NovelToon NovelToon
TRAUMA

TRAUMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Misteri / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam / Idola sekolah
Popularitas:695
Nilai: 5
Nama Author: Fidha Miraza Sya'im

Keberanian tidak akan pernah absen dari ketakutan.
Orang berani bukan berarti mereka tidak pernah merasa takut, akan tetapi mereka berhasil menaklukkan rasa takut itu.

Hanya karena kau pernah gagal lalu terluka di masa lalu, bukan berarti semua yang kau hadapi sekarang itu sama dan menganggap tidak ada yang lebih dari itu.

Kau salah . . . . . !!!

Briana Caroline MC.
Yang arti nya KEBERANIAN, TANGGUH, KUAT DAN PENAKLUK DUNIA.

Tidak seperti arti dari namanya yang diberikan orang tuanya. Justru malah sebalik nya.

Bayang-bayang dari masa lalunya membuat dia TRAUMA. Itulah yang membuatnya selalu menghindari apapun yang akan masuk ke dalam hidupnya.
Dia lebih memilih untuk lari ketimbang menghadapinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fidha Miraza Sya'im, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Perlahan Briana membuka kedua matanya. Ia mengerutkan dahinya ketika ia menatap ke sekeliling ruangan. Meski terlihat samar tapi ia yakin bahwa ia bukan berada di dalam kamarnya sendiri.

Briana merasakan bahwa tangannya sedang digenggam oleh seseorang. Sontak membuat ia terkejut lalu melihat Ryo yang masih tertidur pulas sambil menggenggam tangannya.

Ryo pun tersadar dari tidurnya.

"Hoaaaammm. . .". Ryo merenggangkan tubuhnya yang sedikit pegal akibat tidur di kursi.

"Ehh kamu sudah bangun Bri?". Ia bertanya setelah ia melihat Briana yang sudah duduk di atas tempat tidur.

"Gimana keadaan kamu? Apa kamu masih merasa tidak enak badan?". Ryo melepaskan genggamannya lalu menyentuh dahi Briana untuk memeriksa suhu badannya.

Briana menepis tangan Ryo lalu bertanya.

"Kenapa gue bisa di sini sama elo?".

"Mmm... Tadi malam kami pingsan di taman belakang sekolah. Enggak tahu entah kenapa kamu bisa ada disana padahal kan aku sudah nyuruh kamu untuk tetap duduk di bangku taman dan enggak kemana-mana. Tapi pas aku balik, kamu nya sudah ngilang. Terus aku cariin kamu kemana-mana hingga akhirnya aku menemukan kamu sudah pingsan di taman belakang sekolah". Ryo menjelaskan kronologi menurut dirinya apa yang terjadi pada Briana.

Briana terdiam sejenak sembari berusaha mengingat kejadian tadi malam.

"Sshhh aaaah". Rintihnya sembari memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Kamu kenapa? Kepala kamu sakit?". Ryo mendekati Briana sembari memegang tangannya kembali.

Briana kembali menepis tangan Ryo.

"Gue enggak apa-apa. Terus kenapa gue disini? Ini dimana?". Briana melihat sekeliling ruangan.

"Ini rumah aku tepatnya dikamar aku. Abisnya aku bingung mau bawa kamu kemana. Mau aku bawa kamu ke klinik eh semua klinik pada tutup karena kemarin pas hari libur. Mau aku bawa kamu pulang ke rumah kamu, akunya enggak tahu dimana alamat rumah kamu. Makanya aku mutusin bawa kamu ke rumah aku, itu pun tanpa sepengetahuan nyokap aku he he he". Ryo menjelaskannya.

"Kenapa loe enggak bawa gue ke hotel saja?". Briana menahan amarahnya.

"Ya enggak mungkinlah! Mana sanggup aku membawa kamu ke hotel. Itu bisa membuat kehormatan kamu hilang dimata orang lain sedangkan kamu itu adalah wanita yang terhormat". Ryo mencoba menunjukkan rasa hormatnya.

Briana mengusap wajahnya.

"Itu bukannya sama saja ya? Apa bedanya elo bawa gue ke hotel sama elo bawa gue ke rumah loe? Gimana kalau ketahuan sama nyokap loe kalau elo diam-diam bawa seorang gadis ke rumahnya malah ke dalam kamarnya? Bukannya itu merusak kehormatan gue juga?". Briana membuka pemikiran Ryo agar ia sadar bahwa tindakannya juga salah.

Ryo tertawa getir sambil menggaruk kepalanya.

"He he he, abisnya aku bingung. Aku sudah kalang kabut karena khawatir sama kamu, di tambah lagi tadi malam kamu tiba-tiba demam tinggi. Apa enggak makin panik akunya".

Briana menarik nafasnya menatap wajah polos Ryo kemudian menghembusnya dengan perlahan.

#Tok tok tok...

"Ryo. . . .". Tiba-tiba sang bunda mengetuk pintu kamar nya.

"Ma*p*s nyokap aku". Ryo jadi panik sedangkan Briana hanya diam santai.

"Iya Bun. . .". Jawabnya sambil mondar-mandir ketakutan.

"Kamu sudah sholat subuh tadi nak?".

Ryo menepuk jidatnya dan melihat jam sudah pukul 07 pagi. Ia teringat bahwa ia kesiangan dan telat untuk sholat subuh.

"Belum bun! Ryo kesiangan, ini mau sholat". Teriaknya dengan nada rendah sambil meringis malu.

"Ya sudah di segerakan cepat. Ntar kalau sudah siap, kamu turun ke bawah, bunda sudah siapin sarapan untuk kamu. Bunda mau keluar karena tiba-tiba ada urusan bentar di kantor, mungkin bunda bakalan malam pulangnya"

"Iya bun...". Teriaknya.

"Kalau kamu mau keluar. Kamu telpon atau sms bunda ya? Terus kalau kamu mau makan kamu pesan saja di luar soalnya bunda enggak sempat masak. Dan ingat jangan lupa kamu sholatnya".

"Iya bunda! Ya sudah bunda hati-hati di jalan. Kapan Ryo mau sholatnya kalau bunda masih ngajakin Ryo ngomong?". Ucapnya.

"Hmm iya sudah! Bunda pergi ya nak".

"Iya bun hati-hati bawa mobilnya" Teriaknya kemudian.

"Fuuhhht". Ryo menghela nafasnya lalu berlari menuju kamar mandi. Sedangkan Briana hanya melihat dirinya yang kepanikan sendiri bagai kebakaran jenggot.

...

Tak lama Ryo keluar dari kamar mandi. Kini ia sudah mengganti pakaiannya yang rapi serta memakai sarung dan peci di kepalanya.

"Aku sholat dulu. Kamu kalau mau ke kamar mandi, itu kamar mandinya". Ryo menunjukkan posisi kamar mandi tersebut.

Briana tak meresponnya.

Mata Briana tak sedikit pun berpaling selain menatap Ryo sejak awal Ryo memulai sholat hingga selesai.

"Kenapa kamu ngeliatin aku sampai segitunya? Apa aku terlihat cakep ya kalau lagi kayak gini? he he he". Ryo tersenyum kepedean karena ia sadar kalau Briana sejak tadi memperhatikannya.

Briana memutar bola matanya.

"Ck, keluar loe dari kamar, gue mau mandi". Briana berusaha untuk berdiri lalu mendorong tubuh Ryo keluar dari kamarnya dan mengunci kamar itu.

" Lah.. Itu kan kamar gue. Kenapa jadi dia yang ngusir gue keluar dari kamar gue sendiri??". Ryo menggerutu dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.

"Bri.... Kalau kamu butuh pakaian ganti, kamu pakai saja baju aku. Kamu pilih saja di dalam lemari yang mana menurut kamu cocok. Terus kalau kamu sudah siap, kamu langsung saja turun biar kita sarapan". Teriaknya.

Briana hanya mendengarkannya. Ia kembali melihat sekeliling kamar Ryo yang terdapat banyaknya buku-buku pelajaran dan beberapa fotonya.

Briana membuka lemari pakaian Ryo. Ia melihat pakaian-pakaian itu tersusun rapi dan bersih. Tanpa memilih Briana mengambil sebuah t-shirt putih milik Ryo lalu membawanya ke dalam kamar mandi.

1
Fidha Miraza Sya'im
Biarkan Bintang Yang Menjawab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!