BERAWAL DARI SALAH KIRIM NOMOR, BERAKHIR DI PELAMINAN?!
Demi tes kesetiaan pacar sahabatnya, Dara (22) nekat kirim foto seksi sambil ngajak "kawin". Sayangnya, nomor yang dia goda itu BUKAN nomor pacar sahabatnya, tapi Antonio (32), Oom-nya Acha yang dingin, mapan, tapi... diam-diam sudah lama suka sama Dara!
Dara kabur ke pelosok desa, tapi Nio justru mengejar. Dara mencoba membatalkan, tapi Nio justru malah semakin serius.
Mampukah Dara menolak Om-om yang terlalu tampan, terlalu dewasa, dan terlalu bucin karena salah chat darinya ini?
Novel komedi tentang cinta yang beda usia 10 tahun. Yuk, gas dibaca. Biar tahu keseruan hidup Dara-Nio yang serba gedabak-gedebuk ini 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ame_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Bukan Kabur, cuma Revisi
Meski sempat syok, Nio tidak langsung membuat keributan. Dia hanya mengambil ponselnya dari saku jas, lalu membuka aplikasi pelacak GPS untuk mengecek kemana perginya gadis itu. Dahi Nio mengernyit. Kok sepertinya Dara bergerak mendekati rumahnya jika dilihat dari GPS itu?
Flashback On
Setengah jam yang lalu, Dara yang sudah selesai didandani hanya duduk cantik saja di kamarnya. Si MUA sedang keluar kamar, sedang Acha juga ke luar karena ada sesuatu yang hendak dia cek. Akhirnya, dia hanya sendirian.
Tapi kemudian, dia mendapat sebuah chat masuk dari teman satu dosen pembimbingnya. Temannya itu mengatakan bahwa dosen pembimbing mereka yang suka ghoib kini berada di kampus untuk beberapa jam kedepan.
Dara bisa saja mengabaikan sang dosen untuk hari ini dan fokus saja pada hari besarnya. Tapi, sayangnya temannya itu mengatakan bahwa sang dosen hanya bisa datang ke kampus hari ini saja, sedang besok dan beberapa waktu kedepan dia akan pergi ke luar kota lagi untuk urusan kerjaan.
'Oh, enggak bisa dibiarin ini. Kalau gitu terus, kapan gue bisa ngajuin seminar hasil???'
Akhirnya tanpa pikir panjang, Dara langsung capcus membawa hasil revisian skripsinya yang terakhir dan juga lembar persetujuan, untuk mengejar sang dosen pembimbing.
Dosen pembimbingnya, Pak Bambang, sampai hampir jantungan saat melihat sesosok pengantin Sunda---lengkap dengan siger dan bunga melati yang bergoyang-goyang di kepalanya---kini muncul sambil agak mendobrak pintu ruang kerjanya. Napas Dara agak ngos-ngosan karena berlarian dari depan hingga naik ke lantai tiga.
"Pak, tolong tanda tangan sekarang! Saya mau akad nikah setengah jam lagi!" katanya.
Dan... entahlah. Dara yang biasanya kesulitan menemui para dosennya untuk meminta tanda tangan, kali itu justru begitu mudah mendapatkan semuanya. Dia tersenyum lebar, lembar persetujuan seminar hasilnya telah ditandatangani lengkap. Apa ini yang disebut rezeki bagi orang yang punya niat baik? dalam hal ini, karena Dara akan menikah...
'Ugh, bener. Gue mau nikah! Harus cepet-cepet balik, nih. Sebelum dikira jadi penganten yang kabur.'
Dan begitulah, akhirnya Dara kembali memanggil ojek online untuk mengantarnya pulang kembali ke rumahnya.
Flashback Off
Tak butuh waktu lama, Dara akhirnya tiba di rumahnya. Dia mengangkat ekor gaunnya sedikit, melihat ke rumahnya yang kini sudah dipenuhi oleh banyak orang. Gadis itu kemudian menatap keberadaan sang calon suami.
Dara tersenyum lebar, lalu berlari dengan senang ke arahnya sambil membuka lengannya lebar-lebar.
Nio ikut melebarkan tangan sambil tersenyum lebar. Lega, karena Dara tak benar-benar kabur pada hari bahagia mereka. Meski sigernya kini terlihat agak miring, bagi Nio dia tetaplah yang paling cantik.
Gadis itu berlari mendekat, semakin dekat, lalu...
Pluk.
Dia memeluk erat Acha yang berdiri di samping Nio.
"Acha! akhirnya lembar persetujuan skripsi gue ditandatanganin dosen! Gue seneng gilaaa!" katanya.
Acha syok, Nio lebih syok. Ternyata gadis itu berlari bukan untuk memeluk Nio.
Tangan Nio langsung turun ke sisi tubuhnya lagi. Kecewa. Ternyata bukan dia yang Dara tuju.
'Dara nge-PHP-in aku...' batinnya.
Acha yang dipeluk oleh gadis itu pun menepuk keras punggung Dara.
"Lo kok malah ke kampus, sih? Ini hari pernikahan lo, anjir!" bisiknya, takut keluarganya yang lain mendengar.
Dara menatap sahabatnya.
"Pak Bambang tiba-tiba datang ke kampus hari ini. Ada info katanya dia bakal pergi selama beberapa hari kedepan untuk waktu yang enggak bisa dipastikan. Makanya gue terpaksa ngejar dia meski ribet pake baju ginian."
"Ya tapi enggak gini juga, njir! Astaga, kayaknya cuma lo penganten yang naik ojol pake baju harga ratusan juta!"
Dara nyengir.
Karena sepuluh menit lagi akad mereka akan dilangsungkan, tidak ada lagi waktu untuk memperpanjang omelan ini. Dara segera diboyong ke dalam rumah, karena make up nya harus dirapikan kembali agar dia cantik paripurna saat akad nikahnya dilangsungkan nanti.
Keluarganya berkumpul dan mengintip Dara dari pintu kamar. Mamanya bahkan mengelus dada melihat tingkah absurd anak semata wayangnya ini. Ngidam apa dia saat mengandung Dara dulu, hingga anaknya jadi seajaib ini, huh? tiba-tiba menghilang di hari pernikahan, ternyata untuk meminta tanda tangan dosen pada skripsinya...
'Kalau bukan karena dia mau menikah, dengan Antonio Wijaya pula, ingin ku pites anak itu.' batin Mamanya.
Sang MUA dengan cepat memperbaiki riasan Dara, karena sebentar lagi akad nikah akan dilangsungkan. Mereka tidak punya waktu banyak---meski Dara baru akan keluar setelah Nio selesai menjabat tangan ayahnya.
Proses make up selesai tepat pada waktunya. Sekarang, semuanya seketika hening karena Ijab Kabul akan segera dilaksanakan.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau, Antonio Wijaya bin Hardian Wijaya, dengan putri kandung saya, Adara Putri Sasmiko binti Sujatmiko, dengan mas kawin Logam Mulia seberat 287 gram, dibayar tunai!" ucap Ayah Dara dengan suara bergetar.
Nio menjawabnya dengan satu tarikan napas, tegas dan tanpa ragu sedikit pun.
"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA ADARA PUTRI SASMIKO BINTI SUJATMIKO DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT, DIBAYAR TUNAI!"
"Sah?"
"SAH!"
Bahu Dara langsung turun setelah kata "Sah" itu akhirnya terucap. Sekarang... dia sudah resmi menjadi istri dari seorang Antonio Wijaya.
'Gue beneran jadi istrinya si Oom...' batinnya.
Jantungnya masih berdebar-debar, terngiang jelas suara bariton suaminya saat mengucapkan Ijab Kabul barusan.
"Dar," bisik Acha memecah lamunannya, "Kemaren aja emas setengah kilo belum lo apa-apain. Sekarang udah ada lagi aja 287 gram. Mau buka toko emas, lo?" godanya.
Dara pun menyikut main-main temannya itu.
***
HUAAA, AKHIRNYA SAH!
Berarti part selanjutnya bakal nge--- maksudnya ibadah 🙈
Kalau kata Dara sih, si Oom udah di briefing biar malam pertama mereka enggak aneh-aneh. Tapi emangnya bisa gitu? Secara Om Nio nya kecintaan sama Dara 🤭
Okelah, ikutin terus kisah absurdnya Dara dan Nio, ya!
Bye-bye~
Acha bakal punya adekkk🤣
ayook, antonio gpl kejar target, biar cpt dapet dollar..