Dulu dia dibutakan cinta maka dari itu Douglas setujudengan perjanjian pernikahan mereka. Tapi, setelah hampir 4 tahun menikah Douglas merasa hampa tanpa hadirnya seorang anak dalam pernikahan mereka. Istrinya yang selalu sibuk tidak pernah ada waktu untuknya membuatnya semakin berada di titik jenuh pernikahannya.
"Kenapa kau tidak mencari wanita lain saja yang mau mengandung anakmu," saran sesat dari sahabat Douglas yang sepertinya patut untuk dipertimbangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suara itu?
Sup mengendarai sepeda motor PCX miliknya, dan memboncengkan Tuan Doug dengan kecepatan diatas rata-rata.
Doug sejak tadi mengamati wajah Sup yang tampak tegang dan serius, sepertinya keponakan tour guide-nya ini mengalami masalah serius. Ia ingin bertanya tapi takut kalau dianggap terlalu ikut campur, alhasil akhirnya dia diam saja.
Sup mencengkram erat stang motornya, dadanya bergemuruh saat teringat isak tangis Bintang ketika meneleponnya tadi. Apa yang sudah terjadi pada Bintang? Kenapa keponakannya itu sampai menangis?
Setelah hampir setengah jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di depan Kafe yang di tuju. Kafe Lumina.
Sup dan Doug masuk ke Kafe itu beriringan. Suasana Kafe tersebut terasa tagang saat tatapan semua pengunjung Kafe tertuju pada satu titik, yaitu Bintang.
Sup mengepalkan kedua tangan ketika melihat keponakannya berdiri di kerumunan pengunjung Kafe dengan kepala tertunduk, dan kedua pipi merah bekas tamparan.
"Apa yang terjadi?" tanya Sup dengan suara datar dan dingin. Dia langsung mendekati keponakannya yang terlihat sangat menderita dan kesakitan. Sumpah demi apa pun dia tidak akan memaafkan siapun yang telah membuat Bintang seperti ini.
"Mas Yanto, akhirnya kamu datang juga. Ini ... dia udah nyuri dompet pengunjung Kafe!" Pram menunjuk Bintang dengan penuh amarah.
"Oh, jadi dia orang dalam yang membuat Bintang diterima di Kafe ini," bisik Dina pada Sinta. Mereka tidak tahu kalau Bintang adalah keponakannya Sup.
"Bukankah pria ini memiliki saham besar di Kafe ini," papar Sinta membuat kedua mata Dina langsung membola.
"Serius?!"
Sinta mengangguk sebagai jawaban.
"Waduh! Bakal dapat masalah besar ini Bintang, hi hi." Dina tertawa cekikikan, tak sabar menanti anak baru itu semakin sengsara.
"Kamu nyuri dompet pengunjung?" tanya Sup pada Bintang.
Bintang mendongak lalu menggeleng kuat sambil menangis. Ia berpikir kalau Pak De-nya ikut menunduhnya dan lebih percaya kepada orang-orang itu.
Sup menarik nafas panjang lalu memegang kedua sisi pundak Bintang. "Kalau kamu nggak merasa mencuri kenapa kamu menangis dan menundukkan kepalamu seperti ini?" tanya Sup penuh penekanan. "Kamu harusnya melawan mereka yang sudah menuduhmu!" tegas Sup, seraya menegakkan badannya lagi, melepas kedua tangan dari pundak Bintang, lalu mengusap air mata Bintang dengan pelan.
Tatapan mata Sup beralih pada Pram. "Kenapa kamu begitu bodoh menuduh orang yang tidak bersalah, Pram?!" bentak Sup pada Pram yang berjingkat kaget.
Pram tak menyangka dirinya akan dimarahi seperti ini.
"Loh, Mas ..." belum selesai bicara, mulut Pram kembali tertutup saat Sup mengangkat tangan di depan mukanya.
"Kamu tahu ... aku menitipkan keponakanku di sini karena aku percaya bahwa kamu bisa menjaganya, tapi ternyata aku salah! Aku mengecek CCTV dan jika ketahuan siapa yang sudah menyabotase kejadian ini, siap-siap saja akan ku jebloskan ke penjara!" tegas Sup, tidak main-main.
Wajah Pram memucat. Dia merutuki diri dalam hati karena lupa bahwa Bintang adalah keponakan Sup.
"Iya, Mas, maaf, silahkan ... aku akan membantu mengecek CCTV," ucap Pram dengan nada takut.
"Nggak usah, aku bisa sendiri!" tegas Sup menolak bantuan Pram.
Dina dan Sinta panik dan wajah mereka sangat pucat saat mengetahui Bintang adalah keponakan Sup. Mereka juga semakin takut saat mendengar kata 'penjara'.
"Tuan Doug, bisa minta tolong jaga keponakanku dulu." Sup menghampiri Doug yang berdiri di belakang kerumunan.
Doug yang sama sekali tidak mengerti bahasa Indonesia hanya bisa mendengar dan memperhatikan ekspresi semua orang di sana. Dia yakin kalau masalah yang dialami keponakan Sup sangat serius.
"Iya, Sup." Doug langsung maju ke depan. Dia belum sadar kalau gadis dihadapannya adalah gadis yang dia cari selama ini.
"Tolong bawa dia ke klinik terdekat. Dia terluka," mohon Sup menggunakan bahasa inggris.
"Oke!" Doug mengangguk, lalu meraih tangan gadis itu dengan hati-hati. "Follow me," katanya pada gadis itu.
Deg!
Jantung Bintang berdetak sangat cepat ketika mendengar suara itu yang tak asing di telinganya.
"Follow me."
"Suara itu..." gumam Bintang, sembari berjalan dan mengikuti langkah pria bule tersebut. Bintang menatap tangannya yang digandeng, lalu beralih menatap punggung kokoh pria tersebut. "Ya Tuhan ... jangan-jangan, dia ..."
Bruk!
"Aww!"
cemburu buta pdhl bintang belum tetu juga setuju jd istri nya 😅
mas bule dah mulai bucin akut bintang, jgn pernah memuji pria lain didepan mas bule, mampooos sifreya kagak bisa menyusun dough, jgn mimpi freya bisa balikan sm doughlas...
Doughlas dah punya wanita lain yg lebih tulus nanti jd istrinya banyak tingkah sepertimu.....