NovelToon NovelToon
MAFIA DAN GADIS BUTA

MAFIA DAN GADIS BUTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Romansa / Roman-Angst Mafia / Dark Romance
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

SEQUEL KEDUA ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!

Lucas Lorenzo yang mendapati kenalan baiknya Philip Newton berada di penjara Santa Barbara, ketika mengunjunginya siapa sangka Lucas dimintai tolong oleh Philip untuk menyelamatkan para keponakannya yang diasuh oleh sanak keluarga yang hanya mengincar harta mendiang orang tua mereka.

Lucas yang memiliki hutang budi kepada Philip pun akhirnya memutuskan untuk membantu dengan menyamar menjadi tunangan Camellia Dawson, keponakan Philip, agar dapat memasuki kediaman mereka.

Namun siapa sangka ketika Lucas mendapati kalau keponakan Philip justru adalah seorang gadis buta.

Terlebih lagi ada banyak teror di kediaman tersebut yang membuat Lucas tidak bisa meninggalkan Camellia. Ditambah adanya sebuah rahasia besar terungkap tentang Camellia.

Mampukah Lucas menyelamatkan Camellia dari orang yang mengincarnya dan juga kebenaran tentang gadis itu? Lalu bagaimana jika Camellia tahu bahwa Lucas adalah seorang mafia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17. ULAR BERLIDAH MADU

Malam telah menutup kelopak kota. Angin mengetuk lembut jendela kamar Briana, menelusup masuk di antara tirai renda yang setengah terbuka. Di atas ranjang dengan sprei satin warna gading, tubuh Briana tergolek gelisah. Matanya terpejam, namun alisnya berkerut, seolah mimpi yang menelusup dalam tidurnya tak membawa kedamaian, melainkan bara.

Dalam mimpinya, Briana berjalan di sebuah koridor panjang yang dibalut cahaya keemasan. Di ujungnya berdiri seorang pria dengan jas hitam elegan, Lucas Lorenzo. Sosoknya tegap, tak bersuara, hanya berdiri membelakanginya, seakan menunggu namun juga menjauh.

Briana melangkah perlahan, gaunnya melambai anggun di belakang, namun kakinya tak menyentuh tanah namun pijakan seperti air. Setiap langkah adalah desakan ambisi, dan setiap helaan napas adalah dorongan hasrat yang tak dapat ia kendalikan. Briana ingin pria itu, bukan hanya tubuhnya, tapi juga nama, kekuatan, dunia yang mengelilinginya. Ia ingin menjadi satu-satunya yang bisa menyentuhnya, menguasainya.

Saat Briana semakin dekat, Lucas berbalik. Tatapannya tajam seperti cahaya petir di malam gelap. Tapi di balik ketegasan itu, ada sisi rapuh yang hanya Briana rasa ia mampu tembus. Dalam mimpi itu, Lucas tak berkata sepatah pun, hanya menatap dengan mata gelap yang tak bisa dibaca. Namun Briana tersenyum, ia tahu, dalam mimpi logika tak berlaku, dan penolakan pun bisa dilipat seperti kertas.

Tangan mereka bersentuhan. Dingin pada awalnya, kemudian perlahan menghangat. Dalam sekejap, dunia di sekitar mereka runtuh. Koridor keemasan berubah menjadi kamar megah yang asing, namun terasa milik mereka. Cahaya temaram menari-nari di dinding. Nafas menjadi kabur, waktu seolah membeku.

Lucas membawanya ke ranjang seakan terbawa gelombang pasang, dan Briana, dalam mimpinya, tidak ragu. Ia menyentuh wajah pria itu, menyapu rambut gelapnya, membisikkan kata-kata yang tak terucap dengan bibir yang hanya digerakkan oleh hasrat.

"Kau milikku, Lucas. Tak ada yang bisa menjagamu sebaik aku. Camellia tak bisa melihatmu seperti aku melihatmu. Dia buta akan segalanya. Tapi aku? Aku melihat seluruh dirimu, bahkan sisi tergelapmu."

Dalam pelukan itu, Briana merasakan kemenangan. Bukan hanya sebagai wanita, tapi sebagai pemain dalam panggung takdir yang ia reka sendiri. Setiap gerakan terasa seperti simbol dari penguasaan, atas pria itu, atas dunia yang mengelilingi namanya.

Lucas membisikkan namanya dalam mimpi. Sekali. Pelan. Nyaris seperti mantra. Dan Briana tersenyum dalam tidur. Ia telah menembus pertahanan lelaki itu, setidaknya dalam dunia mimpinya.

Namun, saat ia hampir mencapai puncak dari segalanya, mimpi itu bergetar. Wajah Lucas berubah. Tatapan itu kembali dingin, jauh, dan ... marah?

Briana terbangun dengan napas memburu. Dadanya naik-turun dalam irama yang tidak biasa. Rambutnya berantakan, keringat dingin merembes di pelipis.

Ia menatap langit-langit kamarnya, kosong, gelap.

"Hanya mimpi," gumamnya. Tapi bibirnya menyunggingkan senyum samar. "Namun tak selamanya mimpi hanya akan jadi mimpi," lanjutnya.

Ia menyentuh bibirnya sendiri, seolah mencicipi rasa yang belum pernah nyata. Dalam hatinya, tekad tumbuh seperti bara dalam sekam.

Lucas Lorenzo akan menjadi miliknya. Bukan hanya dalam mimpi, tapi dalam kenyataan yang akan ia paksakan agar terjadi. Ah, ia begitu menginginkan Lucas. Merasakan sentuhan pria itu pada tubuh Briana. Memikirkan saja sudah membuat wanita itu seperti terbang sekarang.

Ia buru-buru bangkit dari tempat tidur, merapikan diri dan menyemprotkan parfum ke gaun tidur minimnya. Keluar kamar untuk melakukan apa yang otaknya pikirkan.

Di dalam kamar Lucas, hanya lampu meja yang menyala, memandikan ruangan dalam semburat keemasan yang suram. Berkas-berkas berserakan, layar laptop menampilkan data-data rahasia dan peta interaktif. Nama Seraphine Vale terus muncul di berbagai dokumen, bersandingan dengan jejak samar organisasi gelap bernama Black Mantis. Lucas menatap layar tanpa kedip, bahunya tegang.

Pintu diketuk pelan. Sekilas ia berpikir untuk tidak menjawab, tapi suara itu sudah terdengar, lembut dan licin seperti madu.

"Lucas?"

Pintu terbuka tanpa izin. Briana masuk dengan langkah perlahan, menggoda. Gaun malam sutra berwarna marun melekat pada tubuhnya, memperlihatkan lebih banyak daripada menutup. Di tangannya ada nampan berisi wine merah tua dan sepiring keju sandwich.

"Aku hanya ingin memastikan kau makan malam atau setidaknya minum sesuatu," ujarnya manja. Suaranya dibuat serendah bisikan angin yang membelai telinga.

Lucas mendongak, wajahnya datar, suaranya dingin. "Aku sibuk."

"Terlalu sibuk untuk sedikit kesenangan?" Briana mendekat, meletakkan nampan di meja. Ia duduk di tepi sofa dengan posisi miring, menyilangkan kaki, membiarkan belahan gaun tersibak secara sengaja. Tatapannya menyusuri wajah Lucas hingga lehernya, lalu turun lagi.

Lucas menoleh perlahan. "Briana, aku tak punya waktu untuk permainanmu."

"Bukan permainan," ia menanggapi dengan senyum miring, mendekat lebih jauh, hingga aroma samar parfum vanilanya membelai udara di sekitar. "Aku hanya penasaran. Pria sepertimu menyembunyikan terlalu banyak rahasia di balik tatapan dinginmu."

Lucas hendak bangkit, tetapi Briana menyentuh dadanya, menghentikan gerakannya. Sentuhan itu bukan kelembutan, melainkan tekanan, sebuah pengingat bahwa dia tak bisa pergi begitu saja.

"Aku tahu siapa kamu, Lucas Lorenzo." ucapannya meluncur tajam seperti duri yang disembunyikan di balik bunga mawar. "Pewaris Lorenzo Cooperation. Pria yang seharusnya berada di menara kaca San Francisco, bukan di rumah tua ini bersama gadis buta yang terlalu polos untuk menyadari siapa kamu sebenarnya."

Lucas menatapnya tajam, rahangnya menegang. "Kau menyelidikiku sampai sejauh itu?"

Briana melanjutkan, "Tentu saja. Aku bahkan rela membayar mahal untuk informasi itu karena informanku mengatakan kalau informasimu sulit didapatkan herannya. Dan kau tahu apa yang akan terjadi … kalau aku bisikkan tentang kah sebenarnya ke telinga Camellia?”

"Jangan main api, Briana," Lucas memeringatkan, suaranya serak menahan emosi.

Briana tertawa lembut, lalu duduk di pinggir ranjang, menyilangkan kaki dengan perlahan. "Aku hanya ingin tahu seberapa jauh kamu akan pergi demi mempertahankan rahasiamu. Camellia mungkin manis dan lembut, tapi dia tidak akan bertahan jika tahu bahwa pria yang ia percayai adalah pembohong yang menyusup ke dalam keluarganya. Kau memiliki tujuan lain, bukan? Menjadi tunangan Camellia hanyalah bualan."

Lucas mengepalkan tangannya, tetapi tetap diam. Dalam dirinya, badai telah dimulai rasa bersalah, ketakutan, dan kemarahan membelit seperti kabut. Terlebih darimana Briana tahu semua tentang Lucas, padahal ia telah menutup identitasnya serapat mungkin bahkan sampai meminta bantuan ibunya dan Zen untuk hal itu.

Briana bangkit, menapaki lantai dengan langkah anggun, lalu berdiri sangat dekat dengannya. "Aku tidak butuh banyak untuk menghancurkan semuanya, Lucas. Satu kata dariku saja cukup untuk membuat Camellia hancur. Tapi ..." Ia mendekatkan wajahnya, bibirnya hampir menyentuh rahang Lucas, "aku bisa menjaga rahasiamu kalau kau mau bersamaku dan meninggalkan Camellia."

Lucas menahan napas, mengunci tatapan ke mata Briana dengan kilat marah. "Kau mengancamku."

"Aku menawarimu pilihan," balas Briana dengan senyum dominasi. "Dan kamu tahu ... aku bisa sangat tidak murah hati jika tidak mendapatkan apa yang kuinginkan."

Lucas menepis tubuhnya dengan gerakan cepat, menciptakan jarak. "Kau tidak tahu siapa yang sedang kau ganggu, Briana."

"Tapi aku tahu siapa yang bisa kupatahkan."

Keduanya berdiri berhadapan dalam diam yang mencekam. Hanya detak jam tua di pojok kamar yang terdengar, seperti hitungan mundur menuju bencana.

Lucas akhirnya melangkah ke arah pintu, tanpa menoleh lagi.

Tapi sebelum ia pergi, Briana berkata, suaranya tajam seperti belati, "Berpikir dua kali sebelum mengabaikanku lagi, Lucas. Karena aku tidak hanya tahu rahasiamu, aku juga tahu kelemahanmu."

Lucas menutup pintu dengan hentakan lembut tapi tegas, meninggalkan ruangan yang kini penuh dengan aroma ancaman.

Pintu tertutup. Ruangan kembali sunyi, hanya napas Lucas yang memburu, bukan karena nafsu, tapi karena amarah dan perasaan bersalah. Lucas tahu dengan jelas maksud dari akhir kalimat Briana tadi. Kelemahan Lucas?

Camellia.

Nama itu berbisik dalam batinnya. Ia bisa membayangkan wajah lembut itu, senyum yang polos dan sentuhan ragu yang menggenggam harapan. Dan semua itu ia khianati hanya dengan membiarkan kehadiran Briana terlalu dekat. Tak menyangka kalau Lucas yang berusaha melindungi gadis itu dari bahaya di luar tenyata justru bahaya terbesar berada di dekat Camellia sendiri. Ia tahu kalau ada yang tidak beres dari Briana sejak awal, bahwa perempuan itu terlalu dekat dan ikut campur. Tapi tidak menyangka kalau Briana adalah ular dengan lidah madunya.

Bagaimana ia bisa membuat Camellia jauh dari Briana, sedangkan Camellia tidak pernah menaruh curiga pada sepupu perempuannya itu. Dan Lucas yakin kalau Briana pastilah memanipulasi Camellia selama ini, bahkan sebelum Lucas datang.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" bisiknya lirih.

Ia ingin sekali melihat wajah Camellia, mendengar suara dan tawa ringan gadis itu. Tapi ia sadar kalau Lucas telah membangun dinding tebal kepasa Camellia beberapa minggu ini. Mengabaikan Camellia seolah gadis itu tidak ada. Dan tentu Camellia tidak akan percaya begitu saja kalau Lucas memberitahu bahwa Briana itu orang jahat.

Sial! Kenapa kau jadi lemah, Lucas! batin Lucas penuh amarah, pada dirinya sendiri.

1
ir
udah ga bisa ber word word pokok nya
hansen
Luke So sweet
ir
nanti teman² dan orang² yg udah menjauhi Cammy kalo, mereka melihat Cammy yg sekarang jadi perempuan yg cantik dan jadi wanita yg sempurna pada datang dan cari muka cihhh menjijikkan, nanti kalo mereka minta maaf, maafin aja Cammy tapi jangan pernah mau berteman dan dekat dengan mereka lagi ya sayang
Archiemorarty: Bener...maafin tapi jangan mau balik ke orang-orang itu. karena bakal sama aja nantinya 😌
total 1 replies
hansen
ini lah dunia yang sebenar cammy penuh warna ceria dan warna gelap yang menyakitkan lebih dari tidak bisa melihat..
ir
ga sabar lihat Briana matanya lepas 🤣🤣
karna saking kaget nya Cammy bisaa meliy lagi, dan orang² yg pernah mengkhianati Cammy menyesal
oiya btw kak, kan kemarin ada part yg Lucas bilang " dia lebih tua dari mu " itu Arthur atau Rose, terus umur Rose berapa sekarang, aku lupaa eee
ir: owhhh jadi Cammy sama Rose cuma selisih satu tahun, kalo sama Lucas 6thn oke oke
Archiemorarty: Disini Lucas udah umur 28, jadi Rose & Rod 23, Cammy 22, Arthur & Arabella 33.
kejadian Rose pas Rose umur 20 terkahir kemaren, jadi 3 tahun setelahnya cerita Lucas sama Cammy ini.
total 2 replies
hansen
terbaik thor
Archiemorarty: Terima kasih udah baca ceritanya semoga bisa menghibur waktu senggangnya 🥰
total 1 replies
Margaretha Indrayani
seru banget dan bikin deg degan thor
Archiemorarty: Terima kasih udah bacanya, ikutin terus updatenya. Semoga bisa menghibur waktu senggangnya 🥰
total 1 replies
Jelita S
serasa ikut jelong2 ke Swiss Thor😄😄
Archiemorarty: Tujuanku, biar readers serasa ikut liburan ke swiss...padahal mah othornya yang penting jalan2 juga ke sana /Facepalm/
total 1 replies
Jelita S
Thor slalu tersentuh semua dengan kata demi kata di cerita mu ini, terlalu suka dengan critamu
Archiemorarty: Aku buat yang terbaik buat para Readers. karena aku juga sebagai Readers seneng kalau ketemu cerita yang bagus. semoga ceritanya bisa menghibur waktu senggangnya kakaknya ya 🥰
total 1 replies
hansen
tetap la disamping lucas apa pun yang bakal berlaku kedepan cammy, dengan berganding bahu berdua percaya lah semua benang merah akan terungkai jawapan nya..itu lebih mudah melumpuhkan musuh adalah tetap disamping lucas
Archiemorarty: setuju /Scream/
total 1 replies
ir
Lucas yg meyakinkan Cammy saat rapuh, Lucas yg selalu ada. untuk Cammy, yg tidah pernah memandang kekurangan Cammy yg membawa dunia baru bagi Cammy, tapi nanti orang lain yg berusaha merebut posisi Lucas hahh pasti ituu
Archiemorarty: oh, silahkan saja. Lucas kita didikan bapak Rion. tahu sendiri kan /CoolGuy/
total 1 replies
Della Alfira
lagiii lagiii lagiii thorr😭
Archiemorarty: Hahaha...sabar ya. ditunggu setiap updatenya ya
total 1 replies
Jelita S
kok aku gk sabaran y liat Lukas bucin akut sama Cammy😀😀😀
Archiemorarty: Sama aku juga...
total 1 replies
ir
ayoo kita dampingi cucu menantu kita glow up, sebelum pulang ke rumah cammy sendiri, nanti ajak mampu dulu ke rumah calon mertua dulu ya kak, bila perlu menetap ajalah di kediaman Lorenzo, biar bianca uring²an
ir
aku baru mau komen, alhamdulillah ga ada gangguan dari ulat birahi ehh part selanjutnya nongol 😌😌
Archiemorarty: Hahahahaha, apa itu damai
total 1 replies
Jelita S
ah si ulet bulu masih sok perhatian,,hempaskan Briana 😡😡
Archiemorarty: hahahaha.... keributan itu wajib
total 1 replies
Jelita S
GK sabar liat Cammy bisa melihat🥰🥰🥰
Archiemorarty: percaya othor lebih gx sabar liat cammy bia liat 😌
total 1 replies
Jelita S
ah semakin gak sabar nunggu up mu thor
Archiemorarty: Xixixi...sabar ya
total 1 replies
ir
ayoo gass iki cucu ke Zurich liburan rame² kita 🤣🤣
Archiemorarty: Kapan lagi kan bisa liburan ke sana
Archiemorarty: Kapan lagi kan bisa liburan ke sana
total 2 replies
Jelita S
akhirnya Lukas jatuh cinta jga😄😄😄😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!