NovelToon NovelToon
Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang / Fantasi Wanita
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Wan Yurui terbangun kembali saat usianya masih belia. Ingatan di dua kehidupan itu melekat kuat tidak bisa di hilangkan. Satu kehidupan telah mengajarinya banyak hal. Cinta, benci, kehancuran, kehilangan, penghianatan dan luka.

Di kehidupan sebelumnya dia selalu diam di saat takdir menyeretnya dalam kehampaan. Dan sekarang akankah semua berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ini terlalu sulit di terima

"Nona muda apa kita masih akan tetap menginap di sini?"

Wan Yurui menghela nafas dalam. "Ini bukan tempat kita lebih baik tidak ikut campur masalah orang lain. Kita cari tempat lain saja."

"Baik."

Wanita itu berbalik pergi keluar dari penginapan. Dia berjalan santai sembari mencari penginapan lain yang bisa dia tinggali bersama pelayannya. "Kota kecil di perbatasan ini ternyata cukup menarik." Menatap kesetiap arah. Begitu banyak penjual menjajakan dagangan mereka. Hampir di setiap sudut tikungan kecil pasti ada saja penjual. Entah penjual makanan, baju, aksesoris dan masih banyak lagi.

Di ujung jalur kecil tempat paling sepi di antara keramaian kota itu. Terdapat satu bangunan dengan papan nama sebagai tanda jika tempat itu adalah penginapan. Di samping pintu masuk utama seorang wanita tua duduk melamun menatap kesegala arah. Dia seperti menanti kedatangan tamu untuk penginapan kecilnya.

"Nona yakin?"

Wan Yurui menatap pelayannya dengan senyuman. "Meskipun sederhana tapi terdapat kenyamanan dan ketenangan di sana." Dia melangkah mendekat kearah penginapan itu. Saat dirinya baru saja menginjakkan kakinya di teras. Wanita tua yang tengah duduk langsung bangkit memberikan penyambutan.

"Nona muda ingin menginap di sini?" Ujar wanita tua itu dengan suara seraknya.

"Iya. Kami ingin menginap beberapa waktu," saut Wan Yurui.

"Silakan. Kami memiliki dua kamar utama dan empat kamar dengan bayaran yang lebih murah. Nona muda ingin mencari kamar seperti apa?" Wanita tua itu berjalan menuju kearah meja kecil yang ada di dalam ruangan.

"Dua kamar utama." Wan Yurui memberikan tanggapan.

"Baik." Wanita tua itu mengambil kunci yang ada di gantungan lalu melangkah kembali menjadi petunjuk jalan. "Penginapan saya cukup sederhana. Tapi saya dan suami pasti akan melayani anda sebaik mungkin." Tepat di depan salah satu kamar langkahnya terhenti. "Silakan." Memberikan kunci kepada wanita muda di depannya.

Wan Yurui mengambil kunci itu lalu membuka kamar yang di maksudkan. Baru saja pintu terbuka senyuman terlihat di wajahnya. Bau harum wewangian tercium sangat segar dan menenangkan. Ruangan itu terlihat tidak terlalu besar namun di tata sangat rapi juga bersih.

"Jika anda membutuhkan sesuatu bisa langsung memberitahu saya," ujar Wanita tua itu sebelum pergi meninggalkan pelanggan pertamanya selama satu minggu terakhir.

"Tempat ini di rawat dengan sangat baik." Pelayan Ayun juga merasa sangat nyaman saat masuk kedalam ruangan kamar.

Wan Yurui duduk di kursi yang ada di dalam ruangan. Dia sedikit menyandarkan tubuhnya agar lebih rileks.

"Nona muda, saya dengar nanti malam Walikota akan mengadakan pesta rakyat untuk memberikan penghormatan kepada bumi. Karena telah memberikan hasil yang melimpah saat panen."

Seketika kedua mata Wan Yurui berbinar. "Benarkah? Pasti akan sangat menyenangkan berbaur dengan masyarakat. Malam ini kita juga harus ikut berpartisipasi."

"Baik."

Di jam tujuh malam suara keriuhan telah terdengar di luar penginapan. Wan Yurui mengenakan gaun berwarna putih dengan campuran warna hitam yang terlihat seperti ombak. Wanita itu melangkah keluar dengan keanggunan yang selalu ia tampilkan.

Jejeran lampion memadati setiap jalur yang ada di kota itu. Banyak anak-anak kecil berlarian bermain bersama teman sebayanya. Para pasangan tua ataupun muda bergandengan tangan menyusuri kota menuju tempat perayaan di langsungkan.

Di antara kerumunan Wan Yurui mendapati orang yang ia rindukan beberapa hari terakhir. "Dia juga datang." Namun sikap Yu Xiao terlihat berbeda. Dia seperti sedang mengintai mangsa. "Ayun, kamu bisa pergi menikmati perayaan."

"Nona muda sendiri?"

"Tentu aku harus menemuinya." Wan Yurui menatap kearah Yu Xiao.

"Baik."

Sekitar lima belas menit Wan Yurui mengikuti dari kejauhan. Dia terus memperhatikan kemana Yu Xiao akan berhenti. Dan pria itu akhirnya masuk di salah satu bangunan cukup ramai pengunjung. Tempat yang selalu ingin di kunjungi pria hidung belang. Kedua alis Wan Yurui menyatu, "Apa kesuciannya telah ternoda? Hissss..." Mendesah. "Tapi aku pikir dia bukan pria yang mudah tergoda." Kedua tangannya diam di pinggang. Hela nafas terdengar. "Ini tidak bisa di biarkan." Dia mencoba mencari cara untuk bisa masuk kedalam tempat itu.

Sedangkan di dalam paviliun Yu Xiao naik kelantai dua menuju ruangan pribadi. Dia duduk santai menunggu orang yang telah mengundangnya.

Krekkk...

Pintu terbuka, seorang wanita datang dengan empat pria muda bersamanya. "Tuan muda, mereka orang-orang yang anda minta." Melirik kearah belakang. "Cepat masuk."

Empat pria muda itu masuk membawa alat musik di tangan mereka. Pria-pria itu memiliki wajah lembut dengan postur tubuh gemulai. Saat melangkah masuk dengan wajah tersenyum dan malu-malu. Para pria itu sesekali melirik kearah pria gagah di hadapan mereka.

"Semua sesuai pesanan. Jika mereka kurang memuaskan. Saya akan mencarikan yang lainnya. Di tempatku semua ada. Dari wanita sampai pria tidak ada yang terlewatkan. Hihihiii..." Tawa kecil terdengar centil. "Kalian harus bersikap patuh," ujar wanita itu memberikan perintah.

"Baik," jawab serentak semua pria muda itu.

Pintu kembali di tutup.

"Tuan..." Salah satu pria itu mencoba mendekat dengan langkah gemulai.

"Aku akan membunuhmu jika mendekat," suara dingin Yu Xiao menghentikan langkah pria muda itu. Dia menatap tajam kesemua pria muda di depannya. "Tunggu saja orang yang memesan. Sangat menjijikan."

Semua pria penghibur itu hanya bisa terdiam ketakutan.

Sekitar sepuluh menit setelah para pria penghibur datang. Seorang pria paruh baya masuk kedalam ruangan. "Iissss... Uahhh..." Kedua matanya menatap kesetiap ujung kaki hingga kepala semua pria penghibur. "Ini yang selalu aku inginkan." Pandangan matanya sudah di penuhi gairah. Saat tersadar kembali dia langsung menatap kearah pria yang tengah duduk. "Panglima, anda benar-benar datang. Bagaimana? Apa anda juga menyukai yang seperti ini?"

Yu Xiao menyeringai tanpa menanggapi.

"Mainkan musiknya. Kamu," menunjuk salah satu pria penghibur. "Kesini." Pria paruh baya itu duduk di kursi kosong. "Saya sangat merasa terhormat bisa berbicara secara langsung dengan Panglima Yu. Jika anda bersedia saya akan meminta beberapa wanita penghibur untuk menemani anda." Pijatan pelan di lakukan pria penghibur kepadanya.

"Menteri Ji." Yu Xiao menatap tajam. "Jika anda masih lupa dengan tujuan saya menemui anda." Menatap kesegala arah. "Istri anda pasti akan mengetahui penyimpangan yang anda lakukan di belakangnya."

Menteri Ji yang merupakan pejabat daerah pemegang kendali di jalur luar hanya bisa menelan ludah pahit di tenggorokannya. "Panglima, anda terlalu berlebihan. Saya tidak pernah bermaksud menyinggung anda. Setiap orang berhak memiliki tempat untuk menyalurkan imajinasi liarnya." Mengeluarkan lampiran dokumen di balik lapisan bajunya. "Semua ini adalah laporan yang anda inginkan."

Yu Xiao mengambilnya. Dia melihat dengan seksama dan benar dokumen itu yang selalu ia inginkan. Dia langsung bangkit dari tempat duduknya.

Menteri Ji memberikan isyarat.

Salah satu pria penghibur mendekat. "Ahhhh..." Dia terjatuh di hadapan Yu Xiao. Namun bukan sambutan hangat yang ia dapatkan. Tapi cekikan di leher yang sangat kuat.

Bruukkk...

"Yu Xiao." Wan Yurui membuka paksa ruangan yang di tempati Yu Xiao. Nafasnya tercekat di tenggorokan saat melihat pemandangan tragis di depannya. "Aaaaku... Bukan. Maksudku, panglima." Ekspresi wajah terkejutnya membuat semua orang terdiam. Dia tidak pernah menyangka akan melihat pria yang ia cintai berpelukan dengan pria lain dengan begitu mesra. "Aku tidak pernah tahu Panglima menyukai yang seperti ini." Wan Yurui langsung berlari pergi.

Dan Yu Xiao sendiri hampir membunuh pria penghibur itu.

Brukkk...

Dengan sangat kuat Yu Xiao melemparkan tubuh pria penghibur itu menghantam meja.

Buuurrr...

Darah mengalir dari mulutnya.

Yu Xiao melangkah keluar berusaha mengejar wanita yang telah salah paham dengan dirinya. Dalam situasi yang sangat sulit di jelaskan jika di lihat dari sudut pandang berbeda. Jika berada di posisi Yu Xiao. Semua orang pasti akan tahu jika pria itu akan membunuh pria penghibur itu. Namun jika di lihat dari posisi Wan Yurui Yu Xiao terlihat memegang leher pria itu dengan tubuh yang saling berpelukan. Menggambarkan rasa cinta ganas dan terlarang yang sulit di bendung.

1
Kusii Yaati
lanjut author ku 😘👍
Kusii Yaati
Jendra yu bisa cemburu juga ternyata ku kira lempeng lempeng aja😂
Kusii Yaati
ya ampun A Rui apa yang ada di otak mu, kenapa kamu nyosor duluan 🙈... yang perempuan agresif sedang yang laki laki kaku dan polos /Facepalm/
sahabat pena
ayuk kak up lagi yg byk💪💪💪
sahabat pena
yu xiao minum cuka🤣🤣🤣kmrn aja cuek skrg mulai bucin nih🤣🤣
Imas Fatimah
dengan bersandiwara akan ketahuan perasaan masing masing...😀
Imas Fatimah
aku suka aku suka
sahabat pena
bibir yu xiao udah ga perjaka lagi wkwkwk 🤣🤣🤣
Mineaa
Yu Xiao tidak suci lagi......😂
Mineaa
Ayooo Ego......
pergi jauh jauh.....
jangan menempel sama mereka berdua.....
Imas Fatimah
tahan aja Yjn Xiao biar lebih lama dekatnya😀
Kusii Yaati
mungkin posisi mu dengan pria penghibur itu terlalu intim yu Xiao,jadi salah paham deh wan yurui sama kamu 😂
sahabat pena
tarik ulur.. 🤣🤣🤣nanti giliran wan rui di nikahin laki-laki lain nangis bombay.. 🤣🤣🤣begitu lah si kutub
sahabat pena
ayo kak up lg💪💪
Kusii Yaati
yang sabar ARui cinta butuh pengorbanan, apapun hasilnya nanti setidaknya berada di dekat orang yang kita cintai sudah lebih dari cukup walau hanya sebentar 🥺🤧
sahabat pena
skrg ini cinta bertepuk sebelah tangan.. atau ibarat bagaikan punduk merindukan bulan.. awas panglima klo nona muda sdh pergi jgn nyesel yeah.. biar seimbang kasih ingetan panglima itu tentang kehidupan sblmnya thor.. kasian sama MC nya berjuang sendiri 😭😭😭😭
Intan Aprilia Rahmawati
next dong kk jangan berhenti
Sri wulandari: Benter kk, Di kotaku pati sedang ada demo besar. Fokus jadi terbelah. Udah ada bab yang tersedia lupa saya up😁🙏
total 1 replies
Kusii Yaati
heh ilalang nggak semua wanita mudah di bodohi ya😡...enak aja buktinya suami ku yang ngejar ngejar aq duluan, emang nyonya Zhi aja yg bodoh mau di peralat sama lelaki model kamu😤... dasar buaya burik 😒
Kusii Yaati
lanjut Thor 😁
Kusii Yaati
tak bisa ku bayangkan gimana perasaan wan yurui bisa melihatnya tapi tak bisa memeluknya 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!