Tak ku sangka kawah gunung itu menyatu kan garam lautan dan asam pegunungan,lampu kuning penanda kehidupan ternyata jalan ku menemui dia sebagai teman sehidup semati ku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ys Simarmata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Oh ini obrolan seorang Ayah
Satu malam ini tidak banyak waktu ku untuk terlelap dalam malam ini, buktinya jam 5 pagi aku sudah berlari kecil mengelilingi komplek bukan kebiasaan ku cuman cara menghindari obrolan pagi ini.
Dan ternyata kepulangan ku dipukul setengah tuju pagi disambut oleh papa nya Sagam,aku juga menyalami nya.Kala kaki ku sakit karena tidak biasa lari,dia duduk disamping ku.Bukan pikiran kotor yang datang kala ia tersenyum di samping ku.
Papa:" Eh ternyata kamu calon menantu kami, enggak di sangka aku menemukan jodoh anak ku."
Ucapan itu menyenangkan hati ku,amat sangat menyenangkan alam bawah sadar ku.Ia kemudian memandang kedepan melihat jalan komplek yang sepi aku luruskan kaki.
Papa:" Jangan terlalu peras tenaga kamu,mulai tadi malam seperti nya kalian amat sibuk."
Oh dia memperhatikan ternyata, kenapa sih sikap seperti itu tidak ia turun kan ke Sagam anaknya.Bahkan Sagam seperti jungkir balik dari sikap Papa nya.
Adriana:(hanya mampu tersenyum tanpa kata-kata,selain karena capek juga tidak ada balasan untuk obrolan santai seperti ini)
Adriana:" Kalau boleh mengenal, Sagam anak ke berapa sih pa..."
kata papa se enak ini ya keluarnya,oh begini tah rasanya ada seorang Ayah yang bisa diajak bicara santai.
Papa, aku menyebutnya begitu karena dengan kehadiran nya aku bisa mengajak seseorang bicara santai selain Dina,dan laki-laki pertama yang memenuhi itu adalah ayahnya Sagam.
Papa:" Sagam anak ke 3,anak bontot mah Sagam itu.Dua kakaknya sudah menikah,anak pertama tinggal di Jepang dan ke dua di Malaysia.Sebenarnya Sagam juga ingin keluar negeri tapi kami batasi selain Sagam anak terakhir kami belum siap harus berpisah jauh dari anak-anak kami."
Oh ternyata Sagam orang nya bukan katak dalam tempurung bukan pula laki-laki picik , Tuhan amat baik menyediakan kisah unik dibalik pertemuan kami.Aku jadi berharap ada kehidupan baru setelah pertemuan ini,dan ya kalau Sagam ada harapan bisa tinggal diluar negeri pasti ia bukan sistem laki-laki yang membatasi gerak istrinya.
Adriana:" Dan soal istri nya sagam gimana."
Papa:"Huuhh sembarang ! Emang Sagam ngaku sudah menikah sama kamu? Supaya enggak bertanggung jawab."
Adriana:" Enggak langsung dari mulut Sagam sih pa,cuman waktu kita ketemu teman-teman nya Sagam itu sudah menikah menurut mereka."
Ku gambar kan aja awal pertemuan kami di cafe sebelum kejadian itu terjadi.
Papa:" Aku ceritain garis besarnya aja ya, Sagam dulu sempat tunangan dengan seorang gadis namun gadis itu dipaksa membatalkan pertunangan dan menikah dengan jodoh pilihan orang tuanya.Yaa usia pernikahan mereka berjalan dua tahunan gadis itu ditinggal mati oleh suaminya,dia dipulangkan kepada orang tuanya dengan membawa 1 orang anak laki-laki,dan ya kalau kamu nanti pulang ke kampung ada anak yang memanggil Sagam papa,itu anak cinta pertama Sagam,ya walaupun bukan Sagam ayah kandungnya namun nama Sagam merekat di dia.Sagam juga kan sayang sama anak itu, begitu juga ibu mu itu."
Oh ini cerita kilas balik Sagam, ternyata Sagam orang nya setia ya,tapi Tuhan tidak membuat hati Sagam luluh pada ku jujur aku sangat mengharapkan perhatian itu ada untuk ku.Aku pamit untuk bersiap kerja meninggalkan mereka jikalau tidak sempat menghantarkan pulang nanti nya.
Baik nya ke dua orang tua ini membawakan oleh-oleh untuk ku berupa sabun belerang,manisan Carica dan buahnya khas tempat pertemuan pertama kami.
Adriana:" Bi,tolong siapin buat bekal donk.Nanti masukkan ke tas ini ya aku mau ambil laptop dulu."
Ibu Sagam amat rajin,ia membantu pekerjaan Bibi untuk masak,semua makanan dibekali untuk ku.
Mengambil tas dan laptop mulai jalan setelah berpamitan dengan mereka,dan dari obrolan yang ada katanya biarlah Sagam yang memperjelas nanti nya.
"Usai pamit dan bersiap, aku langsung berangkat ke proyek pembangunan bank. Hari ini hari penting: hari finishing."
Melanjutkan pekerjaan semalam tanpa basa-basi mulai melanjutkan perjalanan menuju proyek pembangunan Bank dan ya aku sangat bersemangat hari ini walaupun tidak tidur semalaman,dan puncaknya aku pulang dari proses pengawasan proyek pembangunan Bank pukul 23:00 karena mengingat ini hari adalah finishing pengerjaan kami melakukan pertemuan untuk membahas dana keuangan sampai memperjelas keuangan yang amat rumit dipecahkan.
Adriana:"Indra sekali lagi pencatatan dan pembukuan kamu harus rapi ya,makin jelek tau kinerja kamu ! Untung Risa bisa memperjelas."
Bentak ku membuat semua kelar dengan sangat penuh drama, sepertinya Indra melakukan penggelapan dana tapi tidak besar aku simpan aja dulu semua sampai meledak nya dimana nanti dia juga tau.
Turun dari empat lantai cukup melelahkan terlebih lift tidak bisa dipakai terpaksa donk tangga darurat alternatif nya, memang aku beban Sagam ya,ia tidak ada memberikan keputusan sampai hari ini juga.Oke apa perlu aku yang pancing obrolan?
Menghubungi Sagam sembari berjalan menuju parkiran
Sagam:" Ehmm,"
Dari suaranya sih ini anak pasti sudah tidur atau minimal nya ngantuk lah.
Adriana:" Kamu mikirin aku enggak sih! Kok kelihatan nya aku ngemis banget sama kamu.Enteng banget kamu sok cuek ; sok gak perduli begitu,mau kamu itu apa?"
Sagam:" Bukannya Ibu sama bapak sudah ngomong."
Adriana:" please deh Sagam !, ini perbuatan kamu yang harusnya banyak ngomong itu kamu dan aku.Orang tua kamu itu udah cukup melakukan tugasnya, tinggal action kamu aja."
Sagam:(terdiam tanpa kata-kata)
sebelum ada yang mendengar suara lantang ku, mobil ku jalan kan menuju jalan pulang.
Adriana:" Gini deh !,Kamu bilang malam ini mau ku apa? Kamu mau aku akhiri semuanya; kamu mau aku nggak minta pertanggung jawaban kamu,aku siap kok Sagam.Enggak melulu hidup ku tentang kamu ya,jadi jangan kamu pikir dengan aku tanya-tanya soal tanggung jawab kamu itu artinya aku lemah, enggak Sagam."
Air mataku mengalir, sepertinya ini aku terlalu berlebihan tapi efek obrolan panas diruang Rapat belum hilang dari diri ku.
Sagam:" Maaf ya Dri..."
Adriana:"Oke,aku sudah tau jawabannya."
Sagam:"Apa jawabannya? Kebiasaan orang masih belum selesai ngomong sudah dipotong."
Ih kannn air mataku jadi enggak ngalir lagi,aaah Sagam aneh banget kamu jadi manusia.
Sagam:" Aku siap dengan pernikahan tapi maaf ya jika aku enggak bisa menyanggupi pernikahan impian mu."
Giliran aku yang terdiam, disaat aku mengharapkan cukup pertanggung jawaban ia malah memikirkan pernikahan impian ku,yah walaupun secara garis besar ada beberapa bagian dari Sagam yang menakjubkan buat ku namun dia bukanlah jodoh yang ku inginkan.
Adriana:"Aku siap bantu mewujudkan nya."
Andaikan Sagam disamping ku,aku ingin memeluk dirinya saat ini.