NovelToon NovelToon
Shadows In Motion

Shadows In Motion

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: KiboyGemoy!

Karya Asli By Kiboy.
Araya—serta kekurangan dan perjuangannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KiboyGemoy!, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18

Brrrkk

Araya memegang perutnya yang mulai krucuk-krucuk meminta di isi oleh asupan. Gadis itu menghela napas, menutup buku dan mulai menyimpannya kembali.

"Apa ada makanan di rumah ini?" gumamnya.

Ia mulai berdiri, berjalan keluar kamar menuju lantai bawah di mana dapur berada. Sesampainya di dapur ia membuka kulkas yang tidak terisi oleh apa-apa.

Araya menghela napas kasar. Gadis itu melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul delapan malam.

"Apa Mama sudah tenang?" batinnya khawatir.

"Aku harus membuktikannya pada Mama kalau aku bisa mencapai mimpi itu, lalu ... aku akan datang menemuinya dan meminta maaf," gumamnya mengatur rencana.

"Tapi, tidak untuk sekarang."

Ting!

Suara bel pintu apartemen berbunyi, Araya terkejut, iandiam ditempat, menelan salivanya berat.

"Siapa itu?" lirihnya, sedikit takut.

Bagaimana pun Araya tidak akan membuka pintu apartemen milik Rifan, bagaimana kalau itu penajahat? Dan ... bagaimana kalau keluarga Rifan yang datanga? Bisa kacau.

Ting!

Satu pesan berhasil masuk ke ponsel Araya, gadis itu membuka layar dan masuk ke dalam aplikasi hijau—di mana New Number memberikan pesan.

Makanan yang ku pesankan untukmu sudah sampai.

"Oh, ternyata."

Makasih.

Araya pun berjalan ke arah pintu, membukanya, dan menerima pesanan yang berisi beberapa makanan.

Ia meletakkan beberapa makanan tersebut di atas meja dapur, kemudian membukanya satu persatu.

"Banyak banget." Pukaunya dengan mata berbinar.

Ting!

Ia kembali membuka ponselnya.

Bagaimana?

Baik.

Aku menanyakan apa kamu suka makanannya?

[Emoji smile]

Rifan yang mendapatkan balasan hanya emoji senyum hanya bisa menghela napas. Namun, pemuda itu merasa lega.

Tok!

"Masuk," ucapnya keras.

Pintu kamar terbuka, seorang pemuda melangkah masuk dan memberikan Rifan beberapa berkas yang langsung saja pemuda itu terima dan membukanya.

"Ehem, sepertinya kamu sudah dalam tingkat pendekatan dengan seorang dancer?" ucap pemuda tersebut dengan senyum menggoda.

Rifan hanya bisa menghela napas enggan untuk menajwab, dia hanya fokus pada berkas yang datang padanya.

"Cueknya, oy! Sama sepupu sendiri," ucap Syam, sepupu Rifan—sudah berumur dua puluh tahun.

Syam memijit-mijit bahu milik Rifan. "Aku jadi penasaran seperti apa dia, Rifan sesekali bawalah dia untuk makan malam bersama," ucap Syam.

"Aku tidak dekat dengannya," jawab pemuda itu datar.

"Yahhh, ngga asik." Syam melepas pijitannya dengan raut wajah kecewa.

"Baiklah kalau begitu, aku duluan. Masih ada urusan," ucapnya berbalik dan beelalu pergi dari kamar Rifan.

✧⁠\⁠(⁠>⁠o⁠<⁠)⁠ノ⁠✧

Selesai mandi Araya berjalan ke arah ranjang, naik, dan membaringkan tubuhnya. Gadis itu menghela napas, menutup matanya yang terasa memanas.

Helaan napasnya terdengar kasar, tangannya pun meremat selimut.

"Bagaimana pun aku harus menerima takdir yang ku ciptakan sendiri," gumamnya pasrah.

✧⁠\⁠(⁠>⁠o⁠<⁠)⁠ノ⁠✧

Mungkin Araya benar-benar akan membangun kehidupan baru dan fokus untuk latihan. Mengetahui bakal ada event peninggal jejak gadis itu benar-benar harus serius.

Pagi hari ini, gadis itu sudah memakai seragam. Benar-benar kehilangan arah walaupun ia memiliki tempat untuk tinggal. Tidak ada uang dan tidak ada semangat. Bagaimana pun ia harus benar-benar menajalani harinya dengan sebaik mungkun.

Tapi...

Akan kah dia sanggup menjalani harinya, setelah kejadian kemarin.

Araya tidak tahu. Gadis itu hanya bisa menghela napas, dia di kenal sebagai gadis tanpa ekspresi, tidak mungkin ia tidak menjalani hari-hari nya dengan ekspresi datar.

"Baiklah," batinnya yakin.

Saat keluar dari apartemen Araya dikejutkan dengan Rifan yang sudah menatapnya.

"Pagi," sapa pemuda itu.

Araya hanya bisa mengangguk.

"Sesekali jawablah, ada banyak kosa kata di dunia ini," ucap Rifan.

"Juga," jawab Araya.

"Hari ini dan seterusnya aku akan menjemputmu, kita selalu bersama, okey?" tanya Rifan lembut, tatapannya begitu tenang.

Araya memgangguk dengan bibir yang dikembangkan menjadi sebuah senyuman. "Oke," jawabnya.

✧⁠\⁠(⁠>⁠o⁠<⁠)⁠ノ⁠✧

Di perjalnan, Rifan terus menerus melirik ke arah kaca spion yang mengarah ke wajah Araya.

"Araya, apa hari ini kamu latihan?" tanya-nya sedikit berteriak.

Araya mengangguk dengan pelan. "Iya, sepertinya begitu," jawabnya.

"Sepertinya aku sudah merasa nyaman dengan yang namanya dance, bagaimana kalau kita pergi bersama?"

"Serius?" tanya Araya sedikit ragu.

Rifan mengangguk dengan senyum sebagai ucapan kuat bahwa dia serius. "Serius."

Araya tersenyum. "Bagaimana perasaan kamu saat melakukan dance?" tanya Araya, antusias.

Rifan berpikir sejenak. "Bagaimana, yah...."

"Sepertinya tidak ada, hanya saja aku merasa nyaman dan mulai suka dengan setiap gerkaan dancenya," lanjutnya.

Araya mengangguk, ia mengerti bagaimana pun Rifan bukan seoramg dancer. "Tau tidak? Apa yang aku rasakan saat aku melakukan dance?"

Rifan menggeleng. "Apa yang kamu rasakan?"

Araya tersenyum, matanya terlihat berbinar serta ekspresinya yang benar-benar terlihat senang dengan pertsnyaan itu.

"Saat aku melakukan setiap gerakan aku merasa bahwa aku hidup, aku lega, dan aku merasa diselamatkan," jelasnya begitu hati-hati.

"Karena kamu melampiaskan setiap amarahu ke sama bukan?"

Araya mengangguk, membetulkan semua itu. "Sejujurnya aku hanya ingin melampiaskan amarahku ke setiap gerakan yang ku lakukan, karena aku merasa lega setelah melakukannya," lanjutnya dengan senyum kecil di bibirnya.

"Sepertinya aku sudah memiliki alasan bagaimana perasaanku dalam melakukan dance," ucap Rifan.

Araya memegang kedua bahu Rifan dengan erat kenudian sedikit memajukan badannya, memajukan wajahnya kedepan agar ia bisa mendengar apa yang Rifan katakan.

"Bagaimana?"

Rifan meliriknya sejenak sehingga mata mereka bertemu, sebelum akhirnya ia menggeleng agar sadar dan fokus ke depan. Namun, kepalanya sedikit ia mundurkan.

"Seperti apa yang kamu katakan," jawabnya.

Araya mengerutkan keningnya, berpikir sejenak sebelum akhirnya dia tersenyum. Ia paham apa yang Rifan katakan.

✧⁠\⁠(⁠>⁠o⁠<⁠)⁠ノ⁠✧

Sesampainya di parkiran, Araya sedikit dikejutkan dengan Devan dan Naya yang juga baru saja tiba. Naik motor berdua, dengan Naya yang memeluk Devan dari belakang.

Gadis itu turun dari jok motor, matanya tidak lepas dari kedua pasangan di sebelahnya itu. Rifan yang melepas helmnya mengerut kemudian mengikuti pandang mata gadis itu.

"Sini biar ku buka kan," ucap Rifan mengambil alih dalam membuka kancing helm milik Araya. Sedangkan Araya hanya bisa fokus memandangi dua pasangan.

Devan mengacak rambut milik Naya sehingga mereka tertawa bahagia bersama. Walaupun terlihat baisa saja namun entah mengapa rasa gelisah memuncak di hari Araya.

"Hari ini olahraga, aku pikir aku tidak akan sanggup," keluh Naya dengan manja.

Devan menggenggam tangan gadis itu kemudian mengecup keningnya. "Ngga papa, ada aku," ucap Devan perhatian.

"Sampai kapan kamu akan melihat mereka?" tanya Rifan berjalan lebih dulu.

Araya akhirnya sadar dan berjalan mengikuti Rifan dari belakang.

Devan dan Naya melirik ke arah mereka berdua. "Sepertinya mereka semakin akrab," ucap Naya terdengar tak senang.

Devan hanya menghela napas. "Dia memang gadis murahan, lagipula Rifan pun tidak akan betah dengannya. Sepertinya pemuda itu dalam keadaan bosan," ucap Devan disertai kekehan remeh.

Naya mengangkat sebelah alisnya, bibirnya menyungging senyum kecil. "Benar, Devan saja tidak tahan apalagi Rifan," batinnya.

1
Alexander
Ceritanya bikin aku terbuai sejak bab pertama sampai bab terakhir!
Kiboy: semoga betah😊
total 1 replies
Mèo con
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Kiboy: aaa makasih banyakk, semoga seterusnya seperti itu ಥ⁠‿⁠ಥ
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!