Tidak ada sugarbaby yang berakhir dengan pernikahan.
Namun, Maira berhasil membuktikan bahwa cinta yang tulus kepada seorang pria matang bernama Barata Yuda akhirnya sampai pada pernikahan yang indah dan sempurna tidak sekedar permainan di atas ranjang.
"Jangan pernah jatuh cinta padaku, sebab bagiku kita hanya partner di atas tempat tidur," kata Bara suatu hari kepada Maira. Tai justru dialah yang lebih dulu tergila-gila pada gadis ranum itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terlupa Romantis
"Jangan mendekat!" Maira semakin mundur ke belakang.
"Apa? Aku yang punya kendali atas dirimu, Maira! Kau lupa?" Si pria semakin mendekat, senyumnya terlihat mengerikan tergambar lewat seringai siap menjerat. Maira menggigil! Sudah hampir setahun ia tidak melihat lelaki ini. Hatinya tiba-tiba saja bergemuruh. Ada benci juga rindu yang menjadi satu.
"Pergi dari rumah ini, Tuan Bara! Kau tidak berhak atas diriku!" Maira tersudut di antara lemari dan pintu dapur.
"Aku akan membungkam mulut manismu yang pedas itu, Sayang," desis Bara dengan kilatan nafsu juga rindu yang telah menjadi satu.
"Jangan coba-coba, Tuan Bara! Aku tidak segan berteriak agar kau dipukuli orang sekampung malam ini!" ancam Maira tak gentar. Maira mengambil apa saja yang ada di dekatnya. Ia melempar tubuh Bara dengan bermacam-macam benda.
"Maira, tampaknya kau benar-benar lupa siapa aku. Siapa yang berani memukuliku, Maira? Ada delapan orang pengawal berada di luar rumah ini sekarang. Dan lagi pula, rumah ini sangat jauh dari rumah-rumah penduduk lain! atau kau sengaja ingin mengajakku berbulan madu di tempat ini?" Bara menyeringai lagi, ia tinggal beberapa langkah lagi sampai di depan Maira.
"Tutup mulutmu! Aku benci padamu!" hardik Maira setengah menjerit.
"Kau memang berani sekali, Sayang. Siapa yang telah mengajari gadis manisku ini? lelaki itu?" Bara memandang tajam Maira yang sudah mulai menggeser tubuhnya menuju pintu kamar.
"Jangan bawa Mas Arya. Dia tidak tahu apa-apa!" Bara menatap nyalang wajah cantik Maira saat ia menyebut lelaki itu " Mas". Ia rindu Maira memanggilnya begitu. Bara semakin marah dengan rahang yang sudah semakin mengeras, hilang Bara yang dulu selalu romantis padanya.
"Akan aku lenyapkan dia!" desis Bara berapi-api. Maira semakin menggigil, namun ia tetap berusaha menyembunyikan rasa takutnya.
"Kau Bajingan! Kau pikir kau siapa?! Aku membencimu, Tuan Bara! enyah kau dari sini!" Maira menjerit keras, lalu menendang perut lelaki itu tanpa di duga. Bara tersentak, tak menduga Maira akan melakukan itu.
Namun, ia semakin tertantang, menyeringai semakin lebar, Maira masuk ke dalam kamar hendak mengunci pintu namun ia kalah cepat, Bara dengan tubuh atletisnya itu telah mendorong benda itu, membuat Maira terpaksa mundur.
"Lepaskan aku, Bajingan!" Maira berteriak sekuat mungkin sambil memukul dada Bara yang kini sudah menyudutkannya di tembok kamar.
"Berteriaklah, Sayang, panggil semua orang. Biarkan mereka menyaksikan kita dalam keadaan saling menjilat satu sama lain!" desis Bara lalu tanpa bisa dicegah, ia mulai mencium kasar bibir ranum gadis itu. Tak ada kelembutan. Hilang Bara yang romantis itu.
"Lepaskan aku!" Pemberontakan itu mulai melemah. Bara menyeringai semakin lebar. Mendapati Maira mulai terpancing gairah meski gadis itu masih berusaha mati-matian menolak setiap sentuhan yang ia berikan.
"Kau semakin menantang, Sayang. Sekian lama kita tidak bertemu," desis Bara sambil meraup dada Maira yang telah menyembul dari balik Branya.
"Lepaskan! Kau menyakitiku!" erang Maira di antara kebencian juga hasrat yang saling beradu.
Bara tidak peduli. Ia tetap saja mempermainkan tubuh Maira sekehendak hatinya. Bara menatap Maira dengan semua perasaan yang kini telah melebur menjadi satu. Rindunya semakin menggebu. Hasratnya tidak lagi bisa ia bendung.
Ia merunduk, masuk ke dalam dress Maira, mengangkat satu paha gadis itu, meletakkannya di pundak sebagai penyangga. Lalu tanpa ampun, Bara mulai mengobrak abrik area sensitif Maira dengan lidahnya sendiri.
Maira benci tapi tubuhnya merespon. Ia mulai melenguh, meremas kuat rambut lelaki yang tengah mempermainkan dirinya itu.
"Hentikan ..." pekik Maira tertahan.
"Apa, Sayang? Hentikan atau lanjutkan?" Bara naik, menggantikan lidahnya dengan jari.
Maira mengalihkan wajah, mencoba mencari kebencian yang mulai menguap entah kemana. Tidak! Bara boleh saja menguasai tubuhnya sekarang, tapi hatinya, Tidak!
"Mas Bara ... aku benci sekali padamu," ujar Maira dengan desahan yang semakin keras terdengar. Bara bergetar hebat mendengar Maira menyebutnya seperti itu lagi. Ada rasa panas di matanya. Betapa ia telah sangat kehilangan gadis ini.
Bara mengangkat tubuh Maira yang sudah mulai bisa menerima tubuhnya. Diletakkannya Maira ke atas ranjang. Maira mencoba untuk lari lagi.
Bara segera mengurungnya. Mengunci pergerakan Maira dengan tubuhnya. Maira kembali mendapat kesadarannya Kala Bara telah membuka paksa dress juga penutup tubuh lainnya.
"Pria Jahat! Lepaskan aku! Lepaskan aku, Keparat!" Maira kembali mengumpat, memukul lagi dada berbulu itu keras. Bara tidak menyurutkan aksinya. Perlawanan Maira malah semakin membuat ia semakin buas ingin menggagahi.
Bara kembali memainkan kewanitaan Maira tanpa ampun. Maira melenguh panjang, membuat Bara semakin dibakar gairah tak berkesudahan.
"Bee, lihatlah betapa kita saling menginginkan. Bee, aku mencintaimu." Bara memasuki Maira yang juga sudah terbakar gairah yang sudah semakin dahsyat.
Maira membiarkan Bara memacunya. Ia juga seolah lupa dengan kebenciannya akan pria ini. Para pengawal bergerak menjauh. Rumah mungil itu nyatanya tidak mampu meredam suara erangan juga desahan dua insan yang sudah lama tak bertemu.
"Maira aku akan mendapatkanmu lagi," desis Bara di tengah pacuannya yang semakin menggila.
"Jangan mimpi!" balas Maira dengan tubuh berguncang seirama hentakan dari Bara.
Bara menatap Maira yang juga sedang balas menatapnya penuh kebencian. Tubuh mereka semakin kuat di cengkram hasrat.
"Aahhh ... " Maira melenguh panjang, ia mendapatkan klimaksnya.
Bara tersenyum menyeringai, ia membalik tubuh gadis itu, mengangkat sedikit bokong sintal Maira. Lalu kembali menghujamnya kuat.
"Maira, aku tidak akan membiarkan kau disentuh lelaki lain!" ujar Bara geram dengan tubuh yang masih memacu.
"Aku akan menerima lamaran Mas Arya!" balas Maira terengah-engah.
"Jangan mimpi, Bee. Kau selamanya tetap milikku!" Bara memeluk tubuh Maira dari belakang, ia terus mempercepat pacuan hingga kemudian tubuhnya menegang. Maira sigap menarik paksa tubuhnya agar Bara tidak bisa memasukkan cairan ke dalam rahimnya, mencegahnya dari sesuatu yang akan terbentuk.
Bara menatap Maira kesal. Ia kecolongan. Namun hasrat mengeluarkan pelepasan sudah tidak bisa ditahan. Jadilah rencananya gagal total. Cairan itu malah hanya menyiram perut Maira.
Maira tersenyum puas, bisa menggagalkan niat lelaki itu.
"Pintar!" desis Bara sambil merengkuh tubuh Maira agar gadis itu tidak bisa kemana-mana.
Maira membiarkan saja. Yang penting ia berhasil membuat Bara gagal dalam rencananya. Maira menatap tas kecil yang tergantung di lemari pakaian. Ia harus meminum pil kontrasepsi itu lagi sebelum Bara bangun.
Maira beranjak pelan, menyingkirkan tangan Bara yang sudah lunglai. Ia segera mengambil pil pencegah kehamilan yang sudah hampir setahun ini tak dikonsumsinya lagi. Lalu kembali ke ranjang.
Percuma ia mencoba kabur saat ini. Para penjaga akan dengan mudah untuk membawanya kembali. Maira kembali harus menjadi tawanan cinta seorang Barata Yuda setelah susah payah ia bebas dan bersembunyi selama ini.
untungnya Kevin mati....kl ngga perang Baratayudha beneran
Tuhan pasti memberikan kebaikan yg terbaik dibalik kejadian yg menimpa kita.
teruslah berpikir positif atas segala kejadian.
memang tdk mudah...
semangat kak💪
othor keceh comeback again, apa kabare si Beben kak??????😂😂
masi kah pake pempers?????
ada notif langsung gassss.....
apa kabar mak, moga mak Julie yg cantik mem bahenol selalu sehat2 dan lancar semuanya Aamiin🤲
biar semangat up nya...🥰🥰🥰