NovelToon NovelToon
Iblis Yang Merindukan Cahaya

Iblis Yang Merindukan Cahaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Iblis
Popularitas:720
Nilai: 5
Nama Author: Sofiatun anjani

Kevin terbangun dari komanya ketika seorang iblis merasuki tubuhnya dan melenyapkan jiwanya.

bersikap layaknya iblis yang hendak menghancurkan dunia, namun tidak bisa membunuh satu manusia pun.

Ria masih belum sanggup kehilangan satu-satunya orang yang menjadi alasan untuknya bertahan sampai detik ini juga. Tidak, Ria tidak bisa, setelah orang tuanya meninggal 5 tahun yang lalu, Kevin lah satu-satunya orang yang terus mendampingi dan menyemangatinya untuk terus bertahan. dan kehilangannya adalah sebuah mimpi buruk paling mengerikan yang pernah Ria alami.

Sanggupkah Ria bertahan dengan kepingan dihatinya? lalu apa sebenarnya motif sang iblis? akankah Kevin bisa hidup kembali dalam raganya yang perlahan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

"Kok sepi ya? lo yakin dia kesini tadi Sel?" tanya Mita pada Seli yang juga bingung dengan kondisi yang sangat sepi.

"Ntar, kalian liat itu nggak?" tanya Raka menunjuk salah satu lampu taman di dekat mereka.

"Hah? sampe rusak gitu? siapa yang ngelakuin itu?" tanya Mita saat melihat lampu-lampu taman yang lainnya juga ikut rusak seperti sengaja dipecahkan.

"Hah! disana" ucap Seli menunjuk ke tengah taman yang terlihat lebih gelap dengan satu lampu yang masih menyala redup.

Dengan hati-hati mereka mendekati orang itu yang seperti tengah melakukan sesuatu. Raka pun berjalan di depan yang lainnya karena ia satu-satunya cowok disini, dan ia juga tidak bisa membiarkan teman-temannya kenapa-napa.

Dan saat mereka akhirnya bisa melihat siapa yang ada di tengah taman itu, betapa terkejutnya mereka saat melihat Aron yang tengah berdiri membelakangi mereka dan di sampingnya seorang perempuan yang tergeletak dengan darah berceceran di sekitarnya.

Raka pun langsung mengambil pisau lipat di sakunya dan di todongkannya di depan Aron sambil melindungi Mita Seli dan Ria. Menyadari keberadaan mereka Aron pun balik badan dan menatap siapa yang tengah mendekatinya.

Maka terlihat jelaslah penampakkan Aron dengan kaos putih yang berlumuran darah begitu pula dengan tangannya, matanya yang merah menyala menatap mereka dengan tajam seperti hewan buas yang kelaparan.

"Aron?" Ria yang sama-sama syok dengan apa yang ia lihat pun tanpa sadar mulai berjalan mendekati Aron yang hanya berdiam diri di tempatnya.

"Ria" Raka pun langsung memegang tangan Ria dan menghentikannya. Ria menatap orang yang memegang tangannya dengan wajah yang hampir menangis, melihat hal itu Raka berusaha mengendalikan dirinya dengan tenang, ia tidak boleh membiarkan Ria bertindak gegabah sendirian.

"Sudah kuduga seharusnya memang kuhabisi kau dari awal" tiba-tiba tanpa aba-aba Aron berlari dengan cepat ke arah mereka dengan niat membunuh.

"Ria awas!!"

Reflek Raka yang ada di dekat Ria pun menghadang Aron yang berusaha mengincar Ria, saat Raka mendorong Ria untuk menghindar dia tidak sengaja terkena serangan Aron yang mengenai lengan kanannya.

“Raka!!"

Kesal serangannya tidak mengenai targetnya, Aron pun menendang Raka sampai terpental jauh. Dan sekarang tidak ada pengganggu lagi, Aron pun kembali mengeluarkan sihir dari tangannya dan mengeluarkan pedang panjang dan tanpa belas kasihan mengarahkan pedangnya ke Ria yang tidak punya kesempatan menghindar, atau bahkan mungkin ia terlalu takut untuk menghindar, tubuhnya kaku dan tidak bisa digerakkan sama sekali.

BRAK!!

Saat itulah tiba-tiba Aron terpental jauh oleh seseorang yang baru saja menendangnya dengan keras. Mita Seli dan Ria terkejut sama-sama melihat siapa orang itu yang telah menyelamatkan mereka.

"Rama?!" ucap mereka bersamaan dengan wajah yang terkejut melihat siapa yang ada didepan mereka.

"Lo nggak papa Ria? kalian juga?" tanya Rama memperhatikan Ria dan yang lainnya.

"Kita nggak papa, makasih, tapi Raka…"

Rama pun ikut melihat ke arah yang mereka tuju dimana Raka terpental jauh saat hendak melindungi mereka. Melihat hal itu Rama pun langsung naik pitam, kalau saja ia datang lebih awal mungkin tidak akan ada korban.

"Rama ntar" tiba-tiba Ria menghentikan Rama yang hendak menyerang Aron lagi sebelum Aron yang menyerang duluan.

"Jangan berantem, gue yakin dia punya alasan" ucap Ria memohon.

"Tapi dia baru aja mau bunuh lo tadi, dan lo mau ngelepasin dia gitu aja?" tanya Rama yang tidak habis pikir dengan Ria yang juga masih mengasihi seorang iblis yang hampir saja membunuhnya.

"Gue tau itu! tapi dia Kevin Rama, gue yakin itu pasti Kevin dia udah janji ke gue!" ucap Ria putus asa, ia tidak pernah menyangka dengan semua kejadian ini bisa terjadi, tapi satu hal yang Ria yakini sampai detik ini juga ia percaya bahwa Kevin tidak akan pergi sebelum menepati janjinya.

Rama juga mengerti dengan perasaan Ria yang tidak mau kehilangan orang yang paling ia cintai, walaupun beberapa kali ditampar kenyataan pun Ria tetap yakin dengan pendiriannya.

"Kau lagi rupanya" Aron yang tadi ditendang Rama sampai terpental jauh kini mulai bisa berdiri dan berjalan ke arah mereka sambil mengeluarkan pedang yang baru dari tangannya.

Rama pun langsung menyiapkan kuda-kuda jika Aron tiba-tiba menyerang lebih dulu. Untuk saat ini pun Aron masih berjalan biasa dan tidak tahu kapan akan melesat dan menyerang dengan tiba-tiba.

"Padahal seharusnya aku datang ke dunia ini karena kau, tapi mungkin tidak semudah itu memanfaatkan manusia dunia lain" ucap Aron masih berjalan dengan tenang sambil menyeret pedangnya diatas tanah.

"Kevin!" tiba-tiba Ria memanggil nama Kevin dengan lantang dan jelas. Semua mata pun tertuju pada Ria yang maju ke depan Rama tanpa ragu. Sontak hal itu pun membuat Aron berhenti berjalan dan menatapnya tajam.

"Kevin! lo pasti bisa denger gue kan? gue tau kalo lo itu iblis yang selalu bilang Kevin udah meninggal, tapi bagi gue Kevin masih ada, dan dia nggak akan ngelanggar janjinya!" ucap Ria melawan rasa takutnya walaupun ditatap Aron dengan tatapan membunuhnya, tapi ia tetap yakin dengan apa yang ia lakukan.

"Ck!" tidak mau mendengarkan ucapan Ria lagi, Aron yang semakin kesal pun hendak berlari menyerang Ria yang tepat di depannya, saat tiba-tiba Ria kembali meneriakkan nama Kevin

"KEVIN!!!"

Seketika Aron pun ambruk tanpa aba-aba sambil meronta-ronta kesakitan. Rama yang hendak menyerang balik pun ikut bingung dengan yang Aron alami tiba-tiba, padahal ia belum menyerangnya sama sekali.

Tidak ada yang berkutik sama sekali, semuanya masih diam memperhatikan Aron yang masih meronta-ronta kesakitan, bukannya tidak peduli tapi mereka tidak berani mendekati Aron yang mungkin saja tengah pura-pura.

Ria yang melihat hal itu pun semakin tidak tahan untuk tidak menolong Aron, saat Rama mencegahnya mendekati Aron dengan memegang tangannya. Akhirnya Ria pun menyerah dan hanya menunggu sampai mana Aron terus seperti itu.

Hingga tak lama, Aron menjerit panjang dengan kesadaran yang menghilang dan akhirnya jatuh pingsan.

Masih belum ada yang berani mendekat bahkan setelah Aron benar-benar pingsan.

"M... Kayaknya orang itu masih idup deh" ucap Seli menunjuk wanita yang tergeletak di atas tanah dengan darah di sekujur tubuhnya itu berusaha bergerak dengan sisa-sisa tenaga.

Tanpa pikir panjang Ria langsung menghampirinya dan membantu wanita itu ke pangkuannya.

"Hei! Lo nggak papa? Lo bisa denger gue?!" tanya Ria melihat mata wanita itu sedikit terbuka dengan mulut yang juga seperti hendak mengatakan sesuatu.

Mita, Seli, dan juga Raka yang sudah bisa bangun menghampiri Ria dan melihat kondisi wanita itu yang sepertinya habis dipukuli dilihat dari wajahnya yang penuh lebam dan juga tangannya yang penuh perban lusuh.

Tak bisa mendengar suaranya dengan jelas, Ria mendekatkan telinganya ke mulut wanita itu agar bisa mendengar ucapannya yang terlihat sangat susah payah.

Tidak ada yang tahu apa yang diucapkan wanita itu selain Ria, meski dengan semua luka itu pun tidak habis pikir bagaimana wanita itu bisa bertahan.

"M... Dia bilang apa Ri?" tanya Mita penasaran karena Ria yang cukup lama mendengarkan suara wanita itu tanpa bergeming sedikitpun.

Saat tiba-tiba Ria mengangkat wajahnya membuat yang lainnya cukup terkejut karena melihat raut wajah panik Ria.

"Kaget sumpah! Ada apa sih?!" tanya Mita sedikit kesal dengan sikap Ria yang tiba-tiba itu.

"Ki kita ke rumah sakit dulu!" ujar Ria menatap Raka selalu orang yang mengemudikan mobil.

"Oke! Terus... Gimana sama... Aron?" tanya Raka melihat Aron yang benar-benar pingsan tergeletak tak jauh dari mereka dengan Rama disampingnya yang hanya berdiam diri disana.

"Nggak usah bawa ke rumah sakit, bawa ke rumah gue aja"

Mita, Seli, dan Raka saling menatap satu sama lain dengan pikiran yang sama, namun juga tidak bisa menolak perkataan Ria.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!