Amy Sky menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri saat ayahnya dibunuh tepat di luar pintu rumahnya ketika pembantaian tengah malam dilakukan oleh Jack Langton di Mansion keluarga Sky.
Derek Langton, sang pemimpin Klan keluarga Langton hanya butuh satu kali tatapan untuk memutuskan bahwa Amy harus jadi miliknya.
Tiada perasaan yg lebih besar selain kebencian yang dirasakan Amy pada musuh yang telah menghabisi keluarganya, namun harga diri dan perlawanan yang terus ia pertahankan apakah harus patah karna gairah yang tak bisa ia lawan?
Follow ig dianaz3348 & fB Dianaz ya. Thanks.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DIANAZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
** Misunderstand **
Derek memandang 2 orang di taman mansion yang bercengkrama, suara tawa kedua orang itu sampai di balkon tempatnya berdiri saat ini. Amy terlihat sehat, dengan kedua pipi memerah terkena cahaya matahari, senyumnya mengembang membuat dua lesung yang dalam menghias di kedua sisi pipinya.
Derek menarik nafas panjang ... perasaan tidak aman terus menggayutinya setelah pelarian Amy di hutan. Gadis itu tidak pernah punya niat untuk menceritakan perihal dirinya yang tiba tiba menghilang di hutan. Tidakkah dia berfikir, kalaupun dirinya lolos dari Derek, masih ada Jack diluar sana yang tidak akan berhenti memburunya.
Derek kembali memandang dua gadis di bawah sana. Terlihat Amy mencondongkan kepalanya ke arah Reggie, membisikkan sesuatu yang membuat Reggie terbelalak dan menggeleng dengan wajah yang memerah, lalu kembali terdengar tawa merdu gadis itu seolah gembira dapat menggoda Reggie. Derek berbalik kembali ke ruangannya, sudah saatnya membuat gadis itu tahu situasi dan posisi dirinya saat ini.
******
Amy memandang wajah datar di hadapannya. Derek terlihat dingin ... seolah ada sesuatu yang salah yang telah ia perbuat.
Derek bersikap sangat lembut saat dirinya sakit dan terluka. Menggendongnya dalam pelukan kemanapun Amy ingin pergi di dalam mansion. Kakinya yang saat itu penuh goresan terasa nyeri ketika menapak, perasaan lembut dan bahagia menjelma dalam hati Amy seiring setiap perhatian yang diberikan oleh laki laki itu. Derek bahkan menggendongnya saat ke kamar mandi, dan menggoda akan memandikannya, hingga Amy sangat malu dan mengusirnya dengan menyiramkan air.
Lalu saat dirinya lebih baik dan sehat, laki laki itu mulai menjaga jarak, membatasi setiap gerakan Amy di mansion, dirinya hanya bisa keluar sebatas taman , itupun dengan penjagaan beberapa bodyguard yang Amy tahu ada di sekitar sana walaupun tidak terlihat, padahal selalu ada Reggie disampingnya saat ia keluar dari mansion. Apa yang Derek takutkan?
"Apa yang kau fikirkan ketika pergi melarikan diri ke dalam hutan? " Derek memandang gadis di hadapannya dengan wajah datar. Sengaja ia duduk di balik meja besar di ruangan itu untuk menjaga jarak dari Amy yang terlihat mempesona dengan dress kuning pucat dan rambut coklatnya yang dibiarkan tergerai di punggung.
Kebingungan membayangi kedua mata Amy. Gadis itu tak berkata apapun.
"Apa kau berfikir, ketika kau bisa mencapai desa Bess, akan ada orang yang mau membantumu keluar dari wilayah ini!?"
Sebuah pengertian terbersit di wajah Amy, matanya yang tadi kebingungan menajam menatap Derek, hingga Derek seolah melihat permata biru itu berkilat.
"Jack menunggu untuk menangkapmu!! Reggie sudah tertangkap sekali saat berusaha kabur dari mansion utama, nasibnya baik karena Mike tidak terlambat. Walaupun kakinya harus tertembak sekali lagi!"
Derek menelisik setiap jengkal wajah gadis itu. Menunggu agar bibir ranum yang bagai candu baginya itu menyanggah ucapannya.
"Apakah kau merasa ... gadis bodoh dan manja seperti dirimu akan berhasil kabur dan terbebas dari buruan para penjahat suruhan Jack! Dibandingkan Reggie yang lebih kuat dari dirimu!"
Amy diam tak bergerak di kursinya, ia tak merasa gentar dengan bentakan dan nada suara Derek yang ditinggikan ketika berbicara, Namun kata-kata Derek barusan memukul perasaannya.
Perasaan sedih memayungi Amy, entah sejak kapan rasa benci dan kemarahan pada Derek karna pembunuhan ayahnya telah berganti dengan perasaan lain yang Amy sendiri belum berani memastikan. Ia menundukkan wajah nya dalam dalam untuk menghindar dari pandangan Derek.
Derek mengeratkan gerahamnya. Wajah Amy yang tertunduk tanpa sanggahan sedikitpun membuat semua dugaannya selama ini benar. Gadis itu ingin lari darinya ... melarikan diri dari perlindungan yang Derek berikan. Ingin pergi menyambut kematiannya sendiri di tangan Jack Langton.
"Arthur seharusnya mendidikmu dengan keras!! mengajarkanmu cara bertahan hidup, bukannya memanjakanmu dan mengelilingi hidupmu dengan semua kemudahan dan perlindungan...."
Derek berucap sinis, perasaan kecewa membuat lidahnya ingin menyakiti perasaan Amy. Hatinya merasa sakit mengetahui Amy ingin lari darinya , tidak menginginkan berada di sisinya.
"Gadis lemah sepertimu tidak akan mampu bertahan di luar sana!!"
Amy merasa genangan air mata mulai berkumpul di kedua matanya. Sekuat tenaga Ia menahan agar lelehannya tidak jatuh. Derek akan semakin menghinanya jika ia mulai menangis sekarang.
"Sekarang turuti perintahku! jangan coba memikirkan cara untuk melarikan diri! Kau tawananku Amy Sky!! Dan pastikan kau mengerti dimana posisimu sekarang. kau bukan lagi tuan putri di rumah ayahmu!!"
Keheningan memenuhi ruangan itu. Tak ada satupun gerakan ataupun suara. Derek menatap tajam gadis yang menunduk di hadapannya. Masih berharap Amy menyanggah dan membantah setiap ucapannya. Namun rasa terpukul yang dirasakan gadis itu terhadap ucapan Derek membuatnya merasa kebas, diam satu satunya cara bagi Amy menjaga agar hatinya tidak hancur dan bendungan airmatanya tidak jebol.
Aku tak lebih dari seorang tawanan ... Amy membisikkan kalimat itu berulang-ulang di dalam hatinya.
Langkah kaki yang memasuki ruangan itu mengalihkan perhatian Derek.
"Derek ... kita perlu bicara." Mike menghentikan ucapannya ketika melihat keberadaan Amy.
" Lanjutkan saja, Mike!" perintah Derek.
Mike menutup mulutnya. Menolak melanjutkan karena kehadiran Amy. Ia ingin membicarakan rencana Reggie untuk menjadi umpan agar Jack keluar dari persembunyiannya, membiarkan Reggie tertangkap setelah menanamkan chip ke lengan gadis itu, agar mereka tahu lokasi keberadaan gadis itu setelah tertangkap. Reggie benar, mereka tak bisa selamanya menunggu dalam kekhawatiran.
Mike tidak bisa selamanya menyimpan kegelisahannya karena merasa nyawa Reggie tidak aman. Namun rencana itu harus dibuat matang tanpa ada satupun celah untuk gagal, karena nyawa Regina menjadi taruhannya. Tak mungkin membicarakan hal itu di hadapan Amy.
Menyadari dirinya mengganggu pembicaraan kedua pria itu. Amy berdiri, membalikkan badan menuju pintu keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Tubuh kaku gadis itu dan kepalanya yang tertunduk dalam membuat Mike merasa heran. Lengannya terulur menarik siku Amy ketika gadis itu melewatinya, dengan jari-jarinya Mike menengadahkan dagu Amy sehingga dapat melihat keseluruhan wajah gadis itu.
Amy mengetatkan geraham, menahan airmatanya agar tidak jatuh. Bergegas Amy melepaskan diri dari Mike, Tidak butuh seorang lagi yang akan menilainya sebagai gadis yang lemah. Cukup hanya Derek....
"Aku setuju atas ide Reggie untuk memberikan umpan pada Jack agar keluar dari persembunyiannya, Mike! Hanya saja kita tidak akan mengumpankan Reggie. Jack menginginkan putri Arthur, Jadi kita akan memberikan itu padanya!"
Amy menggigil mendengar ucapan Derek yang dingin sesaat sebelum dirinya keluar dari pintu ruangan itu.
*********