"Anindira seorang wanita yang kehidupannya begitu sempurna, ia sangat cantik, berkulit putih bersih dan karir yang begitu bagus, tetapi satu yang tidak ia punya yaitu CINTA."
"Akan tetapi semua berubah ketika ia bertemu seorang lelaki tampan, gagah, berwajah indo-amerika, lelaki dingin juga tak tersentuh oleh seorang wanita. "
Dapatkah dira menakluk kan hati nya ? Hati yang begitu dingin dapatkah meleleh dengan seorang dira ? Bagaimana kisah selanjutnya, yuk ikuti kisah cinta mereka.
"CINTA KU YANG AKAN MEMBUATMU JATUH CINTA. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queenmafia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
"ayolah el, kenapa juga aku yang sibuk? Semuanya tante audy pasrah ke aku el, emangnya yang mau nikah itu aku atau kamu sih?" ujar dion.
"kalau kamu udah tau jawabannya kenapa masih nanya." ketus elden tanpa melihat ke arah dion.
"maksudnya?" ujar dion sambil mengerutkan keningnya, karena ia tidak maksud dengan perkataan elden.
Dan elden hanya menatap dion sambil mengedikkan bahunya tanpa menjawab ucapan dion.
"ayo berangkat!" tegas elden sambil melangkah pergi meninggalkan dion yang masih diam mematung.
"heh! Berangkat kemana lagi?" ujar dion sambil mengikuti langkah elden.
"lah.. Ini kan ruang asisten kamu el? Ngapain kesini?" ujar dion dengan rasa kebingungannya.
"tinggal masuk aja sih, banyak omong kamu dari dulu." ketus elden lagi
"hih.. rasanya mau gue tonjok tuh muka." gumaman dion namun masih di dengar oleh elden.
Dan elden langsung menghentikan langkahnya untuk masuk ke ruang vanno, "nih.. katanya mau nonjok muka gue." ujar elden sambil mengarahkan mukanya di depan wajah dion. Dan dion yang melihat itu langsung masuk ke dalam ruang vanno dengan wajah sebalnya dan meninggalkan elden yang masih menertawainya.
• • • • • • • •
Dira yang sudah menandatangi beberapa berkas, ia akhirnya memilih untuk pulang dan sebelum ia pulang, ia pergi ke ruang mikha terlebih dulu.
Tok .. Tok.. Tok..
"masuk!" ujar mikha dari dalam ruang.
"eh, kamu ra.. Kirain siapa." ujar mikha lagi ketika tahu siapa yang mengetuk pintu, "ada apa ra? Ada yang bisa aku bantu?"
"he he he .. Nggak ada kha, aku hanya mau bilang, kalau aku pulang dulu ya dan besok aku nggak bisa berangkat ke kantor karena mommy minta di temenin jalan jalan." ujar dira
"okay ra, besok juga nggak terlalu padat kok jadwalnya, hanya ada pertemuan dengan beberapa klien." ucap mikha dengan tersenyum.
"hmm." ujar dira sambil mengangguk, "makasih ya kha, tolong untuk besok kamu urus dulu pekerjaan aku."
"sama sama bu boss, tapi ngomong ngomong kan emang sering kamu kayak gitu, ups." ucap mikha dengan pura pura keceplosan sambil tertawa keras. Sedangkan dira juga ikut tertawa karena ucapan mikha yang tanpa filter ini.
"ha ha ha.. Ya sudah kalau begitu, aku pulang dulu ya."
"okay bu boss, have fun ya." ucap mikha sambil mengacungkan jempolnya ke arah dira.
"hah.. Sakit juga ya ternyata." ucap dira lirih sambil memegang pergelangan tangannya yang ke merahan ketika ia sudah masuk ke mobilnya, "untung aja tadi langsung di kasih salep sama mikha, coba aja tadi nggak di kasih salep, mungkin sekarang udah bengkak."
Ketika dira sedang di perjalanan pulang ke apartemennya tiba tiba ponselnya berdering, dan dira langsung mengangkat teleponnya.
"hallo zahra... Apa kabar beb?" ujar dira lewat sambungan teleponnya.
"hallo anindira.. Aku sedang tidak baik baik saja ra." ujar zahra dengan suara sendunya.
"hah? Emangnya kamu kenapa zahra?" ucap dira dengan rasa khawatirnya.
"aku.. Aku di lupain dengan sahabat aku ra, yang katanya akan kasih kabar aku jika dirinya akan menikah namun nyatanya tidak ra, justru yang kasih kabar ke aku adalah mommynya. Hiks.. Hiks.. " ujar zahra sambil pura pura menangis.
"jangan bilang kalau kamu menyindir aku zahra." ucap dira dengan rasa yang ingin tertawa karena ulah sahabatnya ini.
"hiks.. hiks.. hiks.. Kalau kamu sadar ya baguslah beb." ujar zahra kembali
"ha ha ha... " tawa dira.
"aku lagi sedih loh beb, kok kamu malah ketawa sih, jahatnya kamu." ujar zahra masih dengan aktingnya.
"okay .. okay.. Dengerin aku ya, yang pertama aku tidak pernah lupa dengan sahabat aku yang satu ini, dan yang kedua aku nggak jahat karena tidak memberi kabar kamu, lebih tepatnya aku belum sempat kasih kabar ke kamu." ujar dira dengan tersenyum
"kan cuma kasih kabar aja sampai nggak sempat, sebegitunya di lupain." ujar zahra
"nggak sempat kasih kabar bukan karena lupa beb tapi karena pernikahan ini juga dadakan karena orang tua elden harus segera pulang ke amerika." penjelasan dira terhadap zahra, "lagian juga aku terlalu banyak pikiran beb, pikiran ku masih bercabang ke mana mana."
Dan zahra tersenyum sambil mengangguk meskipun dira tidak mengetahuinya, "okay, aku memaafkan mu untuk kali ini tapi jika kamu mengulangi lagi dengan melupakan aku tanpa mau bercerita lagi, aku tidak akan memaafkanmu." tegas zahra
"siap tuan putri." ucap dira sambil terkekeh pelan, "lagian kan dari dulu aku tidak pernah nggak cerita sama kamu, ini juga aku mau menelpon kamu buat cerita, eh.. ternyata keduluan kamu yang menelpon."
"kamu sih telat, aku sampai di telepon tante audy tau, itu juga karena tante audy mengundang mamah buat datang ke resepsi pernikahan kamu." ujar zahra
"okay.. aku minta maaf deh kalau gitu." ucap dira
"ha ha ha.. Bercanda beb, selamat ya anindira aurora smith, akhirnya sebentar lagi kamu akan menjadi istri dari tuan Elden." ucap zahra sambil menggoda dira.
"he he he .. Kamu bisa aja deh."
"kalau begitu aku akan ke indonesia besok lusa beb, agar aku bisa menemani calon pengantin, he he he." ujar zahra sambil tertawa, "dan untuk hari ini aku akan lembur menyelesaikan pekerjaan ku di sini agar nanti aku pergi ke indo tidak meninggalkan tumpukkan pekerjaan, kalau itu terjadi bisa kena omelan dari papah aku." ujar zahra lagi dengan bahagia.
"makasih ya beb, maaf aku selalu merepotkan mu." ucap dira dengan menahan tangis.
"iya .. Emang kamu selalu merepotkan aku, tapi ya mau gimana lagi dong." ujar zahra dengan tertawa
"anindira, kamu itu nggak cuma sekedar sahabat tapi lebih dari saudara jadi tidak ada kata merepotkan, okay." ujar zahra lagi dengan serius.
"hiks.. hiks.." akhirnya tangis dira pecah ketika zahra mengucapkan perkataan yang sangat menyentuh hatinya.
"hai .. hai.. Stop, jangan menangis, okay, kalau kamu nangis nanti aku nangis juga loh." ujar zahra.
"okay, terimaksih ya beb, see you di indo." ucap dira
"sama sama beb, dan sekali lagi selamat ya, semoga calon suami kamu orang yang tulus mencintai kamu ya ra." ujar zahra dengan tulus, lalu mematikan sambungan teleponnya.
*
*
"hah.. Akhirnya sampai juga." ucap dira sambil merebahkan tubuhnya di kasur empuknya.
"aw.. Aduh." pergelangan dira tersenggol olehnya kerena terburu buru ingin segera rebahan.
"Hmm.. Elden harisson." gumaman dira sambil menatap langit langit kamarnya.
Entah kenapa ketika dirinya sedang sendiri dan tanpa melakukan apa apa, ia selalu teringat akan sosok elden, sosok yang membuatnya jatuh cinta kembali namun sosok itu juga yang membuat dira merasakan kerasnya kehidupan.
Belum juga membangun rumah tangga, tapi ia sudah merasa takut untuk memulainya.
Bersambung 💐
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
HAPPY READING FRIENDS 🤍
Semoga suka dengan kisahnya ya😍 jangan lupa like, komentar dan votenya kakak kakak 😁
Terimakasih 💐 salam kenal dari autor queen mafia ya ❤