NovelToon NovelToon
Rayna Masuk Novel Harem?! Tolong

Rayna Masuk Novel Harem?! Tolong

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Harem
Popularitas:13.7k
Nilai: 5
Nama Author: Febbfbrynt

Rayna Sasa Revalia, gadis dengan karakter blak-blakan, humoris, ceria dan sangat aktif. Dia harus meninggalkan orang tua serta kehidupan sederhananya di kampung karena sebuah kesialan sendiri yang men-stransmigrasikan jiwa gadis itu ke dalam sebuah karakter novel.

Sedih? Tentu. Namun ... selaku pecinta cogan, bagaimana mungkin Rayna tidak menyukai kehidupan barunya? Masalahnya, yang dia masuki adalah novel Harem!

Tapi ... Kenapa jiwa Rayna harus merasuki tubuh Amira Rayna Medensen yang berkepribadian kebalikan dengannya?! Hal terpenting adalah ... Amira selalu di abaikan oleh keluarga sendiri hanya karena semua perhatian mereka selalu tertuju pada adik perempuannya. Karena keirian hati, Amira berakhir tragis di tangan semua pria pelindung Emira—adiknya.

Bagaimana Rayna menghadapi liku-liku kehidupan baru serta alur novel yang melenceng jauh?

~•~

- Author 'Rayna Transmigrasi' di wp dan di sini sama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan

Arsa tidak tertarik dengan Emira? Lalu bagaimana dengan alurnya? Rayna tenggelam dalam pikirannya yang kebingungan.

“Lo gak mau pulang?”tanya Arsa karena Rayna masih diam tak berkutik.

Rayna tersadar dan memaksakan senyum,”Ah, iya. Ini mau, kok.”

Rayna membereskan alat-alat tulis dan bukunya dan memasukannya ke dalam tas. Lalu ia menggendong tasnya.

Saat mengangkat kepalanya, Rayna melihat Arsa yang masih diam melihat gerak-geriknya. Rayna heran,”Lo kenapa masih berdiri di situ? Gak pulang?”

Kelas sudah kosong. Dan suara-suara riuh murid di luar sudah sepi.

“Gue nunggu lo.”

“Hah?”Rayna mengerjap beberapa kali. 

“Ck,”decaknya saat melihat wajahnya yang lemot. Bukan itu, tapi wajah Rayna terlihat lucu. Arsa berkata kesal,”Ayo pulang.”

“Ah, iya..”Rayna menyetujuinya dengan malu-malu. Ia mengikuti di belakang Arsa yang sudah melangkah.

Selama perjalanan di koridor, tidak ada yang berbicara. Hanya terdengar suara langkah kaki keduanya. 

Arsa sesekali meliriknya. Namun Rayna tidak sadar karena masih melamun akan ucapan Arsa di kelas. Alasan Arsa nerima ajakan Emira, kenapa harus gue coba? Aneh banget.

Rayna langsung tersentak saat merasa tasnya di tarik ke belakang membuatnya ikut mundur. Ia langsung menoleh linglung kepada pelakunya.

“Lo hampir nabrak tembok,”ujar Arsa seraya menunjuk tembok dengan dagunya. 

Rayna ikut menatap tembok di sisinya. Lalu ia menyengir tak berdosa. Seintens itukah dia melamun?

“Mikirin apa, sih?”tanyanya penasaran. Lalu menegur,”Jangan melamun sambil jalan. Mungkin lain kali lo bisa masuk selokan.”

Rayna bergidik jijik membayangkannya.

“Kakak!”panggilan manis seseorang membuat keduanya berhenti melangkah dan menoleh ke belakang bersamaan, mereka melihat Emira dan seorang cowok jangkung tidak lain adalah saga.

“Emira? Ada apa?”tanya Rayna saat keduanya sudah sampai di depannya dan Arsa.

Melihat Emira masih terengah-engah karena berlari, Rayna menoleh ke arah Saga. Rayna tidak perlu cemas walaupun ia tahu Saga bermuka dua, ia hanya perlu menjadi teman baiknya. Jadi setidaknya menyapa. Rayna langsung tersenyum manis,”Hai, Saganteng.”

Saga sedikit tergerak. Lalu ia tersenyum ramah balas menyapa,”Hai, juga.”

Rayna tidak tahu saja, ekspresi seseorang di sampingnya mendingin. Tapi Saga menyadarinya. 

“Kak, aku pulangnya nanti karena ada sesuatu yang harus aku urus di sini. Kalo kakak mau pulang, hubungi aja kak Al. Soalnya supir yang biasanya sedang pulang kampung,”ujar Emira.

Rayna mengangguk setuju,”Oke.”

Atensi Emira beralih pada cowok di samping Rayna. Ia mengamati dengan wajah bingung. Mungkin terlihat familier.

Melihat itu senyum Rayna mengembang. Ia berniat memperkenalkannya, karena sebelumnya mereka hanya sebatas orang asing.

“Lo pasti udah tahu dia, kan? Sebelumnya kalian belum kenalan resmi, loh! Mir, kenalin! Dia Arsa, yang sebelumnya lo tolongin,”oceh Rayna semangat.

Emira tersenyum sedikit canggung dan mengangguk. Sebenarnya ia sedikit takut melihat wajahnya yang dingin. Jadi sejak awal bertemu dia tidak pernah berinisiatif mengajaknya bicara. Apalagi tahu namanya. Kalau kakaknya tidak memperkenalkannya, mungkin Emira tidak pernah tahu.

Rayna cemberut melihat Emira yang hanya mengangguk dan Arsa yang cuek. Ia mengambil tangan Arsa dan Emira. Lalu menyatukannya untuk saling berjabat tangan. Sebelum mereka bereaksi, Rayna mengomel,”Nah! Gini kalo kenalan! Malah pada diem. Cepet, ulang!”

Emira melototi kakaknya. Namun Rayna tidak peduli. Emira menatap cowok itu dan berkata dengan pelan,”Emira Rey—“

“Arsa,”potong Arsa. Lalu melepaskan jabatan tangannya dengan Emira.

Emira merasa semakin canggung. Sedangkan Rayna menatap tidak percaya pada perkenalan singkat mereka. Saga hanya melihat interaksi ketiganya dengan mata tak bisa di mengerti.

“Em.. kalo gitu, kita pamit dulu, ya...”ucap Emira terlihat ingin segera pergi.

“Oh? Oke,”Rayna mengangguk kosong.

Mendengar persetujuannya, Emira menatap Saga dan saling mengangguk. Keduanya berbalik dan pergi.

Melihat punggung mereka, ekspresi Rayna berbuah cerah. Lalu berteriak”Saganteng!”

Mereka menghentikan langkahnya dan menoleh. Saga mengangkat alis bertanya.

Rayna mengulum senyum,”Jagain adek gue! By the way, kalian cocok, jiaakkk hahaa..”

Emira melotot garang menatap kakaknya. Wajahnya memerah entah karena mau atau kesal. Sedangkan Saga hanya tersenyum kalem tanpa menjawab ucapannya. Mereka melanjutkan langkah.

“Mereka cocok gak, sih?”tanya Rayna yang masih setia menatap punggung mereka sampai menghilang di sebuah belokan.

Tidak mendapat jawaban, Rayna menoleh melihat wajahnya yang terasa semakin.. dingin?

“Lo kenapa?”Rayna merasa tak enak.

Arsa tidak menjawab. Ia melirik sekilas Rayna dan melenggang pergi.

Rayna yang di tinggalkan merasa jengkel,”Woy! Tunggu!”

Rayna tidak bisa menggapainya karena langkahnya terlalu besar. Padahal Arsa terlihat berjalan santai. Sampai di parkiran, tak sadar Rayna terus-menerus mengikutinya. 

Melihat Arsa menghampiri sebuah motor yang lebih keren dari motor barunya, mata Rayna melebar. Ia berjalan semakin dekat dan berseru kagum,”Sa?! Ini motor lo?! Keren banget!”

Arsa tidak menjawab. Tapi ia mengajaknya,”Lo mau pulang bareng gue?”

Mata Rayna berbinar,”Mau banget!”

Arsa tersenyum tipis. Namun Rayna tidak melihatnya. Mata gadis itu fokus menatap kagum motor berwarna biru-hitam itu. Warnanya hampir persis sama dengannya.

Arsa mengeluarkan sebuah jaket yang berwarna sama dengan motor. Lalu setelah memakainya, ia menaiki motor dan memakai helm full face nya. Mengingat helm, Arsa melirik Rayna,”Gue gak bawa helm dua.”

“It’s oke,”Rayna menjawab tanpa mengalihkan pandangan karena ia masih menatap kagum motor itu. Setelah beberapa saat, Rayna mengangkat kepala menatap Arsa yang sudah siap. Ia baru sadar, mata Rayna melebar takjub menatap Arsa,”Ya ampun! Lo ber-damage banget!”

Sudut mulutnya miring seakan bangga. Tapi Arsa tidak mengatakan apa-apa. Ia sedikit memajukan motornya dan berhenti di hadapan Rayna. Lalu berkata,”Ayo, naik.”

Rayna menatap jok belakang. Lalu menunduk melihat rok sekolahnya yang hanya sebatas lutut. Ia mengangkat kepala menatap Arsa polos,”Gue gak pake celana. Nanti daleman gue keliatan.”

Sudut bibir Arsa berkedut mendengar ucapannya. Telinganya yang tertutup helm sedikit memerah. Ia tidak menyangka Rayna akan berbicara lepas seperti itu. Arsa terbatuk kecil menutupi rasa malunya, padahal seharusnya Rayna yang malu. Namun wajah gadis itu terlihat polos.

Arsa menghela nafas. Lalu ia melepas jaketnya dan memberikannya kepada Rayna. Sedangkan orang yang di sodorkan jaket, malah melongo menatap jaket bingung.

Arsa mengguncang lengan yang terulur. Mengatur suaranya agar terdengar sedatar mungkin,”Pake. Katanya gak pake celana. Kalo pake ini, paha lo gak akan keliatan.”

“Oh..”Rayna menerimanya. Dan ia mengikat lengan jaket itu ke pinggangnya sehingga menutupi lututnya. 

Setelah siap, ia naik dengan memegang bahu Arsa, tidak peduli reaksinya. Rayna yang telah siap, menepuk bahunya dua kali,”Jalan, bang!”

Motor itu berderum dan berjalan santai. Rayna merasa takjub menaiki motor itu. Ya, itu adalah pertama kalinya menaiki motor sekeren itu, apalagi mengendarainya akan lebih keren.

Memikirkan itu, Rayna mendapat pencerahan. Ia yang awalnya tegak, mencondongkan tubuhnya sehingga menempel di punggung Arsa. Tentu saja, perlakuan itu membuat Arsa membeku. Ia hampir mengerem di tengah jalan, untuknya dengan cepat bereaksi.

“Sa! Gue pengen di ajarin motor sama lo!”teriak Rayna tepat di telinga kiri Arsa yang tertutup helm.

Walaupun Rayna tidak berteriak, karena jarak yang tipis tentu Arsa bisa mendengarnya. Tapi setelah mendengar ucapannya, wajah Arsa mengerut tidak suka dengan pandangan ke depan,”Gak.”

Rayna yang di tolak tidak menyerah,”Gue punya motor baru di rumah! Tapi gue gak bisa motor! Lo ajarin, yah?!”

“Lo cewek! Ngapain diajarin motor?! Lo bisa minta antar supir lo kalo mau kemana-mana!”sanggah Arsa dengan nada terdengar khawatir.

Rayna mengerucutkan bibirnya. Ia mencubit pinggangnya membuat Arsa tergelitik bukan sakit.

“Pokoknya lo harus ajarin motor! Sekarang! Jangan nolak! Titik gak pake koma!”teriaknya keras kepala.

“Ga—“

“Kalo enggak, gue lompat sekarang!”

Arsa panik. Lalu ia mendesah pasrah,”Oke, oke! Puas lo?!”

Wajah Rayna langsung cerah. Ia melingkarkan tangannya di perut cowok itu, membuat yang di peluk langsung menegang dan tersentak kaget. 

Rayna melepaskan tangannya yang sempat melingkar. Ia mengetuk helm Arsa dua kali,”thank's!”

Di buat geli oleh apa yang di lakukannya, Arsa geleng-geleng kepalanya. Namun ada suatu hal yang membuat hatinya hampa. Yaitu pelukan barusan yang sepertinya hanya rasa terima kasih. Arsa sedikit kecewa karena durasinya terlalu singkat. 

Arsa melihat ekspresi Rayna lewat kaca spion yang terlihat bahagia. Semilir angin menerbangkan anak rambut yang tidak terikat. Matanya terpejam seakan menikmatinya. Bibir merah alaminya melengkung menjadi senyuman yang terlihat indah. Rasa kecewanya langsung lenyap. 

Sebaliknya, ia tidak ingin mengecewakannya. Sepertinya keinginan sederhana itu sangat membuatnya bahagia. 

Arsa melembutkan matanya dengan sebuah senyuman langka yang tersungging di bibirnya

1
Viona Syafazea
nya duka atuh ulah naros ka abdi, taros tu author na.. /Facepalm/
Erna Masliana
aaahhh kepooo 😭😭😭
Erna Masliana
kumaha deui atuh.. jalani saja
Erna Masliana
Felisya ratu bully? wuah Reyn kamu yang jadi pemeran utama sekarang hati hati
Erna Masliana
Felisha kah?
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣mana hp mana hp
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣 hancur dah.. gagal keren.. ngelawak si Rey🤣🤣🤣
Erna Masliana
yaelah tawuran di tonton..agak laen emang s Reyna ini
Erna Masliana
jadi Seganteng juga teman masa kecil Ami
Erna Masliana
Amzar Denies Ami.. mereka ber3 teman masa kecil.. Denies psikopat agak serem
Erna Masliana
kamu terlalu terpaku dg alur.. jadinya pusing .. pusing menghindar padahal kamu mungkin masuk ke cerita ini dengan membongkar hal lain yang tersembunyi
Erna Masliana
siapa lagi ini.. temen panti kah yang bareng sm Amzar? banyak misteri nih
Erna Masliana
jadi Amira anak panti? dia diadopsi kah?
Erna Masliana
iya sebenarnya karena apa?
Erna Masliana
jurig 🤣🤣🤣🤣
Erna Masliana
parah s Reyna.. udah ngatain kabur duluan lagi 🤣🤣🤣
Erna Masliana
kamunya aja yang gak sadar alur udah mulai geser.. hati hati kedepannya kamu.. bakalan lieur
Erna Masliana
Reyna kamu lucu pisan... cerita ini emang beda... biasanya transmigrasi jiwa dari orang keren masuk ke raga orang terbuang..ini gadis desa masuk ke raga orang kota kaya lagi
Erna Masliana
lah nanti berubah kamu yang jadi pemeran utama
Erna Masliana
Masyallah tabarakallah 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!