Budi seorang remaja tampan tak terduga mendapat warisan yang membuat nya menjadi kuat dan sakti
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tantangan
Budi merubah total penampilan bengkel dengan nuansa alam, bagian dalam bengkel di buat temaram dengan dekorasi air terjun , halaman bengkel di buat menjadi taman dengan beberapa lampu hias dan meja kursi yang di susun dan di buat romantis , dengan atap geser yang bisa di buka tutup, pohon ceri yang ada di halaman di rapihkan dan hias dengan lampu lampu yang berwarna warni
Untuk makanan nya Budi menyarankan membuat roti dengan variasi bentuk dan rasa, dan untuk minumnya Budi menyarankan aneka kopi dan jus buah
" Bud aku boleh ikut kerja di sini?" Pinta Linda ,kini penampilannya sudah kembali seperti sedia kala , seorang wanita cantik , yang energik dan montok.
" Boleh aja sih kak, tapi kami baru merintis dan apa ga menggangu kegiatan kuliah kak Linda?" ucap Budi .
" Ga kok, aku kan kuliah tiap hari Selasa dan jum'at saja " jawab kak Linda.
" Ya ga apa apa mbak, tapi soal pendapatan aku belum bisa memastikan" ucap Budi tak enak hati.
" Ga apa apa, aku cuma mengisi waktu luang saja kok" ucap kak Linda sambil tersenyum.
Budi menamai cafenya , Cafe Sahabat" karena inti dari cafe itu adalah persahabatan mereka berempat .
Saat sedang asik beberes dan membenahi Cafe, seorang pemuda memberikan sebuah surat, dan tanpa berkata apa apa ia berlalu pergi.
" Surat apa sayang!?" Tanya Clara curiga. Budi menggeleng, ia membuka surat itu di hadapan mereka semua.
Aku menantang mu di lapangan bola pal 6 , lusa jam tujuh malam datang kalau tidak mau di panggil pengecut
Purnomo
" Surat tantangan" ucap Budi setelah membaca isi surat itu.
" Dari siapa?" Tanya Clara
" Purnomo" jawab Budi singkat.
" His, anak itu selalu buat masalah, biar aku saja yang menghajarnya" ucap Anto kesal.
" Jangan , biar aku saja , dia kan menantang ku , pantang bagiku menolak tantangan" ucap Budi tegas .
" Aku ikut " ucap Clara
" Aku juga" Nurul tak mau ketinggalan .
" Kalian berdua jangan ikut, tunggu di rumah saja, biar kami bertiga saja yang kesana " ucap Budi , ia tak mau nantinya Nurul dan Clara terluka, pasti ada sesuatu yang Purnomo sembunyikan.
" Yah, pengen ngeliat hasil latihan tadinya " ucap Clara merengut
" Iya , kan kita ga pernah lawan musuh beneran" ucap Nurul juga.
" Nanti aja , kita ga tau apa rencana Purnomo , kalau semua ke sana ga ada yang bisa nolong nantinya" ucap Budi mencari alasan
Clara mengangguk mengerti.
♣️♣️♣️♣️♣️
Di waktu malam pertarungan yang di tentukan , Budi , Anto dan Ade berangkat ke lapangan pal enam .
Budi kaget melihat lapangan tempat yang di tentukan Purnomo sangat ramai, Awalnya Budi mengira hanya akan ada beberapa orang teman Purnomo yang datang ia tak menyangka akan banyak yang menonton dan di lihat dari seragam mereka sepertinya mereka juga dari perguruan silat.
Di tengah lapangan Purnomo berdiri dengan angkuh ,dia menatap Budi yang baru datang dengan tatapan merendahkan, di sudut bibirnya tersungging senyuman mengejek.
" Aku kira kamu takut dan ga berani datang!" Ucap Purnomo datar.
" Huh, kenapa aku harus takut, sama jin aja aku ga takut apalagi sama kamu yang cuma setan pinggiran" ucap Budi santai
" Kurang ajar!, kamu pasti akan cacat hari ini" teriak Purnomo , di sudut lapangan Slamet berdiri bingung, di satu sisi kakak kandungnya dan di satu sisi penolongnya, yang akhirnya dia membuat keputusan tak memihak, ia akan mencoba agar keduanya jangan sampai ada yang terluka parah, .
" Tunggu, mereka undangan kamu!" Tanya Budi dengan suara setengah berteriak
" Ya, kemarin aku teledor, makanya aku di kalahkan , dan sekarang aku mengundang mereka agar nama baik perguruan ku kembali naik." Sahut Purnomo
" Jangan menyesal, kemarin aku sudah mengatakan bila kamu mencari masalah lagi aku tak akan segan segan" ucap Budi , ia membentuk kuda kuda biasa ,baginya tanpa menggunakan kuda kuda pun ia masih bisa mengeluarkan jurusnya ,hanya saja ia tak mau di anggap meremehkan musuh, dan di anggap sombong jadi ia memasang kuda kuda biasa .
" Huh, aku kira murid Rajawali Hitam dapat lawan berat, tak tahunya lawannya memasang kuda kuda saja tak becus" ucap ketua perguruan Garuda sakti. Ketua Perguruan Garuda Sakti dan ketua perguruan Rajawali Hitam sebenarnya masih saudara seperguruan ,namun mereka tak pernah akur dan selalu bertarung untuk menentukan siapa yang paling sakti di antara mereka.
Di arena Purnomo dan Budi sudah bersiap bertarung. Wasit hanya untuk memulai, dan tak ada batasan dalam pertarungan ini, kecuali menyerang selangkangan ,bagi aliran putih serangan di bagian itu adalah serangan tak tahu malu jadi bila ada yang sengaja maka ia akan di buang dari perguruan
" Hiaaaat" Purnomo bergerak maju menyerang dengan kecepatan tinggi , Budi diam menunggu serangan itu mendekat.
Tap
Serangan cakar Purnomo di tangkap oleh Budi, dan dengan cepat Budi melemparkan ke pinggir arena
Blush
Aduh
Purnomo menjerit kecil ,ia tak menduga bila Budi mampu menangkap serangannya dan memanfaatkan daya luncur badannya untuk menjatuhkan dia akibatnya dia terjatuh dan menjerit kecil.
" Kurang ajar, lihat serangan!" Purnomo yang malu menyerang dengan kalap .
" He he he, murid Rajawali memalukan , hanya melawan seorang anak kecil saja sudah di buat jatuh" ketua Tangan Sakti tertawa terkekeh melihat Purnomo terjatuh.
Ketua perguruan Rajawali Hitam memerah muka nya menahan malu dan jengkel .
" Cakar hitam" Purnomo berteriak mengeluarkan jurusnya ,Budi tersentak kaget melihat kuku Purnomo memanjang dan menghitam, ada bau anyir yang menusuk keluar dari kuku Purnomo
" Beracun!?" Seru Budi terbelalak tak percaya perguruan Rajawali Hitam yang katanya aliran putih ternyata menggunakan racun.
" Tangan seribu "teriak Budi mengeluarkan jurusnya ,
Para ketua kaget melihat banyak bayangan telapak tangan turun menghajar Purnomo .
" Itu jurus apa!" Tanya ketua Garuda Hitam kaget, ia baru kali ini melihat serangan telapak tangan bisa sehebat itu, dan tak bisa di bedakan mana yang asli dan mana yang palsu semua terlihat sama dan mempunyai energi yang sama.
Bugh
Bugh
Plaaak.
Deeeesh
Aaaaargh
Purnomo terpental , tubuhnya jatuh dengan keras di pinggir lapangan , serangan tangan Seribu bukan hanya menghantam tubuhnya ,tapi juga menghancurkan pusat tenaga dalamnya ( Dantian/ Kundalini)
" Hiaaat" ketua Rajawali Hitam yang melihat muridnya terluka parah, menyerang Budi dengan tiba tiba
Desh
Budi membentengi tubuhnya dan mengeluarkan kekuatan terbangnya, ia terlihat seperti terbang karena terkena pukulan Ki Dayu, sebenarnya pukulan Ki Dayu hanya menyerempet tubuhnya saja dan itu menghasilkan tenaga dorong membuat Budi terlihat melayang setelah terkena serangan gelap Ki Dayu.
"Huh" dengus Budi tak senang" ketua perguruan ternyata hanya bisa menyerang dari belakang " ejek Budi kemudian
" Ka...kamu!" Ki Dayu tak bisa berkata apa apa karena saking emosinya.
Budi meminjam tongkat Anto, dan berdiri di depan Ki Dayu .
Apa yang Budi lakukan dengan tongkat kayu itu ..
Baca bab berikutnya....
bukanya yg pwrtama hami
untung g nyungsep yaa