NovelToon NovelToon
KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS 2

KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Balas Dendam
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Senjaku02

Kisah ini lanjutan dari KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS seasons 1
Banyak adegan kasar dan umpatan di dalam novel ini.


Cerita akan di mulai dengan Cassia, si Antagonis yang mendapatkan kesempatan terlahir kembali, di sini semua rahasia akan di ungkap, intrik, ancaman, musuh dalam selimut dan konflik besar, kisah lebih seru dan menegangkan.


Jangan lupa baca novel KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS season 1 agar makin nyambung ceritanya. Happy reading!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

  Kediaman keluarga Yazeed 

  Pagi itu, ruang makan keluarga Cemara dan kaya dipenuhi kehangatan yang sederhana namun penuh arti. 

  Di atas meja tersaji beragam menu sarapan susu segar, buah-buahan yang mengilap segar, roti hangat berlapis selai, dan sereal yang mengundang selera, dan masih banyak menu lainnya. 

  Leon memilih roti dengan isian buah, mulutnya sesekali menyengir menikmati setiap gigitannya. Crystal sibuk mengaduk telur orak-arik, aroma harum menguar memenuhi ruangan, sementara Dax tenggelam dalam mangkuk sereal dan susu yang ia nikmati dengan penuh tenang.

  Momen pagi itu seolah jadi sejenak pelarian dari hiruk-pikuk dunia luar, saat ketiganya terikat oleh kebersamaan sederhana yang tak ternilai harganya.

  Tak lama setelah sarapan, Leon bergegas meninggalkan rumah menuju rumah sakit dengan langkah tergesa-gesa, membawa beban urusan mendesak yang menuntut kecepatan dan ketegasan. 

  Crystal tetap di rumah, melepaskan sejenak lelahnya karena bisnisnya kini telah dipercayakan pada aspri setianya. Sementara Dax bersiap menghadapi siang yang panjang dengan jadwal kuliah yang menunggu.

  Di ruang keluarga, hanya ibu dan anak yang tersisa. Mereka duduk bersebelahan, membiarkan kesunyian menemani, menyelimuti ruang itu dengan kehangatan sederhana usai sarapan yang penuh cerita tak terucap. 

  "Bagaimana kabar Cassia Dax?" tanya Crystal dengan suara lembut namun penuh harap, matanya menatap putra semata wayangnya seperti menyimpan rindu yang tak terucap.

  Dax menoleh sebentar, bibirnya mengembang menjadi senyum tipis yang mengandung kebanggaan. "Dia baik-baik saja, Mom. Aku sampai lupa, Cassia menitip sesuatu untuk Mommy dan Daddy," jawabnya, suaranya mengandung kehangatan yang membuat hati Crystal berbinar penuh bahagia.

 "Wah, pengertian sekali calon mantu Mommy," puji Crystal dengan suara serak karena tak kuasa menahan haru. 

  Dax hanya mengangkat alis, ujung bibirnya bergerak ke atas membentuk senyuman penuh keyakinan. "Tunggu sebentar, Mom. Aku ambilkan," ucapnya singkat sebelum bangkit dari sofa, melangkah cepat ke kamar seolah membawa harapan yang hendak ia persembahkan.

  Tak lama kemudian, Dax muncul membawa dua kotak hadiah berbalut warna berbeda, titipan dari London yang disampaikan khusus untuk kedua orangtuanya. 

  Matanya menatap serius saat menyerahkan dengan hati-hati, "Yang ini untuk Mommy, dan yang ini untuk Daddy." Ujar Dax dengan senyum tipis di bibirnya. 

  Crystal menggapai kotak-kotak itu dengan tangan gemetar, hatinya berdebar karena bahagia. 

  Rasa penasaran dan harapan berkecamuk di dadanya, membayangkan apa kejutan yang di siapakn dari calon menantunya. 

  Senyum kecil terukir di bibirnya, seolah hadiah itu sudah berhasil menghapus segala kegelisahan yang pernah ada.

  Crystal membuka kotak berwarna cerah itu dengan senyum lebar yang tak pernah lepas dari bibirnya. Matanya langsung berbinar saat melihat isi di dalamnya tas hitam yang elegan, sempurna untuk arisan maupun kondangan.

  "Wah... cantiknya tas ini! Cassia benar-benar tahu selera mommy," ucap Crystal, suara hangatnya menggema penuh bahagia.

  Ia menatap putranya, Dax, dengan mata penuh terima kasih. “Tolong sampaikan pada Cassia, ya, Dax. Mommy sangat suka tasnya,” pinta Crystal lembut. 

  Dax mengangguk mantap, wajahnya memancarkan kebahagiaan yang sama. “Iya, Mom.” 

  Di momen itu, ruang keluarga Yazeed  dipenuhi oleh kehangatan hadiah bukan sekadar barang, tapi wujud cinta dan perhatian yang tulus dari kekasih putranya. 

  Crystal tahu, kebahagiaan sederhana ini akan terus terukir dalam hati mereka berdua.

  Setelah membuka kotak hadiah miliknya, Crystal tak kuasa menahan rasa penasaran yang menggelitik hatinya. 

 Matanya dengan hati-hati melirik ke arah kotak hadiah sang suami, penuh tanda tanya. Namun, suara nuraninya mengingatkan tak sopan baginya untuk jadi orang pertama yang membuka hadiah itu. 

  "Kira-kira, apa ya isi kotak Daddy, Dax?" tanyanya dengan suara penuh keingintahuan, matanya berbinar seperti menantikan keajaiban. 

  Dax hanya terkekeh kecil, melihat wajah mommynya yang menurutnya manis dan polos itu. "Entahlah, Mom. Dax juga penasaran, tapi kita tunggu aja sama-sama, ya," jawabnya sambil tersenyum lembut, suasana hangat itu menyelimuti ruangan seperti embun pagi yang menyejukkan hati.

  Ibu dan anak itu, mata mereka penuh rasa penasaran pada isi kotak hadiah Leon. Namun, di balik keheningan itu, Leon sama sekali tak menyadari rahasia kecil yang tersembunyi di dalam kotak itu oleh-oleh istimewa yang diam-diam diselipkan calon menantunya lewat putranya.

  Detik-detik berlalu penuh teka-teki, sementara rasa ingin tahu mereka semakin menggerogoti batas kesabaran.

...****************...

  Siang ini, Arzhela terlihat sendiri di taman belakang kampus, ia tak pergi bersama teman-temannya karena dua di antaranya masih sibuk di mata kuliah masing-masing.

  Arzhela menerawang jauh, pandangannya tertuju pada taman bunga yang tepat berada di tengah-tengah di antara para kursi besi untuk bersantai.

  Sampai, ponsel di dalam saku berdering hingga membuat Arzhela terkejut.

  "Iya, kau tidak sibuk?" Arzhela menjawab telpon, dia menyapa sekaligus bertanya pada orang di sebrang sana.

  "Aku free untuk hari ini, apa kamu masih di kampus?" suara seorang pria terdengar dari sebrang sana.

  "Aku masih di kampus, dan ya mungkin sebentar lagi pulang," jawab Arzhela, dia menarik napas pelan untuk meringankan rasa sesak yang mendadak menghimpit dadanya,"Apa aku bisa bicara dengan mu, Van?" suaranya bergetar dan jelas itu bukan sesuatu yang baik.

  "Iya, katakan saja! Aku akan menjadi pendengar," jawab Geovano meyakinkan.

  "Van, apa aku sudah menjadi sahabat yang baik untuk Cassia?" tanya Arzhela.

  "Zhel, apa terjadi sesuatu?"

  "Tidak, aku hanya merasa sebagai sahabat aku tidak bisa membantu apapun," jelas Arzhela. Dia menarik napas pelan. Demi menutupi sesak yang mendera.

  "Zhel, kamu dan yang lain adalah sahabat terbaik untuk Cassia, jangan berpikir kau tidak baik, ya! Karena sejatinya kamu dan kami semua menyayangi Cassia," ucap Geovano, dia menenangkan Arzhela.

  "Apa aku sebaik itu, Van? Aku takut Cassia tak nyaman dan malah semakin terpuruk," kata Arzhela, ketakutan itu seperti belati yang setiap malam menjadi mimpi buruk untuk Arzhela.

  "Zhel, kamu terbaik, jangan berpikirkan apapun ya," suara Geovano yang menenangkan membuat Arzhela mendapatkan angin segar di tengah padang pasir yang panas.

  Gadis itu mengangguk dan mengerti semua yang Geovano katakan, ia juga paham jika Cassia begitu butuh dukungan untuk melewati semua rintangan.

  Panggilan berakhir, Arzhela meletakkan ponsel itu di sebelahnya, dia kembali menatap pada taman dengan tatapan jauh.

  "Cas, di kehidupan dulu aku mungkin tak bisa melindungi kamu, tapi di kehidupan ini akan aku pastikan semua berjalan sesuai dengan keinginamu," gumam Arzhela, dia tersenyum tipis dengan wajah yakin dan semangat yang membara.

  Sore harinya, Arzhela terlihat keluar dari Apartemen, dia bertemu Cassia yang baru saja kembali dari kampus.

  "Baru pulang? Mau titip sesuatu? Aku akan ke supermarket," kata Arzhela, dia menawari siapa tahu Cassia butuh sesuatu yang gadis itu inginkan.

  "Tolong belikan roti gandum ya, Zhel," kata Cassia, dia ingin makan roti bakar dengan selai.

  "Ok, ada lagi?" tanya Arzhela.

  "Tidak, Terima kasih Arzhela!"

  Arzhela mengacungkan jempolnya, dia tersenyum dan setelah itu berlalu meninggalkan Cassia sendiri di Koridor Apartemen.

  Cassia menatap kepergian Arzhela, dia tersenyum tipis dan berterima kasih karena Tuhan masih baik mau memberikan kesempatan kedua bagi dia, sehingga ia bisa menebus rasa bersalahnya pada orang-orang yang ia sayangi.

1
hidagede1
sama" rubah licik, yg paling licik yg menang 🤭😂
hidagede1
jd arzhela tau kalo cassia hidup kembali?
Senjaku02: belum.
total 1 replies
hidagede1
kalo smith tau anak kandung nya, knapa smith tetap mencintai anak angkat nya ketimbang anak kandung nya?
Senjaku02: ikuti terus kelanjutannya ya☺️☺️
total 1 replies
MataPanda?_
trus lanjut kak semangat 😀
Jue
Kenapa Veronica tidak berjodoh dengan abang Casia sahaja , Dengan itu hubungan Veronica dan Casia akan bertambah erat serta dekat .
Jue
Akhirnya ada cinta di hati Casia buat Dax , Semoga mereka bahagia dan menang melawan kejahatan Nafisha dan Darian
MataPanda?_
wah udah ada kelanjutan y trimakasih kak semangat trus..
selalu d berikan kesehatan 😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!