Saat mencoba menerobos ke tingkat kekuatan tertinggi, Xiao Chen—Raja Para Dewa Kultivator—terhisap ke dalam celah dimensi dan terdampar di dunia asing yang hanya mengenal sihir dan pedang.
Di dunia yang nyaris hancur oleh konflik antar ras dan manusia yang menguasai segalanya, kekuatan kultivasi Xiao Chen bagaikan anomali… tak dapat diukur, tak bisa dibendung.
Ia terbangun dalam tubuh muda dan disambut oleh Elvira, elf terakhir yang percaya bahwa ia adalah sang Raja yang telah dinubuatkan.
Tanpa sihir, tanpa aturan, hanya dengan kekuatan kultivasinya, Xiao Chen perlahan membalikkan dunia ini—membangun harapan baru, mencetak murid-murid dari nol, dan menginjak lima keturunan manusia terkuat bagaikan semut.
Tapi saat kekuatan sejati menggetarkan langit dan bumi, satu pertanyaan muncul:
Apakah dunia ini siap menerima seorang Dewa... dari dunia lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GEELANG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 – Keturunan Pahlawan yang Bangkit dari Kegelapan
Benua Orvelia, Wilayah Barat Jauh – Tanah Terlarang Yargos
Langit malam menghitam pekat.
Petir berwarna ungu menyambar langit dalam keheningan, seolah menyuarakan sesuatu yang akan datang. Di tengah reruntuhan sebuah dataran kuno yang dipenuhi tulang-belulang monster dan manusia, berdiri sebuah monumen batu raksasa. Di sekitarnya, lima pilar sihir tua menjulang, mengikat sebuah kekuatan yang selama ini tersegel.
Namun malam ini, pilar-pilar itu retak satu demi satu.
CRAAACKKK—!
> “Sudah cukup…”
> “Dunia ini... terlalu lama dikotori oleh kelemahan.”
Suara dalam, dingin, dan tak manusiawi menggema dari dalam segel.
Di tengah pusaran angin dan debu, sebuah sosok pria muda perlahan melangkah keluar dari pusaran cahaya hitam. Rambutnya putih keperakan, matanya berkilat ungu, dan tubuhnya mengeluarkan aura iblis dan suci sekaligus.
Namanya… Aen Raegar.
> “Keturunan pertama dari Pahlawan Cahaya. Pewaris gelap dari darah iblis pertama.”
Ia menggenggam udara, dan dalam sekejap, monster-monster kuno bangkit dari dalam tanah, berlutut di hadapannya.
Akademi Aggrale – Kamar Xiao Chen
Xiao Chen tiba-tiba membuka mata saat duduk berkultivasi.
Udara terasa lebih berat. Langit di luar menjadi mendung gelap, namun bukan mendung biasa. Ada sesuatu yang mengganggu harmoni dunia.
> “Apa ini? Aura... bukan dari dunia ini.”
Namun begitu ia merasakannya lebih dalam, wajahnya sedikit berubah.
> “Tidak... ini justru aura dunia ini. Tapi... terlalu kuno. Terlalu dalam.”
Ia berdiri dari posisi kultivasi, menyentuh jendela dan melihat langit yang mulai terbelah oleh cahaya ungu.
Elvira – Kastil Elvarion
Di reruntuhan kastil yang sedang dibangun ulang oleh berbagai ras, Elvira juga merasakan gangguan.
Ia tengah memimpin pelatihan, tapi seluruh roh alam di sekitarnya tiba-tiba diam. Tidak ada suara, tidak ada gerakan. Semua membeku.
> “Ini... bukan fenomena biasa,” bisiknya.
> “Qi alam... menolak bereaksi.”
Ia segera mengirimkan pesan melalui Lingkaran Komunikasi Jiwa yang diukir Xiao Chen sebelumnya.
> “Tuan... apakah kau merasakan ini juga?”
Menara Agung Orvelia – Dewan Tertinggi Sihir
Para Archmage tertua berkumpul dalam kepanikan.
> “Kita telah menemukan jejak sihir era pahlawan pertama…”
> “Tapi sesuatu aneh… Segel Yargos—yang melindungi dunia dari warisan kegelapan—telah pecah!”
> “Tak mungkin... segel itu dibuat dari kombinasi 6 pahlawan!”
> “Kecuali… salah satunya... mengkhianati kita.”
Ruangan menjadi sunyi. Semua mata tertuju pada satu gulungan kuno.
Gulungan itu—ditulis oleh pahlawan keenam—raja Elvarion terdahulu, menyebutkan:
> “Di ujung waktu, saat darah cahaya bertemu darah iblis, dunia akan bergetar, dan penguasa dari luar langit akan bangkit.”
Xiao Chen Bersiap
Di ruang kultivasinya yang tersembunyi, Xiao Chen kembali duduk.
> “Jadi ini alasan tubuhku merasa berat sejak tadi. Keseimbangan dunia mulai miring.”
> “Dan ini bukan karena aku... tapi sesuatu dari masa lalu.”
Dengan tenang, ia menarik napas, lalu mulai mempercepat pergerakan energi spiritual di dalam tubuhnya. Tapi bukan untuk menembus tingkat baru—ia sedang menyelaraskan dirinya dengan hukum dunia baru ini.
> “Aku harus mengetahui sumbernya. Jika dia berasal dari sistem yang sama denganku…”
> “Maka hanya aku yang bisa menghentikannya.”
Di Tengah Padang Yargos
Aen Raegar berdiri di atas puncak batu besar, dikelilingi para iblis dan manusia setengah kegelapan yang telah menunggu selama generasi.
> “Waktu telah tiba.”
> “Enam pahlawan menghancurkan ayahku, dan membuang darah kami dari sejarah.”
> “Sekarang... mari kita bangkit dan perkenalkan kebenaran baru.”
Ia mengangkat tangannya ke langit.
> ZRAAAAKKK!!
Kilatan petir ungu membelah langit dan menimpa bumi. Dalam sekejap, seluruh wilayah barat terbakar aura iblis suci yang mematikan. Tanah menjadi hitam, tumbuhan layu, dan manusia yang lemah kehilangan sihir mereka.
> “Ini... adalah dunia untuk mereka yang layak.”
Xiao Chen Berdiri
Tanpa bicara banyak, Xiao Chen menuliskan surat pendek kepada Elvira melalui energi spiritual.
> “Elvira, jagalah Elvarion. Aku harus pergi.”
> “Seseorang... yang seharusnya tak pernah bangkit, kini kembali.”
> “Dan dia... membawa sistem kegelapan dan cahaya dalam satu tubuh.”
> “Itu... musuh alami kultivasi sejati.”
Langit pecah.
Sistem sihir terguncang.
Kultivasi langit mulai berdenyut lebih cepat.
Dan dua jalur besar dunia—yang satu berasal dari bintang-bintang langit… dan satu lagi dari darah pahlawan yang dikhianati—akan segera bertabrakan.
> Dan di tengahnya… berdiri Xiao Chen.
Raja Para Dewa.
Yang kini menyadari: bahwa musuh sebenarnya… bukan dari dunia ini.
Tapi dari masa lalu yang dilupakan sejarah.