NovelToon NovelToon
Janda Satu Malam

Janda Satu Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / CEO
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: My Choki

Karena salah paham saat mendengar percakapan Ayahnya tentang pelaku yang terlibat dalam kecelakaan Kakeknya saat dia.masih kecil sehingga membuat seorang pemuda bernama lengkap Arishaka Narendra membalaskan dendamnya kepada seorang gadis bernama Nindia Asatya yang tidak tahu menahu akan permasalahan orang tua mereka di masa lalu.

Akankah Nindia yang akrab di sapa Nindi itu akan memaafkan Shaka yang telah melukainya begitu dalam?

dan Bagaimana perjuangan Shaka dalam meluluhkan hati Nindia gadis yang telah ia sakiti hatinya itu!

Mari kita simak saja kisah selanjutnya.

Bijaklah dalam membaca mohon maaf bila ada nama tokoh atau tempat yang sama. semua ini hanya hasil karangan semata tidak untuk menyinggung siapapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon My Choki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terungkap

"Rani! Nggak usah body shaming, bisa kan? Memangnya kenapa kalau body dia makin gemoy? Iri lu?" Tegur Lia yang tidak sengaja memergoki kelakuan Rani yang tengah membully Nindia.

Suara nyaring Lia tentu saja menarik perhatian rekan-rekan kerja lainnya yang sudah datang juga.

"Lia-lia, kamu boleh bela siapapun juga. Tapi kamu lihat juga dong, siapa yang kamu bela itu. Kamu yakin, dia gemoy biasa? " Tukas Rani seraya memandang Nindia dari atas hingga ujung kaki.

"Apa sih maksud kamu Ran? Kita nggak pernah bermasalah loh sebelumnya. Tapi kenapa kamu seperti ini sama Nindi. Apa dia pernah mengganggumu?" Tanya Lia lagi tidak mengerti apa maksud dari rekan kerjanya itu.

"Ah, kamu itu terlalu baik jadi orang. Makanya  dengan mudah di manfaatkan oleh orang licik kek dia!" Tukas Rani lagi sembari menunjuk wajah Nindia.

"Aku nggak pernah memanfaatkan kebaikan orang kok kak! Apalagi memanfaatkan kak Lia. Itu nggak mungkin." Bantah Nindia yang tidak terima di tuduh memanfaatkan kebaikan teman-temannya. Terutama Lia yang sudah banyak membantunya dalam segi apapun.

"Iya Ran, kamu jangan asal ngomong. Nindi nggak seperti itu kok. Kamu ini sebenarnya, punya masalah apa sih? Kenapa kok, kek benci banget sama Nindi " Ucap Ardi menimpali, Ardi yang baru datang dan melihat pertikaian teman-temannya itu.

"Tau tuh, si Rani. Dia kek nggak suka banget sama Nindi. Padahal kan Nindi nggak ada ganggu dia." Timpal Rika yang sejak tadi berdiri menyimak apa yang di lakukan Rani.

"Beb, nggak baik julid ke orang loh! Ayo minta maaf." Kali ini Dani yang berkata, menyuruh gadis pujaannya itu untuk meminta maaf terhadap Nindia. Sebab menurutnya juga Rani sudah kelewatan menuduh Nindia yang tidak-tidak.

Nindia yang mendapatkan belaan dari teman-temannya itupun semakin menundukkan kepalanya. Nindia merasa telah membuat teman-temannya jadi bermasalah karena membela dirinya.

"Kamu nyuruh aku buat minta maaf ke dia gitu?" Tanya Rani dengan mata melotot kepada Dani.

"Iya, apa sih berat nya buat minta maaf aja. Lagian yang mulaikan kamu. Bukan Nindi. Jadi kamu tetap salah." Tukas Dani lagi, berusaha memberikan pengertian kepada Rani

"Kata siapa aku salah? Kalian aja itu yang Oon! Mau aja di bodohi sama dia. Dia disini sok kalem, sok suci. Padahal mah, dia suhu." Tukas Rani lagi seraya melipat kedua tangannya didepan dada.

"Begini ya, Rani. Kamu bilang Nindi ini udah manfaatin kami dengan berpura-pura polos dan sebagainya. Kalau begitu, coba kamu sebutkan dimana letak kesalahannya dia?" Ucap Lia, yang pada akhirnya meminta Rani untuk membuktikan tuduhannya.

"Jadi kalian mau bukti? "

"Ya, mana buktinya kalau Nindi itu hanya pura-pura sok polos depan kita." Sahut Lia cepat. Lia sengaja menantang Rani karena Lia yakin jika Nindia tidak seperti itu.

"Aduh! Kalian ini ya, padahal tanpa aku kasih bukti pun Sudah kelihatan kok." Ucap Rani lagi sembari memandang Nindia. Sementara Nindia hanya diam terpaku di tempatnya.

Sedikit merasa was-was jika Rani mungkin saja telah mengetahui kondisinya saat ini. Itu mengapa wanita itu sangat yakin dengan bukti yang akan ia tunjukkan.

"Kamu jangan berbelat-belit Rani, tunjukkan saja bukti yang kamu miliki itu. Biar cepat selesai masalah ini. Sebentar lagi Toko akan buka. Dan aku nggak mau saat Toko buka kalian masih bermasalah." Lanjut Ardi lagi sang senior.

"Iya Ran, kamu dari tadi muter-muter aja. Bikin kita penasaran tahu. " Timpal Rika.

"Oke! Oke, pertama bukti yang paling nyata. Tanpa harus aku sebutkan ke kalian  kalian bisa menilainya sendiri  tapi karena kalian terlalu lugu dan mau saja di perdaya sama nih bule miskin. Ya!  Biar aku perjelas sekalian. Biar kalian puas. " Ucap Rani lagi.

"Nih ya! Yang pertama body dia bisa langsung bengkak seperti ini. Kenapa coba?"

"Ya, mana kita tahu Rani! Dia gemoy ya itu hak dia lah. Mungkin dia bahagia Bekerja bersama kita. " Sahut Rika apa adanya. Tak perduli dengan bentuk body Nindi yang semakin gemoy dari sebelumnya.

"Justru itu yang janggal. Mana ada orang yang naik berat badannya seperti dia. Lihat dan perhatikan.  Bagian-bagian tertentu juga semakin menonjol.  Bagian Dada, bokong. Dan perut. Kalian nggak tahu kan, jika gemoy yang seperti ini itu memiliki arti yang berbeda?"  Ucap Rani.

Membuat Ardi, Dani, Lia dan Rika ikut memperhatikan poster tubuh Nindia dengan seksama.

Nindia merasa risih saat semua mata tertuju padanya. Namun tidak bisa berbuat apa-apa. Nindia hanya berdiri dengan memeluk tas selempangnya di depan dada.

Ardi maupun Dani kompak membuang muka ke arah lain dengan wajah memerah malu. Sebab secara tidak langsung kedua pria itu telah menatap intens Tubuh gemoy Nindia. Yang tentu saja hal itu tidak baik untuk kesehatan para lelaki.

"Gemoy yang seperti ini itu, umumnya di alami oleh wanita hamil! "

Deg!!! Jantung Nindia serasa mau berhenti berdetak saat itu juga. Saat mendengar Melia mengatakan jika dirinya hamil.

"Jangan sembarang kamu Rani, menuduh tanpa bukti itu nanya fitnah."  Sarkas Lia yang merasa jika Rani itu sudah keterlaluan.

"Kata siapa aku mengada-ada. Aku punya bukti kok. Nih!" Rani mengeluarkan ponselnya. Kemudian memperlihatkan sebuah gambar dimana di dalam gambar tersebut terlihat Nindia sedang di periksa oleh seorang Bidan. Tidak perlu lagi di jelaskan panjang' kali lebar.

Dengan foto itu saja sudah cukup bukti jika apa yang di katakan oleh Rani itu benar adanya.

Nindia membeku melihat itu semua. Bagaimana mau menjelaskan kepada rekan-rekan kerjanya itu.

"Bagaimana Lia, apakah bukti ini masih kurang?" Tanya Rani sembari tersenyum mengejek.

"Kenapa pada diam? Nggak nyangka kan, kalau orang yang kalian anggap baik dan polos itu ternyata seorang....Jalang!"

"Rani!" Tegur Dani dengan suara yang sedikit keras.

"Rani!" Suara Ardi

Keduanya kompak, seakan keberatan jika Nindia di katai seperti itu.

"Kenapa? Apa aku salah bicara? Nggak kan, hamil tanpa suami itu apa namanya kalau bukan jalang? Sok polos disini tapi suhu di luar!" Lanjut Rani lagi. Puas rasanya melihat wajah Nindia yang pias. Tanpa bisa berbuat apa-apa

"Nggak! Aku nggak seperti itu. Kak Lia, aku bisa jelasin."

"Mau jelasin apa lagi sih, Nindi. Sudah jelas loh ini. Bukti-buktinya. Apa lagi yang mau kamu jelasin?" Potong Rani tersenyum sinis. Dari awal kedatangan Nindia, dirinya memang sudah tidak menyukainya.

"Tapi aku nggak seperti itu kak Rani. Aku..."

"Ada apa ini? Kenapa kalian ngumpul disini semua. Toko sebentar lagi buka. Tapi kalian bukannya bersiap-siap malah pada ngumpul disini?"

Suara Cici San-san sang pemilik Toko mengalihkan perhatian mereka dari Nindia.

Semuanya terdiam. Tidak ada yang berani berbicara.

"Ini Ci, si Bule miskin ini ternyata udah, bohongin kita. Dia sok cupu, sok polos. Nyatanya dia lebih suhu dari kita-kita. Berpura-pura polos hanya untuk menarik simpati dari teman-temannya. " Ucap Rani lantang. Sudut bibirnya berkedut saat ekor matanya melirik Nindia yang berwajah pucat karena takut.

"Maksudnya bagaimana ini Rani, dan apa tadi? Bule miskin? Siapa yang kamu sebut Bule miskin itu?" Tanya Cici San-san yang merasa perkataan Rani itu kurang baik di dengar.

"Dia, dia Ci. Dia itu hamil di luar nikah, hamil tampan Suami. Wajahnya saja sok polos. Tapi kelakuannya liar." Sahut Rani lagi begitu bersemangat mengorek kejelekan Ninda.

"Apa..!! Hamil?"

Next....

1
🐾Jingga
terimakasih kakak 🙏
cutesylvie160
Asik banget bisa nemuin karya yang apik seperti ini.
KnuckleBreaker
Jleb banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!