Follow;
FB~Lina Zascia Amandia
IG~Deyulia2022
WA~ 089520229628
Seharusnya Syapala sangat bahagia di hari kelulusan Sarjananya hari itu. Namun, ia justru dikejutkan dengan kabar pertunangan sang kekasih dengan perempuan lain.
Hancur luluh hati Syapala. Disaat hatinya sedang hancur, seorang pria dewasa menawarkan cinta tanpa syarat. Apakah Syapala justru menerima cinta itu dengan alasan, ingin membalaskan dendam terhadap mantan kekasih?
Ikuti terus kisahnya dan mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Sambutan Hangat Orang Tua Arkala
Sekitar jam empat sore, Syapala keluar dari kantor PT Harmonia Citra Abadi. Secara mengejutkan, Arkala tiba-tiba menjemput Syapala, tanpa pemberitahuan. Arkala mencegat Syapala yang terlihat akan menyetop angkot.
"Pala, ayo ikut saya." Arkala meraih lengan Syapala lalu menariknya menuju mobilnya yang terparkir di bahu jalan.
Syapala terkejut, dia tidak menyangka akan dijemput Arkala. Semua mata rekan-rekan satu kantor yang kebetulan keluar gerbang kantor, menatap ke arah Syapala yang dijemput oleh seorang pria berseragam loreng TNI. Sepertinya Kala belum sempat pulang ke rumah, dan berganti pakaian.
"Kenapa Anda menjemput saya?" tanyanya formal. Panggilan Anda masih dia gunakan dalam memanggil Arkala, yang notabene dalam hitungan hari akan menjadi suaminya. Tepatnya suami dalam perjanjian.
"Sengaja. Saya ingin mengajak ke rumah mama dan papa, mengenalkan kamu. Masa iya seminggu lagi kita menikah, kamu belum berkenalan dengan orang tua saya," tukas Kala santai.
"Tidak perlu, lagipula pernikahan ini hanyalah didasari atas sebuah perjanjian, kan? Pas ijab kabul juga orang tua Anda bisa melihat saya," ujarnya menolak ajakan Arkala.
"Tidak bisa, seenggaknya sekali saja sebelum kita melangsungkan akad nikah. Meskipun pernikahan ini hanya didasari sebuah perjanjian, tapi orang tua saya harus bertemu kamu," tegas Arkala seraya menarik lengan Syapala mendekati mobil.
"Masuklah!"
Syapala terkejut, dia hendak mundur, tapi tubuh Kala menghalangi ruang gerak Syapala.
"Masuklah, saya bilang masuk. Nggak dosa kok bertemu dengan kedua orang tua saya," paksanya lembut.
Meskipun aksen suara Arkala rendah, akan tetapi unsur memaksanya terasa. Syapala akhirnya terpaksa masuk ke dalam mobil, ia merasa malu apabila adegan dirinya saling dorong dengan Arkala, dilihat banyak orang.
Arkala tersenyum, lalu dia segera berlari kecil menuju pintu kanan mobilnya.
Mobil Kala melaju sedang sesekali wajahnya menoleh ke samping kiri.
Wajah Syapala terlihat jelas sangat kesal, tapi dia hanya diam membeku tanpa kata. Sepertinya Syapala masih menyimpan amarahnya di dalam hati.
"Cantik banget saat menatap gadis muda ini dari samping. Sangat menggemaskan," pujinya dalam hati seraya senyum-senyum.
"Kenapa harus memaksa saya seperti ini? Harusnya nggak perlu bertemu juga tidak masalah. Apalagi di rumah itu ada ...."
Syapala tidak melanjutkan kata-katanya, dia tahu kalau dilanjutkan pasti nama Erlaga akan disebutnya. Padahal saat ini dia sedang berusaha mengubur nama itu dalam-dalam ke dalam jurang paling dalam.
"Ada Laga adik saya maksudnya? Tidak masalah, kan? Justru itu bagus," balas Arkala sambil tersenyum mewah. Senyum mewah baginya, sebab ini merupakan kemenangan di hadapan Erlaga, bahwa dia berhasil memenangkan hati mantan kekasih sang adik, apapun alasan mendapatkannya.
"Hhhhhh."
Syapala tidak menjawab, dia hanya menghela napas dalam-dalam.
"Mama dan Papaku pasti akan sangat senang melihat dan mengenalmu. Terutama Mama, dia sudah tidak sabar melihat aku bersanding dan menikah," ujar Arkala.
Syapala tidak menyahut, yang jelas saat ini perasaannya sangat bad mood. Dia tidak peduli, sikapnya nanti akan dinilai kedua orang tua Arkala, syukur-syukur kedua orang tua Arkala tidak menyukainya.
"Baiklah, mobil ini sebentar lagi akan sampai di rumah kedua orang tuaku. Bersiaplah," beritahu Arkala.
Mobil Arkala tiba di depan sebuah rumah bergaya modern. Rumah yang berdiri di kawasan elit itu begitu megah dengan halaman rumah yang luas dan indah.
Halaman itu dipercantik dengan taman bunga yang indah serta gazebo di tengah-tengahnya.
Syapala kembali menghela napas. Tatapnya tajam tertuju pada rumah itu. Keadaan rumah itu dan rumah orang tuanya sangat jauh berbeda.
"Walaupun rumah ibu jauh lebih sederhana dari rumah ini, tapi aku sangat nyaman. Rumah ibu bersih dan di dalamnya penuh cinta," gumamnya bangga dengan rumahnya saat ini.
"Keluarlah!"
Syapala tersentak saat pintu mobil sudah terbuka, lalu Arkala menyuruhnya turun.
"Tapi ...." ujarnya ragu.
"Tidak masalah, Erlaga sedang tidak ada di rumah. Mobilnya saja tidak ada," potong Arkala paham apa yang sedang dipikirkan Syapala.
Syapala akhirnya menuruni mobil. Jantungnya tiba-tiba berdebar saat kakinya mulai menapaki halaman rumah keluarga Arkala.
"Ya ampun, kenapa tiba-tiba grogi begini. Dan jantung aku berdebar-debar, padahal tadi enggak." Syapala berbicara di dalam hati penuh keraguan.
Kedatangan Syapala untuk pertama kali ke rumah itu, jauh dari dugaan Syapala. Seorang perempuan paruh baya sekitar 55 tahun dan seorang pria sekitar 60 tahun berjalan beriringan menuju ruang tamu, kemudian menyambutnya ramah.
Kesan pertama yang dirasakan Syapala ketika melihat kedua orang tua itu adalah, sebuah keramahan dan kehangatan. Mereka tanpa segan justru menghampiri duluan ke arah Syapala dan mengulurkan tangan.
Hati Syapala bergetar, sikapnya yang sejak tadi diyakini akan datar dan biasa saja, tiba-tiba luwes dan mengalir tenang bagaikan air.
"Syapala," ujarnya membalas pertanyaan wanita paruh baya yang diyakininya ibu dari Arkala.
"Wah, nama yang cantik sesuai dengan orangnya," puji Bu Zahira sembari tersenyum, menyiratkan kebahagiaan.
"Masih sangat muda lagi. Berapa usiamu, Nak?" susul Pak Erkana. Sikapnya sama seperti Bu Zahira. Menyambut Syapala dengan senang hati.
"Sebentar lagi 23 tahun, Pak," jawabnya.
Arkala yang duduk tidak jauh di sampingnya, nampak puas dan bahagia. Rupanya keramahan kedua orang tuanya seketika bisa mengubah sikap angkuh yang tadinya akan dibangun Syapala sebelum tiba di rumah itu, meleleh bagai es krim dari stiknya.
"Kena dia. Bagaimana tidak meleleh bila disambut dengan keramahan yang hangat dari Mama dan Papa," batin Arkala senang.
Beberapa saat kemudian, seorang ART datang membawa suguhan lengkap di atas baki.
"Silahkan Non."
ART itu tidak kalah ramah dan hormat, meletakkan suguhan di atas meja seraya mempersilahkan tamu majikannya minum.
"Masya Allah, cantik betul ini calonnya Den Kala. Pasti ini limited edison," celoteh Bi Rinti, salah pula mengucapkan edition malah edison.
Bu Zahira sontak terkekeh kecil, begitu juga Syapala. Namun ia berusaha menyembunyikan tawa kecilnya.
"Bukan edison, tapi edition Bi Rinti," sela Bu Zahira meralat ucapan Bi Rinti.
"Nah, itu Bu yang saya maksud. Kalau begitu, saya permisi dulu. Silahkan diminum, Non." Bi Rinti berpamitan dan kembali ke dapur.
Syapala tersenyum, lalu kembali terlibat obrolan dengan kedua orang tua Arkala.
Akhirnya obrolan mereka tiba ke inti tujuan kenapa Syapala diajak ke rumah ini. Sebelumnya Arkala memang telah bercerita kalau ia akan memperkenalkan seorang perempuan sebagai calon istrinya kepada kedua orang tuanya. Tapi, mengenai pernikahan yang hanya seminggu lagi, baru kali ini dia katakan di hadapan kedua orang tuanya.
"Ya ampun, Kala, kenapa baru kamu beritahu kami sekarang? Kami juga harus mempersiapkan undangan untuk para tetangga, kerabat dan saudara," tutur Bu Zahira menyayangkan berita yang disampaikan Arkala tidak jauh-jauh hari sebelumnya.
"Mama dan Papa tenang saja, Kala sudah menyiapkan undangan elektronik untuk mereka. Tinggal sebar saja via WA."
Bu Zahira dan Pak Erkana lega mendengar penuturan Arkala.
"Syukurlah kalau begitu. Rasanya kami sudah tidak sabar menunggu saat itu," ujar Bu Zahira senang.
jngan2 nanti ni prita mau jdi plakor lagi
masih bnyak cewek kain dan mu harus robah sikap da pemikiran kmu laga jngan mudah di hasut
jodohin si laga teman pala thoor
ud putusin aja tunangannya biar kapok dia,tau GK,sesuatu yg kita dpt dngn cr yg tidak baik tu,akibatnya jg GK akan awet dan membahagiakan...
.pala udah bajagia sm kala..jgn ganggu ya😄😄