nya aja yang gak mau buka mata" ucap Prima dengan nada meninggi
"kamu boleh marah boleh nggak suka tapi gak usah fitnah" tegas Devan
"aku marah, aku kesal, aku gak suka dan aku benci Katlyn. Tapi aku lebih benci kamu karena nggak mau lihat kebenaran" ucap Prima
Ckiittt....
Devan menghentikan mobilnya tiba-tiba sampai tubuh Prima terhuyung ke depan.
"turun!" ucap Devan
"apa?" kaget Prima
"aku bilang turun!" bentak Devan
"hah?" bingung Prima
Devan turun dari mobil dan membuka pintu dari sisi Prima. Ia melepaskan sabuk pengaman Prima dan menarik Prima agar turun.
"apaan sih, lepasin!" bentak Prima
"turun! Aku bilang turun!" bentak Devan
"gak usah tarik-tarik, gue bisa turun sendiri" ucap Prima kesal
Prima yang kesal turun dari mobil dan Devan melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan Prima sendirian dipinggir jalan.
"apa di beneran ninggal gue? Dasar Devan s*alan, gue bunuh lo lama-lama" teriak Prima dipinggir jalan
Prima hanya seorang diri, ia melihat jam ditangannya.
"jam setengah 10 malam? Mana ada taksi lewat. Eh dompet mana? Astaga di mobil Devan" panik Prima "santai, bisa telfon Joo suruh jemput"
Prima meraba-raba gaunnya dan mengingat-ingat dimana ponselnya.
"kok nggak ada? Astaga! Di mobil Devan. Dasar Devan s*alan. Gue sumpahin lo nggak bakal bisa nikah lagi kampret!" teriak Prima
Sabar Prima sabar, gue gak bakal menyesali yang udah kejadian. Gue bukan cewek lemah. Sini sampe rumah Devan sekitar 2 km an lah, anggep aja 20 menit kalo lari dan 40 menit kalo jalan. Ok semangat Prima - Batin Prima
Prima melepas sepatunya, menalinya jadi satu dan mengalungkannya dileher. Tangannya mencincingkan gaun mahalnya itu dan mulai berlari.
Sementara dimobil Devan....
Ini kan malem, kalo ada apa-apa sama dia gimana? Balik nggak ya? - Batin Devan
udah tau pacar adiknya Mala dekat dekat dang ngajak nonton