Kalandra merupakan siswa pintar di sekolah dia selalu datang tepat waktu, Kalandra bertekad untuk selalu membahagiakan ibunya yang selama ini sendiri menghidupinya. Kalandara ingin memiliki istri yang sifatnya sama seperti ibunya dan setelah dia berkata seperti itu, ternyata semesta mendengar doanya Kalandra bertemu seorang gadis cantik ketika dia membaca buku di perpustakaan. Kalandra terpesona oleh gadis itu yang belakangan di ketahui bernama Aretha. Apakah Aretha juga punya perasaan yang sama seperti Yang Kalandra rasakan. Jangan lupa selalu tunggu cerita menarik dari Kalandra dan Aretha ya...!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani Syahada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 CPPP
Aku pun memakai pakaian yang ibu sarankan, yaitu pakaian yang membuat aku nyaman, aku memakai jaket hitam kesukaanku yang aku padukan dengan celana jeans, tidak lupa aku memakai parfum dan kemudian membawa sapu tangan Retha dan mawar merah yang aku beli kemarin, ketika aku akan bersiap ibu yang datang dari arah dapur tiba-tiba menepuk pundakku.
“Nak, kamu makan dulu ya.. ibu sudah siapkan! Oh.. iya sama ini kue putu ayu ibu bikinkan khusus untuk calon mantu ibu, jangan lupa di kasihkan lo.. ya.. awas aja kamu lupa kasihkan, nanti ibu jewer telingamu!”
Ucap ibuku sambil tertawa meledek yang kemudian menaruh spatulanya di meja dapur.
Baru juga aku mau keluar kamar, ibu sudah mewanti-wanti aku, kayaknya mulai sekarang aku harus lebih perhatian lagi sama Retha karena dia punya dukungan yang kuat banget, bahkan aku saja tidak ada bandingnya sama pendukung Retha yang satu ini, pikirku dalam hati.
“Nak, malah melamun lagi! Kamu dengarkan apa yang ibu bilang! Kamu makan dulu setelah itu bawa putu ayu ini untuk Retha mengerti!” ujar ibuku dengan mata tajam yang mengarah ke arahku seolah-olah akan menangkap buruan besar.
Dengan tatapan itu, aku hanya mengangguk pelan, tidak berani berkata-kata karena takut nanti spatula yang di meja melayang ke arahku, aku segera keluar kamar kemudian ke dapur untuk makan dan setelah selesai makan, aku pun mengambil kue putu ayu buatan ibuku yang kemudian aku masukan dalam tas, karena aku merasa sudah tidak ada barang Retha yang ketinggalan aku pun berpamitan kepada ibu.
“Bu, Andra, pamit dulu ya.. ke rumah Retha! Ucapku dengan nada nyaring karena aku tidak tahu ibuku ada di ruangan mana.
Aku pun segera mengeluarkan motorku dari garasi rumah, namun sebelum itu aku membersihkan terlebih dahulu motorku agar kelihatan glowing, kayak skincare yang ibu biasa pakai, bisa-bisanya aku bandingkan motorku dengan skincare ibu, kalau ibu dengar bisa kempes ban motorku nanti.
Aku menyalakan motorku dan pergi ke rumah Retha, di jalan menuju rumah Retha aku melihat kucing kecil sendirian di tengah jalan, karena takut nanti tertabrak aku pun memutuskan untuk membawanya, meskipun sebenarnya aku tidak menyukai kucing tetapi tidak tahu kenap, ketika melihat kucing itu sendirian tanpa induk, membuat hatiku menjadi sedih, karena membayangkan jika aku di posisinya yang sendirian pasti aku akan menangis.
Setelah membawa kucing kecil itu, aku pun kemudian melanjutkan perjalanan menuju rumah Retha, jujur aku tidak tahu bagaimana cara merawat kucing karena di sepanjang jalan kucing ini terus mengeong, aku berpikir untuk berhenti sebentar dan membelikannya makanan kucing.
“Pak, makanan kucing ini berapa ya.. harganya? Tanyaku dengan penjual yang masih sibuk menata barang-barangnya.
Aku pun kemudian memilih-milih pakan kucing yang cocok karena ini baru kali pertama aku membeli pakan kucing.
“Oh.. ini murah saja nak, tidak sampai jutaan kok!”ucap penjual itu sambil mengambil makanan kucing yang lain.
“Pak, saya mau tanya lagi! selain harga tadi, kalau untuk kucing kecil kayak gini, adakah pak, makanannya? Tanyaku dengan serius sambil memandang kucing kecil itu.
Aku bertanya seperti itu, karena takut kalau aku salah beli makanan untuknya, di samping itu aku berusaha untuk menenangkan kucing kecil itu yang dari tadi tidak berhenti mengeong. Aku tidak tahu kenapa dia terus mengeong, apa mungkin dia mencari ibunya, tapi ketika aku bertemu tadi, aku tidak melihat ada kucing lain di sampingnya, atau mungkin kucing ini di buang oleh pemiliknya.
Kasihan sekali kucing ini, kalau sampai tebakanku benar karena tega sekali orang yang membuang kucing kecil ini karena dia belum bisa mencari makan, seharusnya jika memang ingin di buang, tunggu dulu sampai kucing ini besar, sampai dia bisa cari makan sendiri, kalau seperti ini hanya akan menambah dosa saja.
“Dek, kalau untuk pakan kucing ini belum ada, umur segini mana boleh di kasih makan, karena kucing ini masih menyusui! lebih baik saya beri susu kucing ini ya.. harganya murah kok! Cuma 50 ribu saja! Ujar penjual itu yang kemudian membawa susu kucingnya kepadaku.
Aku tidak tahu kalau umur segini belum bisa di kasih makan, aku kira dia cuma tidak bisa cari makan saja, ternyata masih menyusui kasihan sekali kucing ini, aku pun membeli susu kucing itu.
“Oke pak, saya beli susu kucing ini ya..!” ujarku yang kemudian mengambil uang di dompet.
“Oke dek, ini susu kucingnya! Semoga kucingnya sehat ya.. dek! Ucap penjual itu yang kemudian memberi aku kantung plastik.
Aku pun kembali melanjutkan perjalanan ke rumah Retha, dan setelah sampai di rumahnya aku pun menelpon Retha.
“Tut..Tut..Tut.."
“Iya Andra, kamu sudah di depan ya.. tunggu sebentar ya.. aku keluar dulu! Ujar Aretha kaget karena aku tiba-tiba sudah di depan rumahnya.
Ketika aku menunggu Retha membukakan pintu, aku melihat beberapa kucing di halamannya sedang asik bermain lari-lari kesana kemari dan karena aku juga membawa kucing, akhirnya aku lepas kucing kecil itu untuk bertemu dengan kucing lain karena siapa tahu kucing kecil ini tidak mengeong lagi.
Dan tanpa di duga kucing kecil itu sepertinya menempel dan mengendus ke kucing besar lain, mungkin saja seperti yang di bilang sama penjual pakan kucing itu, kalau kucing yang aku dapat masih menyusui, sehingga menganggap kucing dewasa adalah ibunya dan setelah menunggu beberapa menit Aretha pun membuka pintu.
“Maaf ya.. Andra, kamu menunggu lama ya.. soalnya aku masih masak tadi bareng nenekku! Ayo! Andra, masuk ke dalam!” ujar Retha yang kemudian menata kursi untuk aku duduk.
Aku pun duduk di kursi yang telah Retha siapkan, di sepanjang aku di rumah nenek Retha, aku baru menyadari kalau neneknya suka kucing karena itu bisa di lihat dari rumahnya yang terdapat beberapa kucing kecil yang sama dengan kucing yang aku temukan di jalan.
Dan karena itu, terbesit di pikiranku untuk memberikan kucing kecil itu kepada Retha, tapi aku takut kalau dia menolak karena aku melihat sudah ada beberapa kucing di rumah neneknya.
“Retha, aku boleh tanya tidak? Apa kucing di halamanmu itu kucingmu juga? Ucapku penasaran sambil menunjuk kucing di halaman itu.
“Oh.. kucing di depan itu! Iya Andra, kucing itu memang punyaku ada apa ya..kamu tanya? Ujar Retha sambil mengambil cemilan di atas lemari.
“Aku, baru menemukan kucing kecil di jalan tadi! Pas mau ke sini, tapi aku tidak tahu cara merawatnya! Waktu tadi aku ke tempat makan kucing, penjualnya bilang! kalau kucing ini masih menyusui dan aku melihat di rumah ini nenekmu suka kucing! Apa boleh aku kasih ke kamu Retha, nanti setiap bulan aku kasih uang buat perawatan dan kesehatannya?”
Ujarku dengan perasaan degdegan karena takut Aretha tidak setuju.
“Oalah gitu, tidak apa-apa Andra, karena kebetulan aku juga suka kucing! Nanti aku rawat kucingmu juga deh..!” Ujar Retha dengan tatapan manis ke aku.
“Makasih ya.. Retha, kamu mau rawat kucing kecil ini! Nanti aku akan sering ke sini untuk melihat kucing ini! Ujarku sambil membawa kucing kecil itu ke Retha.