Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. kaya juga
masih di posisi Dita.
dia yang merasa panik dengan cepat mengambil handphonenya dan mencoba untuk menghubungi ibunya. tapi sayang, berkali-kali Dita melakukan panggilan itu, maka berkali-kali pula panggilan itu tidak dijawab oleh sang ibu. menyadari hal itu semakin membuat Dita menjadi cemas.
"Ibu ke mana sih!! apa dia nggak tahu kalau sekarang aku dalam kondisi genting. Aku harus memberitahukan ibu tentang Marco yang telah menyuruh asistennya untuk menyelidiki kebenaran pernikahan kemarin. aku tidak boleh membiarkan Marco mengetahui kebenarannya secepat ini. tidak bisa, aku saja masih belum menikmati semuanya. ditambah lagi aku hanya diberikan uang bulanan sebanyak 10 juta. sebenarnya Marco ini baik atau jahat sih!!" gumamnya yang mulai tak karu-karuan.
dia tidak menyangka, ternyata impiannya mempersuami Marko sangat jauh dari impiannya. Dia mungkin telah mendapatkan dan berhasil merebut Marko dari sang kakak. tapi sepertinya, Marco benar-benar tak menganggapnya sebagai istrinya atau bahkan memperlakukannya layaknya istri yang sah atau yang dicintainya.
malahan semuanya itu sia-sia.
*******
ketika malam dingin yang begitu mencekam dan menusuk sampai ke tulang itu mulai berlalu, dan sayup-sayup adzan Subuh mulai berkumandang, membangunkan jiwa-jiwa yang terlelap untuk segera menghadap sang penciptanya, Desi bangun dari tidurnya.
seperti kemarin, mereka berdua tidur di atas ranjang yang sama. walaupun masih belum terjadi apa-apa diantara mereka, tapi keduanya mencoba dan berusaha untuk saling menghargai dan menerima kehadiran masing-masing.
Desi yang baru mengerjap dan bergegas duduk itu, langsung mengambil ikat rambut dan mengikat rambutnya asal cepol saja. yang penting rambutnya tidak mengganggu aktivitasnya.
setelah selesai dia menoleh ke arah sang suami yang tampak masih terlelap dengan posisi yang sama. yaitu tidur dengan telentang, dengan raut wajah yang begitu damai dan tenang.
Desi tampak memperhatikan raut wajah suaminya yang tenang itu. dan tiba-tiba seulas senyum terbit di bibirnya. dia menyadari sesuatu. ya, dia menyadari ternyata wajah suaminya sangat tampan. mungkin kalau suaminya adalah seorang CEO, pastilah suaminya ini akan banyak diincar oleh perempuan-perempuan cantik di luar sana.
(Masya Allah.. ternyata kamu tampan Mas. kalau saja kumismu dicukur sampai bersih, rambut gondrong mu dipotong rapi, pasti auramu akan segera bersinar.) gumamnya dalam hati, disertai senyum di bibirnya. namun sesaat kemudian dia pun tersadar dengan perbuatannya.
cepat-cepat Dia memegang wajahnya sendiri yang terasa begitu hangat.
(astaghfirullahaladzim!! apa yang aku pikirkan. tidak boleh tidak boleh.. aku tidak boleh berpikir begitu.) batinnya. menyadari hal itu dia pun langsung mencoba untuk menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. dia mengulangi kegiatan itu berkali-kali sampai ia merasa kalau perasaannya sudah mulai membaik.
setelah merasakan perasaan sudah mulai tenang dan membaik, dia langsung menoleh ke arah sang suami yang masih terlelap dan tak merasa terganggu itu. Dan dengan suara pelannya, ia mencoba untuk membangunkan suaminya.
"Mas Devan.. Mas Devan bangun mas.. sudah waktunya subuh.." ucap Desi sambil menggoyangkan tubuh Sang suami. Devan yang menyadari ada yang membangunkannya langsung merespon.
"eng...!!" dia menggeliat dan mencoba untuk membuka matanya.
"ayo Mas bangun.. sebentar lagi, waktu salat subuh akan tiba." ucap Desi sambil beranjak dari tempat tidur dan kemudian beralih ke kamar mandi untuk bersuci.
sementara Devan yang sudah dibangunkan oleh istrinya, langsung mencoba untuk bangun dan duduk di atas tempat tidur dengan gaya yang acak-acakan itu. dia masih mencoba untuk mengumpulkan kesadarannya yang masih menyebar ke mana-mana.
"hoooaaammm..!!" Devan pun langsung menguap karena saking ngantuknya dirinya. tapi dia tetap memaksakan matanya untuk terbuka lebar.
setelah Desi keluar dari kamar mandi, kini gantian Devan yang masuk untuk mengambil wudhu. dan setelah sekian menit, Devan keluar dengan wajah yang sudah segar dan di sana Desi sudah menyiapkan segalanya.
Devan yang melihat kalau sajadah telah dibentangkan oleh istrinya, langsung membuatnya tersenyum. dia pun langsung mengambil posisi, dan mengambil sarung serta peci yang sudah disiapkan oleh Desi.
"sudah selesai semuanya Des..? ayo kita mulai salat subuhnya." Desi tersenyum dan menganggukkan kepalanya. dia pun langsung mengambil posisi di belakang suaminya dengan tepat.
"Allahu Akbar!!" Desi juga mengikutinya dari belakang. sepasang suami istri ini melaksanakan salat subuh yang begitu khusyuk, dan penuh dengan penghayatan. dan tak terasa Mereka pun menyelesaikannya.
******
tepat pada pukul 06.00 pagi, Desi sudah menyiapkan segala perbekalan mereka yang akan mereka bawa ke kebun jeruk. begitu pula dengan karung dan keranjang yang akan mereka bawa.
"ayo Mas sarapan dulu!!" seru Desi yang langsung menyediakan teh hangat di atas meja, beserta dengan gorengannya. Devan yang melihat hal itu, langsung mendudukkan tubuhnya di tempat yang telah tersedia dan mulai menikmati sarapan bersama dengan istrinya.
"di sana berapa orang yang akan membantu memanen Mas ?" tanya Desi.
"mungkin sekitar 5 orang. karena memang kebun jeruknya itu cukup luas."
"terus ke mana Mas akan menjualnya..?" tanya Desi lagi.
"tenang aja Des.. tokek buahnya akan datang untuk menjemput di lokasi. jadi tidak perlu khawatir." Desi pun mengerti dan menganggukkan kepalanya.
"oh ya.. kalau panen jeruknya cepat selesai, nanti kita lihat kebun anggur ya. kata tetangga di kebun, anggur anggur itu sudah berbuah." Desi mengedip-ngedipkan matanya dengan cepat. dia tentu saja masih belum mengenal suamimu.
"Mas masih memiliki kebun anggur..?" tanyanya.
"iyalah.. Mas punya kebun anggur. dan alhamdulillah anggur per kilonya itu cukup mahal di pasaran. dan kebetulan anggur ini adalah anggur premium, sehingga daya jualnya jauh lebih mahal daripada anggur biasa."
"wah ternyata Mas juga orang kaya ya!! keren sekali!!" ucapnya sambil menatap dengan takjub. Devan yang mendengar pujian istrinya pun langsung terkekeh.
"Ya bisa dibilang begitulah Des. tapi kalau dibilang kaya-kaya amat nggak juga kok." ucapnya lagi. Desi pun langsung menganggukkan kepalanya mengerti. mereka berdua pun kembali fokus menghabiskan sarapan mereka dan sesekali akan mengobrol untuk membahas seputar kehidupan mereka.
dan mereka berdua sama sekali tak pernah menyinggung masalah tentang pernikahan mereka yang ditukar pengantinnya kala itu. seolah-olah pertukaran pengantin itu bukan masalah besar yang mengaitkan tentang harga diri dan juga perasaan.
yang penting sekarang mereka bisa hidup dengan baik, saling menerima dan saling menghargai. dan menurut mereka berdua itu sudah jauh lebih dari cukup ketimbang harus mempermasalahkan jauh tentang pernikahan mereka yang berjalan tidak sesuai dengan mestinya.
"ini sudah jam setengah delapan pagi, ayo kita berangkat Des. Yang lain sudah ngechat, katanya Mereka sudah berada di lokasi." ucap Devan kepada istrinya.
"mm.. baiklah Mas." setelah mengambil semua perbekalan yang telah disiapkan, mereka berdua pun langsung keluar rumah dan mengunci pintu dari luar. dan melanjutkan perjalanan mereka untuk menuju kebun jeruk yang akan dipanen hari ini.
di tunggu updatenya
semoga benih " cinta mereka menyatu & cepat hamil...