NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Pendekar

Kembalinya Sang Pendekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Pusaka Ajaib
Popularitas:123.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: biru merah

Seorang pendekar tua membawa salah satu dari Lima Harta Suci sebuah benda yang kekuatannya bisa mengubah langit dan bumi.

Dikejar oleh puluhan pendekar dari sekte-sekte sesat yang mengincar harta itu, ia memilih bertarung demi mencegah benda suci itu jatuh ke tangan yang salah.

Pertarungan berlangsung tiga hari tiga malam. Darah tumpah, nyawa melayang, dan pada akhirnya sang pendekar pun gugur.

Namun saat dunia mengira kisahnya telah berakhir, seberkas cahaya emas, menembus tubuhnya yang tak bernyawa dan membawanya kembali ke masa lalu ke tubuhnya yang masih muda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon biru merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 18. Meninggalkan Desa

Setelah perbincangan singkat dengan Paman Zhi Lao, Lin Yan kembali ke rumah sederhana tempatnya tinggal sementara di desa itu. Luka-luka di tubuhnya masih terasa perih, terutama di bagian dada dan lengan kirinya yang sempat patah akibat serangan Kelabang Darah.

Ia tahu, pemulihan akan memakan waktu, namun setidaknya kini ia bisa beristirahat tanpa rasa cemas akan bahaya yang mengintai.

Sementara itu, jauh di Sekte Pedang Suci, dua sosok pendekar perlahan membuka mata mereka dari pingsan yang lama. Mereka adalah dua orang yang sebelumnya dikirim bersama Lin Yan dalam misi pengiriman barang ke Kota Besi Hitam.

Keduanya ditemukan dalam kondisi sangat parah oleh murid sekte lain yang sedang menjalankan misi di wilayah sekitar tempat kejadian.

Begitu mendengar kabar bahwa dua pendekar itu berhasil diselamatkan, Guru Bai dan Ketua Zhong segera mendatangi ruang pengobatan untuk memastikan keadaan mereka. Namun saat itu keduanya masih belum sadarkan diri.

Guru Bai hanya bisa mengumpulkan sedikit informasi dari murid penyelamat—mereka tidak menemukan tubuh Lin Yan, dan dari laporan awal, semua korban selain dua pendekar ini telah dinyatakan tewas.

Meskipun menyisakan sedikit harapan, kabar tersebut tetap membuat hati Guru Bai berat. Ia sangat menyesali keputusannya yang telah mengirim Lin Yan dalam misi itu.

Seminggu penuh ia merenung dan menyalahkan dirinya sendiri, hingga akhirnya kabar baik datang: kedua pendekar itu telah sadar.

Guru Bai segera menemui mereka, tak sabar ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

“Hei, bagaimana bisa rombongan kalian diserang oleh Kelabang Darah?” tanya Guru Bai dengan suara tegas namun mengandung kecemasan.

Ia lalu menambahkan, “Dan bagaimana keadaan satu pendekar lainnya? Muridku, Lin Yan?”

Salah satu pendekar yang wajahnya masih pucat menjawab perlahan, “Setelah misi selesai, kami dalam perjalanan kembali. Saat itu tiba-tiba seekor Kelabang Darah muncul dan menyerang kami. Binatang iblis itu sangat ganas… semua orang biasa di rombongan langsung terbunuh. Hanya tersisa kami bertiga.”

Ia terdiam sejenak, lalu melanjutkan dengan suara berat, “Kami berdua tidak sanggup melawannya. Tapi saat itulah Lin Yan maju sendiri dan menyerang kelabang itu. Ia berhasil melukai makhluk itu… tapi… ia juga terkena serangan langsung dan terpental jauh ke belakang. Setelah itu, kami tak sadarkan diri.”

Penjelasan itu membuat Guru Bai terkejut bukan main. Kelabang Darah terkenal karena kulitnya yang sekeras baja dan kekuatan fisiknya yang luar biasa. Bahkan pendekar tingkat menengah pun belum tentu bisa melukainya.

Fakta bahwa Lin Yan mampu menembus pertahanannya menunjukkan bahwa kekuatan muridnya itu sudah mendekati tingkat elite.

Namun keterkejutan itu segera berganti dengan rasa khawatir. Serangan Kelabang Darah, apalagi saat marah, tak mungkin bisa ditahan dengan mudah—even oleh pendekar bertulang Phoenix seperti Lin Yan.

Guru Bai mengingat saat ia memeriksa tempat kejadian, ia menemukan sebuah bongkahan batu besar yang hancur seolah ditabrak sesuatu. Kini ia sadar, mungkin itulah tempat Lin Yan mendarat setelah terpental.

Selama seminggu penuh, Guru Bai dan Ketua Zhong terus mencari Lin Yan di sekitar lokasi, namun hasilnya nihil. Tak ada jejak, tak ada tubuh, tak ada petunjuk pasti.

“Berarti kemungkinan selamatnya sangat kecil… mungkin muridmu itu sudah—” ucap Ketua Zhong, namun belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Guru Bai memotong dengan nada tegas.

“Tidak. Aku yakin dia masih hidup. Instingku mengatakan demikian,” ucap Guru Bai sambil mengepalkan tangan.

Ia menatap langit senja lalu berkata, “Aku akan pergi mencarinya sendiri. Jika dalam satu tahun aku tak menemukannya, aku akan kembali ke sekte.”

Ketua Zhong mengangguk pelan. “Baiklah. Kalau itu keputusanmu, aku tidak akan menghalangimu.”

Di sisi lain, satu minggu telah berlalu sejak Lin Yan pertama kali ditemukan oleh penduduk desa kecil di tengah hutan. Luka-luka luar di tubuhnya telah membaik, dan meskipun bekas pukulan dari serangan Kelabang Darah masih terasa di bagian dalam, tubuhnya perlahan pulih berkat latihan pernapasan dan sedikit ramuan dari penduduk desa.

Selama tinggal di desa itu, Lin Yan mulai akrab dengan kehidupan sederhana para penduduk. Tidak ada binatang iblis yang berkeliaran di sekitar wilayah ini, hanya hewan-hewan buas biasa yang sesekali datang mendekat ke ladang atau sungai.

Para lelaki dewasa menjaga desa saat malam tiba, dan beberapa kelompok kecil pergi berburu ke hutan untuk mencari makanan.

Sebulan pun berlalu. Luka-lukanya sudah sembuh total, dan lengan kirinya yang dulu patah kini sudah kembali pulih sepenuhnya. Lin Yan merasa saatnya telah tiba untuk melanjutkan perjalanannya.

Hari keberangkatannya tiba. Banyak warga desa berkumpul di gerbang kecil di ujung jalan tanah, beberapa dari mereka terlihat sedih melepas kepergian pemuda yang selama sebulan terakhir banyak membantu mereka. Lin Yan memang dikenal ramah, kuat, dan tidak pernah ragu untuk turun tangan jika ada masalah.

Sebelum pergi, Paman Zhi Lao memberikannya sesuatu—sobekan kertas tua yang telah dilipat rapi.

Lin Yan menerimanya dengan alis mengernyit. Namun saat membuka dan melihat pola di atasnya, matanya membelalak.

Ia buru-buru mengeluarkan sobekan kertas lain dari dalam cincin penyimpanannya—kertas yang dulu ia beli saat pelelangan. Saat keduanya dicocokkan, potongan itu menyatu dengan sempurna.

“Ini… petunjuk lokasi Kitab Raja Obat!” gumamnya lirih.

Hatinya berdegup kencang. Keberuntungan benar-benar tak bisa ditebak. Dengan berpamitan kepada warga desa dan membawa harapan baru, Lin Yan pun kembali memulai perjalanannya.

Dalam perjalanan panjang melintasi hutan, Lin Yan terus mengasah ilmu meringankan tubuhnya. Langkahnya cepat dan ringan, mampu menempuh jarak puluhan li dalam waktu singkat. Sesekali ia bertemu binatang iblis tingkat rendah yang mencoba menyerangnya, namun semuanya bisa ia kalahkan tanpa kesulitan berarti.

Tiga hari telah berlalu.

Sore itu, Lin Yan berhenti untuk beristirahat di bawah pohon besar. Ia menutup mata sejenak, namun tiba-tiba...

Swush!

Sebuah pisau kecil meluncur dari balik semak!

Lin Yan langsung menggulingkan tubuhnya ke samping dan berdiri dalam posisi siaga. Tiga orang bertudung muncul dari balik pepohonan. Salah satu dari mereka tertawa sinis.

“Anak kecil? Sepertinya kau kurang beruntung bertemu kami hari ini.”

Orang satunya menimpali, “Kapten, kita disuruh mencari lokasi kemunculan harta itu, bukan buang waktu dengan bocah.”

Kapten mereka—seorang pria kurus dengan bekas luka di pipi—melambaikan tangan. “Cepat habisi dia. Mungkin bocah ini punya informasi.”

Tanpa ragu, salah satu dari mereka melompat menyerang Lin Yan dengan pedang tipis. Namun Lin Yan sudah mengantisipasi. Dengan cepat ia memiringkan tubuh, menangkis serangan itu, lalu mengayunkan pedangnya ke arah perut lawan.

Tshak!

Tubuh penyerangnya terhuyung, lalu roboh tanpa suara.

Dua orang lainnya tertegun.

Mereka baru sadar—bocah yang mereka kira mudah dijatuhkan… ternyata bukan sembarang bocah.

1
Nanik S
jaga kesehatan agar tetap Up
Nanik S
Lanjutkan Tor 🙏
Nanik S
Kalau masih di kawasan gunung masa Lin Yang tak mendengar keributan
Paddle Pops
/Sleep/
Paddle Pops
/Hey/
Kismin Akut
MC kejam tapi masih lemah,bukannya meningkatkan kekuatan malah berpetualang mengejar harta Karun,yang belum tentu di dapat🤔
Nanik S
Emang Neraka yang ganas
Nanik S
Lanjutkan Tor 💪💪💪
Kismin Akut
sudah ada di pendekar bumi ko tingkatan tenaga dalamnya sedikit🤔
Nanik S
Gaaaas Pooool
Nanik S
Apakah Lin Yang bisa keluar dari dalam jurang
Nanik S
Air Panas... siapa tau bisa menyembuhkan luka
Nanik S
Apa Lin Yang akan selamat
Nanik S
Apakah Mata Naga
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Kabut dimanapun berbahaya
Nanik S
Lanjut terus Tor
Nanik S
Mantap sekali Tor
Nanik S
Bantai saja wanita Iblis rambut perak
Nanik S
Tidak adalah penolong untuk sekte Es
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!