NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Sang Pramuria

Takdir Cinta Sang Pramuria

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / PSK
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: El Jasmin

Malam itu menjadi malam terburuk bagi Ranum. Sang kekasih tiba-tiba saja secara sepihak memutus jalinan asmara di saat ia tengah mengandung benih cintanya, diusir oleh sang ayah karena menanggung sebuah aib keluarga, dan juga diberhentikan dari tempatnya bekerja.

Ranum memilih untuk pergi dari kota kelahirannya. Ia bertemu dengan salah seorang pemilik warung remang-remang yang mana menjadi awal ia membenamkan diri masuk ke dalam kubangan nista dengan menjadi seorang pramuria. Sampai pada suatu masa, Ranum berjumpa dengan lelaki sholeh yang siapa sangka lelaki itu jatuh hati kepadanya.

Pantaskah seorang pramuria mendapatkan cinta suci dari seorang lelaki sholeh yang begitu sempurna? Lantas, apakah Ranum akan menerima lelaki sholeh itu di saat ia menyadari bahwa dirinya menyimpan jejak dosa dan nista? Dan bagaimana jadinya jika lelaki di masa lalu Ranum tiba-tiba hadir kembali untuk memperbaiki kesalahan yang pernah ia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Jasmin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17. Persaingan

Ranum mematut tubuhnya di depan cermin yang ada di kamar. Malam ini ia mengenakan dress warna merah hati yang nampak begitu memesona yang bisa membuat hati para pria kesepian bergetar. Wajahnya ia poles dengan riasan yang cukup tebal, nampak cantik terlebih jika ia memasang wajah yang berbinar.

Dua minggu belakangan ia sungguh dibuat sibuk oleh para pelanggan. Hanya demi bisa mem-booking dirinya mereka harus rela antre menunggu giliran. Bahkan jika biasanya para pramuria mulai melayani para pelanggan di waktu petang selepas Maghrib, tapi tidak bagi Ranum. Wanita itu terkadang bisa mulai melayani para pelanggan selepas dzuhur.

Ranum membuka laci nakas. Ia ambil buku tabungan yang tersimpan di sana. Seketika, senyum manis itu terukir di bibirnya tatkala melihat nominal uang tabungannya sudah lumayan banyak.

"Aku akan melakukan apapun untuk bisa memberikan yang terbaik untukmu. Akan aku buktikan ke mereka bahwa aku bisa menghidupi dan mencukupi semua kebutuhanmu meski tanpa bantuan dari mereka."

Ranum bermonolog lirih sembari mengusap-usap perutnya yang masih rata. Perlahan, wanita itu sudah bisa berdamai dengan takdir bahwa ada nyawa yang tengah bertumbuh di dalam rahimnya.

Usai berdandan, Ranum mulai keluar dari dalam kamar kos nya dan bergegas menuju warung milik Helena.

***

"Lalu bagaimana denganku Mi? Sudah dua minggu ini tidak ada tamu yang memakaiku. Keuanganku semakin menipis dan lama kelamaan tentunya akan habis Mi."

Deby, salah satu pramuria senior yang ada di warung remang-remang melayangkan sebuah protes kepada Helena akan kian sepinya para tamu yang memakai jasanya. Bagaimana tidak protes jika selama dua minggu ini hampir tidak ada yang memakai jasanya.

"Aku juga bisa apa Deb? Para tamu selama dua minggu ini hanya ingin memakai Ranum, aku tawar-tawarkan yang lain mereka tidak mau. Lalu aku harus bagaimana?"

Helena menanggapi santai protes dari salah satu anak didiknya ini sembari membalas chat Whatsapp dari para pelanggan. Baginya, chat-chat WhatsApp itu jauh lebih penting demi keberlangsungan warung miliknya.

Deby sedikit terperangah melihat respon Helena. Ia merasa jika sang mami tidak memiliki solusi yang cukup memuaskan untuk bisa dijadikan jalan keluar.

"Loh ya tidak bisa seperti itu dong Mi. Mami harusnya mencarikan solusi. Masa Mami diam saja? Bukan aku saja loh Mi yang menganggur selama dua minggu ini. Hampir semua anak buah Mami pada nganggur, gak punya pekerjaan."

"Sabar dulu sebentar kenapa sih Deb? Bulan ini mungkin bulannya Ranum. Karena memang para pelanggan maunya di servis oleh Ranum. Kamu mungkin bisa istirahat dulu. Toh sebelum Ranum ikut aku, kamu yang paling banyak dapat job kan?"

Helena masih menanggapi santai keluh kesah Deby bahkan terkesan tidak peduli. Wanita itu masih sibuk dengan gawai di tangannya untuk merespon para pelanggan yang akan mem-booking Ranum.

"Tapi ini sungguh tidak wajar Mi. Selama dua minggu kami banyak yang nganggur, gak punya kerjaan, bisa-bisa uang simpanan kami habis."

"Kami?" tanya Miranda. "Perasaan yang protes hanya kamu saja Deb, lainnya tidak ada yang kemari mengajukan protes," sambungnya.

"Mereka memang tidak protes karena mereka merasa ta..."

Tok... Tok.. Tok...

Perkataan Deby terhenti tatkala terdengar suara ketukan pintu dari luar. Deby dan Helena sama-sama menautkan pandangan masing-masing ke arah pintu ruangan.

"Mi!" sapa seseorang yang ternyata Ranum.

Wajah Helena berbinar terang melihat orang yang dinanti-nanti datang juga.

"Nah ini nih yang sedari tadi aku tunggu-tunggu!" ucap Helena memuji. "Duduk Num!"

Ranum mengangguk seraya duduk di sofa yang masih kosong. Sekilas tatapannya beradu dengan tatapan Deby, namun buru-buru ia alihkan ke sembarang arah. Entah mengapa ia merasa tatapan Deby ini penuh dengan kebencian.

"Ada apa Mi?" tanya Ranum langsung pada pokok pembicaraan.

Helena tersenyum simpul. Ia membuka laci meja kerjanya dan mengambil sesuatu dari dalam sana.

"Ini untukmu, terimalah!" ucap Helena sembari menyodorkan sebuah kotak beludru berwarna hitam.

"Ini apa Mi?" tanya Ranum dengan raut wajah yang diliputi oleh tanda tanya. Sebuah kotak beludru yang belum pernah ia lihat sama sekali seumur hidup.

"Ini hadiah dari om Pai. Katanya, dia begitu puas dengan servis darimu," ucap Helena menjelaskan.

"Om Pai? Bukankah ketika dia mem-booking ku dia terkena serangan jantung? Kenapa bisa bilang puas akan pelayananku?"

Helena terkekeh pelan. "Entahlah Num, tapi yang jelas dia menitipkan ini untukmu. Dan besok malam dia ingin menggunakan jasamu lagi. Terimalah!"

Dengan hati yang diselimuti oleh keraguan, Ranum membuka kotak beludru warna hitam itu. Bibirnya menganga lebar kala ia melihat sebuah kalung berlian yang nampak begitu mahal.

"Mi, i-ini?"

"Ya, ini untukmu. Ingat, ini barang mahal Num, jaga baik-baik ya. Kalau satu saat kamu tidak punya uang, kamu bisa jual kalung ini. Hahaha!" ucap Helena dengan gelak tawa yang menggelegar.

Dengan tangan gemetar, Ranum mengambil kalung berwarna putih dengan mata biru itu. Seumur hidup baru kali ini dia mendapatkan barang mahal seperti ini.

Tidak mungkin kan om Pai ngasih barang ini secara cuma-cuma? Apakah dengan memberikan barang ini dia memintaku untuk melayaninya lebih dari sekedar bermain-main dengan tangan? Tapi dengan adegan di ranjang?

Ranum menatap lekat kalung berlian yang ada di tangannya sembari bermonolog dalam hati. Ada satu keraguan dalam hati semisal ia harus melayani pria itu di atas ranjang mengingat saat ini ia dalam keadaan hamil.

Deby sekilas melirik barang yang ada di tangan Ranum. Wanita itu juga sedikit terperangah melihat betapa mewahnya kalung berlian yang diperlihatkan oleh orang baru itu. Namun di sela-sela keterkejutan itu juga nampak sedikit kilatan rasa iri akan keberuntungan Ranum.

Apa istimewanya orang kampung ini sampai-sampai para pelanggan rela antre untuk mendapatkan servis darinya? Bahkan dia diberi barang mahal oleh om Pai yang dulu pernah aku tolak ketika ingin menggunakan pelayananku. Jika terus menerus seperti ini, dia bisa menjadi ancaman untukku dan untuk anak-anak mami yang lain.

***

Deby menyusuri jalanan lokalisasi ini dengan kepala menunduk. Sesekali ia menendang-nendang kaleng bekas minuman bersoda hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring. Di kawasan ini memang banyak berdiri warung remang-remang. Menjajakan kemolekan tubuh para wanita yang bersembunyi di balik kata "warung".

"Hei Deb, sini mampir dulu!"

Suara seseorang membuyarkan pikiran Deby yang sudah melayang hingga jauh. Ia menoleh ke arah sumber suara dan ternyata Laura, salah satu pemilik warung remang-remang di kawasan ini memanggilnya.

Dengan langkah gontai Deby menuju warung milik Laura. Ia pun mendaratkan bokongnya di salah satu kursi yang ada di sana.

"Tumben sore-sore seperti ini batang hidungmu masih kelihatan Deb? Bukankah biasanya kamu sudah melayani pelangganmu?" tanya Laura penasaran.

"Lagi gak ada pekerjaan Mi. Sudah hampir dua minggu ini aku nganggur, gak ada yang booking," jawab Deby dengan wajah yang diselimuti oleh rasa kesal.

"Hah, kok bisa? Perasaan kamu adalah anak buah Helena yang paling laris, kok sekarang sampai dua minggu menganggur?" tanya Laura semakin penasaran. Ia ulurkan satu kaleng minuman bersoda yang ia ambil dari showcase miliknya.

Deby menerima minuman bersoda yang di ulurkan oleh Laura. Ia buka penutup kaleng itu hingga menimbulkan suara desisan yang begitu jelas. Perlahan ia teguk minuman itu untuk mendinginkan hatinya yang terasa panas.

"Ini semua gara-gara orang baru itu Mi. Hampir semua pelanggan dibabat habis oleh orang baru itu. Sampai-sampai kita yang sudah lama ikut mami Helena tidak kebagian job," ucapnya mencurahkan isi hatinya.

"Oh jadi itu masalahnya? Pantas para pelangganku juga sebagian ada yang lari ke Helena. Ternyata karena ada orang baru itu?"

Deby mengangguk. "Ya begitulah Mi. Yang gak aku suka dari mami Helena dia itu gak bisa berlaku adil. Mentang-mentang ada orang baru yang laris, dia sampai mengabaikan orang-orang lama."

Senyum seringai terbit di bibir Laura. Dengan adanya konflik internal antara Helena dengan anak buahnya ia yakin bisa menguasai kawasan ini.

"Ya sudah sih keluar saja dari tempat Helena. Sekarang kamu bisa ikut aku. Aku janji gak akan pernah membuatmu nganggur. Aku pastikan kamu bisa dapat pelanggan setiap hari."

Deby menatap Laura dengan tatapan penuh tanya. "Yang benar Mi, aku boleh ikut Mami?"

Laura mengangguk. "Tentu Deb, aku gak tega lihat kamu luntang-lantung gak ada kerjaan. Jadi kamu bisa ikut kerja denganku."

"Mau Mi, mau!" ucap Deby girang.

Bagus, satu orang sudah bisa aku manfaatkan untuk menghancurkan usaha Helena. Tidak akan aku biarkan warung milik Helena mengalahkan warung milikku.

.

.

.

1
novi²⁶
ranum sepertinya dalam bahaya... duh takutttt
novi²⁶
bukti bahwa cinta seorang ibu itu besar untuk anaknya
novi²⁵
aduh aku ikut deg-degan,,, kira2 gimana ya kelanjutannya
novi²⁵
gak nyangka ya,,, ternyata dunia memang sesempit itu... bakal seru nih
Hanindia
waaaa bakal seru nih... jonas ketemu ranum... kira2 jonas bakal tau gak ya kalau ranum hamil anaknya varen
Hanindia
aku lebih fokus ke pras sih... ternyata di dunia nyata penyimpangan seperti itu benar2 ada
Hanindia
hmmm rasa yg gk Bisa-bisanya kamu lupain ya Ren.... ati2 bikin ancur rumah tangga mu
El Jasmin
selamat membaca semua... jangan lupa like, komen, share, subscribe dan rate ⭐⭐⭐⭐⭐⭐ya.. mkasih
Nunu
wow karya baru to udah bagus bgt
novi²⁵
hayolooohhh jonas punya selingkuhan dan saat ini dia mau nyamperin
novi²⁵
heleh heleh ngaku perjaka tp udah pernah bercinta sama Ranum. buaya kamu ren
novi²⁵
ternyata Pai sebaik itu loh... setuju sih klo ranum diangkat sebagai anak
novi²⁵
woyyy num... kamu gak ketawa liat wajah Pai???
novi²⁵
duh ranum dalam bahaya ini. khawatir sama anak dalam kandungannny
novi²⁵
seorang ibu pasti akan selalu mengkhawatirkan anaknya. pantas saja dia kepikiran terus
novi²⁴
tu kan kebayang2 wajah dan rasa nikmat yg ditinggalkan ranum..sukurin kamu ren
novi²⁴
wah wah kamu dah nikah ya ren??? selamat yaa,, tp lu udah gk perjaka loh
novi²⁴
ahaaaaaaaa ya ampun aku lupa klo si Pai gk bisa on, selamat kamu num... eh tp Pai sebaik itu loh ke ranum
novi²⁴
num.. lu gak salah ngelayanin Pai yang udah tua itu???/Joyful/
novi²⁴
bakal seru nih.. tp aku khawatir zama janin dalam rahim ranum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!