Menikah Dengan Pria Arogan

Rendra walaupun dia sedikit play boy tapi tanggung jawabnya sebagai suami tak pernah lupa, dia juga selalu jujur kalau dia memiliki istri dan wanita di luar hanya sebatas hiburan melepas lelah.

Rendra membuka lebar pintu yang terbuat dari ukiran kayu jati warna coklat, Tania takjub dengan isi dalam ruang tamu tertata rapi.

"Wow bagus sekali Mas.." Seru Tania

Rendra tersenyum lebar dia merasa senang sebab Tania menyukai Mension mewah miliknya.

"Kamu menyukai nya?" tanya Rendra sambil memegang kedua tangan Tania

Tania tak bisa berkata apa-apa selain menganggukkan kepalanya. Rumah impian bersama Jesika kini resmi menjadi milik Tania.

"Hayo kita lihat semua ruangan" Rendra mengajak Tania keliling Mension yang luasannya kira-kira 400x100 meter bangunan bertingkat 3 di lengkapi left menuju ruang. Rendra pertama perlihatkan kamar utama, design gaya Eropa, lalu menggandeng menuju ruang keluarga fasilitas karoke yang siap pakai, terakhir kolam renang yang luasannya 9x9 interior design indah untuk bersantai di lengkapi kursi bersandar.

"Mas ini indah sekali" puji Tania takjub melihat semua ruangan yang siap di huni.

"Kalau kamu ingin ganti gorden dan lainnya kita tinggal pesan sesuai yang kamu inginkan." Ujar Rendra

Karena warna beserta isi yang ada di dalam rumah ini semua warna kesukaan Jesika,, batin Rendra

"Ini sudah cukup Mas, tapi rasanya aku berat kalau harus meninggalkan Dady sendiri" ucap Tania merasa kasihan dengan Tomi juga harus tinggal di rumah sebesar itu tinggal sendiri.

"Kita harus mandiri, kan bisa setiap saat kita datang berkunjung ke Dady, rencana aku ingin mengenalkan Dady dengan Tante Sarah dia baik juga Soleha." Ujar Rendra

"Siapa Tante Sarah?" kata Tania

"Dia mama angkat ku, Tante seorang janda tanpa anak, tante juga punya perusahaan yang berkembang pesat." Ungkap Rendra

Assalamualaikum..,

"Siapa itu Mas, sepertinya ada orang yang datang" kata Tania

"Iya coba aku lihat dulu kamu tunggu di sini ya"

"Iya Mas." jawab Tania sambil mengangguk kepala

Rendra melangkah pergi untuk membuka pintu. Nampak bapak tua paruh baya berdiri di halaman rumahnya.

"Waalaikumsalam, bapak cari siapa ya?." tanya Rendra pada bapak yang sedang berdiri dihadapannya.

"Maaf mengganggu. Bapak datang hanya ingin menyerahkan peralatan kebun den, dari kemarin bapak tunggu-tunggu tapi Aden tidak pernah datang, baru kali ini Aden datang makanya bapak sempat kan untuk datang." Ucap bapak paruh baya itu yang pernah bekerja di Mension sebelum ganti pemiliknya.

"Bapak siapa?." tanya Rendra

"Saya Mang Udin Den, yang pernah kerja di sini, sebelum Aden pemiliknya" kata si pak Udin

"Mas..., siapa yang datang?." saut Tania

Tak ada jawaban dari Rendra Tania pun menghampiri Rendra

"Siapa Mas?."

"Ini loh sayang bapak ini mau nganterin peralatan kebun katanya" jawab Rendra

"Oh..., sekarang bapak kerja dimana?," tanya Tania.

"Bapak sama ibu mungkin kembali ke desa Non," kata pak Udin.

Tania merasa kasihan melihat pak Udin yang tidak memiliki pekerjaan setelah pak Udin cerita sudah hampir 10 tahun mengabdi di keluarga lamanya.

"Mas gimana kalau pak Udin kita pekerjaan saja di rumah kita, kebutuhan kan istri pak Udin memang sudah lama menjadi art di rumah ini" Ucap Tania berbisik

"Bapak ngontrak di sekitar sini?," kata Rendra

"Tidak Den, sebelum kembali ke desa bapak sementara numpang di tempat saudara" ujar pak Udin.

"Gimana kalau bapak tetap kerja disini kebetulan saya membutuhkan tukang kebun dan mengurus rumah ini pak," kata Rendra

"Alhamdulillah, ini Aden serius bapak akan kerja disini lagi?," Seru pak Udin sangat senang sekali mendengar ia tetap akan bekerja di kediaman di majikan baru nya.

"Iya bener pak, tapi kita masih tinggal di rumah Dady, bapak mulai sekarang boleh tinggal di sini" kata Tani.

"Baik nyonya tuan," ujar pak Udin.

"Panggil saja Tania ini suami saya Rendra" Tania perkenalkan diri

"Baik Non Den, bapak akan beritahukan ibu dulu, ibu pasti senang mendengar nya" ucap pak Udin

Rendra dan Tania kembali ke dalam, lalu duduk kembali di sofa ruang tamu. " Mas kamu mau aku buat kan teh?," Tania menawarkan teh pada Rendra.

"Boleh" jawab Rendra

Tania bergegas menuju dapur yang luas lengkap dengan perabotan."Mas..." panggil Tania.

"Kenapa?," datang Rendra menghampiri Tania.

"Ini lengkap semua?," heran Tania.

"Memang sudah lengkap, coba kamu liat kulkas"

Tania membuka kulkas tiga pintu."Wow! lengkap semua sayur mayur dan juga bumbunya lengkap," seru Tania namun menimbulkan banyak pertanyaan di benak kepala Tania

"Tunggu..., Tunggu siapa yang belanja semua ini?" Tania mulai curiga pasalnya tidak mungkin Rendra belanja selengkap ini.

"Bibi yang belanja semuanya" kata Rendra

"Nggak lagi bohong kan? apa pernah bawa wanita lain ke rumah ini?."

"Astaga! tanya bibi lah, nggak mungkin aku bawa wanita lain di rumah ini, hotel banyak" jawab Rendra keceplosan menutup mulutnya.

"Mas..! kamu keterlaluan ya!." kesal Tania.

"Itu kan sebelum ada kamu, kalau sekarang ya mana mungkin kemana-mana pun kamu mengikuti, gimana mau selingkuh." jawab Rendra jujur.

Akhirnya mereka pun menimbulkan perdebatan dan saling diam sampai kembali ke Mension orang tuanya pun mereka saling diam.

Tomi menatap heran dengan anak menantunya yang datang saling mendahului.

"Kalian kenapa lagi sih?," tanya Tomi

"Dia ngambek Dad, Tania mengira semua perabotan dan bahan-bahan dapur itu orang lain yang belanja." ungkap Rendra.

"terus siapa yang belanja." tanya Tomi

"Bibi, Dad tanyakan saja langsung ke bibi" kata Rendra menjelaskan ke Dady nya.

"Sedikit-sedikit ngambek." kata Rendra

"Namanya juga orang hamil den perasaan pasti sensitif, tidak boleh tersinggung pasti marah" saut Mbok

Rendra pun berusaha mengerti istrinya kalau dia sedang hamil muda, apa pun keinginan Tania. Rendra sekarang coba memahaminya dengan sabar, yang semakin lama semakin manja mudah ngambek Rendra benar-benar ekstra hati-hati menjaga Tania.

Tomi yang selalu mengancam akan mengambil semua fasilitas yang Rendra punya kalau-kalau Rendra menyakiti Tania, kadang Rendra ada rasa iri dengan sikap Dady yang selalu memanjakan Tania dan menomor dua kan Rendra, tapi Rendra pun berusaha memahami Dady nya, sekecil apapun masalah Rendra dan Tania, Tomi selalu menyalahkan Rendra sepenuhnya tanpa bertanya kesalahan.

"Dady tidak mau kalian berantem terus, menerus apa kamu tidak bisa menjadi suami yang bisa mengerti istri?." Sungut Tomi membanting majalah ke meja.

Prak!

"Terus saja Dad aku yang disalahkan, masalah kecil di besar-besarkan!" Jawab Rendra ketus

Tomi pergi meninggalkan Rendra di ruang tamu tanpa mendengar penjelasan dulu.

"Sudah Den, nanti mbok akan jelaskan sama tuan, sekarang Aden masuk ke kamar, jangan sampai Aden melawan orang tua tidak baik Den," Mbok pun menasehati Rendra.

Tania mendengar perdebatan Rendra dan Dady nya Tania merasa bersalah. Harus nya aku tidak seperti ini, karena aku Mas Rendra berantem sama Dady,, gumam Tania dalam hanya.

...----------------...

Kalau ada typo maaf ya guys aku masih belajar minta like dan komen ya guys terimakasih.