Seorang perempuan bernama Maharani Saputri mengalami kegagalan dalam sebuah pernikahan membuatnya frustasi ,ia menikah yang kedua kali juga gagal .
Apakah ia akan bertahan menjadi seorang janda atau kembali menikah dengan harapan bisa memiliki pasangan yang menerima apa adanya ?
Baca yuk sampai selesai ya agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Peluang Dalam Kesempatan
Malam harinya Maharani dan Deni menghadiri peresmian perusahaan milik rekan bisnis , Papa dan mama juga hadir ,mereka di sambut tuan rumah dengan ramah ,
"Pak Edi dan Ibu Mery terimakasih sudah memenuhi undangan saya ," sapa Aldino hutama pemilik acara . "Sama-sama pak Aldino semoga bapak beserta keluarga bahagia dan sehat selalu ," saut Edi . "Aamiin , bapak juga ," balas Aldino .
"Pak Deni dan istri terimakasih sudah hadir memenuhi undangan saya silahkan menikmati hidangan kami ," sapa Aldino . “Terimakasih pak ,“jawab Deni .
Deni dan Maharani menikmati hidangan sambil duduk di meja berdua saja . Deni melihat Meira ada di acara tersebut Begitu juga dengan Meira melihat Deni merasa terkejut , Keduanya saling berpandangan dan melempar senyum .
Gaun yang di pakai Meira hampir sama dengan yang di pakai oleh Maharani tapi cuma beda di bagian dada , gaun yang di pakai Meira terlihat belahan dadanya sedangkan Gaun yang di pakai Maharani dadanya tertutup dan dihiasi dengan pernak-pernik .
Meira merasa hatinya cemburu melihat Deni bersama Maharani rasanya ingin mengusir Maharani ."Halo pak Deni oh iya pasti dia istri anda kan , kenalkan saya Meira ," sapa Meira kepada Maharani . Maharani tersenyum tipis melihat Meira merasakan sesuatu sulit diartikan .
Meira melirik Deni sambil tersenyum lebar seolah memberi kode , Deni pamit kepada Maharani ke toilet sebentar . Deni berjalan ke toilet sendirian sambil menoleh ke segala arah lalu berjalan dengan cepat dan masuk ke dalam toilet .
Meira sudah menunggu di dalam toilet merasa senang keduanya melepas rindu dengan berciuman penuh gairah sampai Deni meninggalkan jejak di leher Meira . "Kamu sangat seksi , Sayang aku jadi pengen ," Deni dengan suara berat di telinga Meira .
"Nanti pulang dari acara kita menginap di hotel sebelah , aku tunggu di kamar no xxx ," Meira dengan suara mendesah ia juga menginginkan hal yang sama terhadap Deni yang malam ini terlihat sangat tampan apalagi bersanding dengan istrinya membuat Meira tidak berkedip .
Di tempat acara sudah di mulai potong pita sudah dilaksanakan semua tamu undangan menikmati hidangan . Edi melihat Maharani sendirian menghampiri ,"Dimana suamimu kenapa kamu sendiri di sini ?" tanya Edi melihat sekeliling mencari keberadaan Deni .
"Mas Deni sedang ke toilet pa ," jawabnya jujur selang beberapa menit muncul Deni bergabung dengan mereka . Maharani melihat suaminya merasa heran penampilannya berubah tidak rapih seperti waktu berangkat namun ia bersikap biasa saja seolah tidak tahu apa-apa .
Edi melihat penampilan Deni merasa curiga menghembuskan napas lalu menarik Deni agak menjauh dari orang-orang . "Papa kenapa menarikku ke sini memangnya ada apa ?" tanya Deni dengan heran .
"Kenapa penampilanmu acak-acakan dan kenapa ada lipstik di kemejamu apa yang sudah kamu lakukan tadi di toilet lalu siapa wanita yang bersamamu tadi , katakan Deni ?"tegas Edi sambil menekan kata-katanya dengan marah .
Deni terkejut lalu meneliti penampilannya dan membetulkannya . “Aku tadi merasa gerah dan tidak nyaman dengan pakaianku jadi aku buka kemejaku ," jawabnya santai . Edi tidak percaya begitu saja lalu kembali menemui istri dan menantunya sementara Deni keluar dari gedung ketika melihat Meira keluar lebih dulu dan berjalan ke gedung sebelah dengan santai .
Selesai acara Maharani mencari Deni tidak menemukannya kemudian memutuskan memesan grab dan segera pulang ke rumah .
