Hidup bersama dengan keluarga yang tidak peduli dengan kehadirannya, kemudian memiliki seorang adik yang akhirnya meninggal dunia dan menjadi kesalahannya. Ditinggal pergi oleh orang tuanya karena dianggap pembawa sial, lalu hidup sendirian dalam rasa bersalah pada apa yang bukan menjadi kesalahannya. Hidup dengan keras hingga membuatnya lupa akan arti kebahagiaan, akankah suatu saat Cassie menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gemini Pride, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Yang Bereinkarnasi?
Setelah berkendara cukup lama, kini mereka sudah tiba di rumahnya Evelin. Mereka langsung masuk dan disambut oleh orang tuanya Evelin, Cassie langsung berlari memeluk orang tua angkatnya begitu juga dengan Evelin yang menimbrung pelukan hangat itu.
"Astaga lihatlah kita, sampai lupa kalau kalian juga membawa teman ke rumah" ucap Donita.
"Ma, kenalkan ini adalah Olivia. Dia yang menjadi manajer ku sekarang, lalu yang ini namanya Tirsa. Dia yang menjadi asisten pribadi ku. Lalu yang itu kalian sudah mengenalnya dan yang satunya lagi, kau saja yang mengenalkannya Jackson" ucap Cassie.
"Dia adalah sahabat ku, namanya Richardo" ucap Jackson.
"Halo paman, halo bibi" ucap Richardo dengan sopan.
"Dih tiba-tiba banget bersikap sopan!" celetuk Evelin.
"Eve!" seru Donita memberi isyarat pada Evelin untuk tidak bersikap tidak sopan pada tamu.
Evelin pun hanya mendengus dengan kesal, melihat hal itu justru membuat Richardo terkekeh.
~ ~ ~
Cassie dan lainnya pun segera mempersiapkan bahan-bahan barbekyu mereka, ibu dan ayahnya disuruh duduk saja supaya mereka tidak kelelahan.
Jackson dan Richardo bertugas di bagian pemanggangan daging, mereka membagi tugasnya dengan baik.
Setelahnya pesta barbekyu pun dimulai, mereka menikmati hidangan yang mereka buat sendiri.
"Selamat yah sayang, akhirnya sudah mendapatkan pekerjaan dan bisa mendapatkan gaji yang besar pula. Padahal uang yang kami beri sampai sekarang setiap bulan tidak pernah kamu pakai, namun lihatlah sekarang kamu yang mengeluarkan uang mu dimana sudah membeli segala daging ini lalu tadi sudah membeli hadiah untuk papa dan mama" ucap Donita.
"Eh? Bagaimana mama bisa tahu aku tidak pernah menggunakan uang itu?" tanya Cassie.
"Karena tidak ada banyak barang yang kamu miliki, sedang Evelin punya banyak barang karena dia selalu menghabiskan uang bulanannya" ucap Donita.
"Astaga Eve, kau benar-benar tidak tahu berhemat yah?" celetuk Richardo secara tiba-tiba.
"Orang ini... Dia benar-benar berniat untuk cari ribut yah? Kali ini kau selamat karena ada mama, awas saja kau nanti" gumam Evelin di dalam hati sembari menatap dengan tajam pada Richardo, dan melihat tatapan mengerikan yang dibuat perempuan itu pun hanya membuat Richardo semakin meledeknya dalam senyap.
. . .
Orang tua mereka sudah masuk ke dalam, sedang mereka masih lanjut bercengkrama di gazebo yang ada di samping rumah mereka.
"Kamu sudah mau resmi debut jadi artis, apa sudah ada drama yang akan kamu perankan?" tanya Evelin.
"Mn! Siapa yang memilihnya?" tanya Evelin.
"Aku" sahut Cassie.
"Bagaimana ceritanya?" tanya Evelin.
"Hei, itu adalah rahasia produksi film" celetuk Jackson.
"Tsk! Padahal aku juga tidak akan membocorkannya pada orang lain" ucap Evelin.
"Itu namanya etika dalam bekerja! Sedekat apa pun kalian, tidak boleh saling membocorkan soal urusan pekerjaan" ucap Richardo.
"Sebenarnya hal itu tidak masalah karena Eve pasti tidak akan membuat Cassie berada dalam situasi yang merugikan, hanya saja sutradara kali ini adalah orang yang tidak mentoleransi hal seperti itu. Meski dia sangat menyukai bakatnya Cassie, tapi sekali dia melanggar batas aturan yang sudah ditetapkan maka dia akan memberhentikannya" ucap Jackson.
"Siapa sih sutradaranya?" tanya Evelin.
"Seluruh film yang dibuatnya selalu mendapatkan penghargaan film terbaik, selama bertahun-tahun selalu dia yang mendapatkan penghargaan itu" ucap Richardo.
"Jangan bilang..." seru Evelin dengan heboh.
"Yah, seperti yang kau pikirkan" ucap Richardo.
"Sie, sesekali aku akan berkunjung ke lokasi syuting mu jika kamu sudah resmi mulai syuting" ucap Evelin dengan bersemangat.
"Boleh" sahut Cassie.
"Yes!!" seru Evelin.
"Dia pasti akan meminta tanda tangan atau meminta berfoto bersama dengan pak Frederic" celetuk Richardo.
"Tsk! Dasar manusia julit" sahut Evelin dengan ketus.
"Bagaimana dengan debut mu?" tanya Jackson.
"Loh? Bukannya kau pemilik perusahaannya? Kenapa malah tidak tahu soal debut ku?" tanya Evelin.
"Bagian penyanyi bukan aku yang menghandlenya" ucap Jackson.
"Benarkah? Siapa kalau begitu?" tanya Evelin.
"Bibi ku!" sahut Jackson.
"Wah selera bibi mu sangat bagus berarti, untuk umurnya yang seperti itu dia sangat keren sih" ucap Evelin.
"Eve? Kau tidak berpikir kalau bibinya Jackson itu sudah tua yang seumuran dengan ayahnya Jackson kan?" ujar Richardo.
"Kenapa memangnya?" tanya Evelin.
"Bibinya Jackson hanya lima tahun lebih tua dari kita, dia baru menyelesaikan studi magisternya dan begitu kembali ke sini langsung disuruh oleh paman Robby untuk menghandle perusahaan di bagian penyanyi" ucap Richardo.
"Begitu yah, soalnya aku belum pernah bertemu dengannya" ucap Evelin.
"Orang-orang selalu menyangka kalau bibinya itu adalah pacarnya Jackson, jadi kalau seandainya kalian bertemu tanpa sengaja jangan sampai akan mengira begitu juga" ucap Richardo.
"Siapa juga yang akan salah sangka, aku pasti akan langsung mengenalnya sebab wajahnya pasti tidak begitu beda jauh dari wajahnya Jackson" sahut Evelin.
"Aku tidak akan berhenti menertawakan mu kalau sampai terjadi begitu" ucap Richardo.
"Tsk! Itu tidak akan pernah terjadi" ucap Evelin.
"Kak kalau dilihat-lihat, sepertinya kalian akan sangat cocok jika berpacaran deh?" celetuk Tirsa secara tiba-tiba.
"Hah? Omong kosong apa yang sedang kau bicarakan nak? Sekali pun di dunia ini hanya tersisa dia seorang yang tidak punya pasangan seperti ku pun aku tidak akan mau, dia terlalu menyebalkan!" seru Evelin dengan menggebu-gebu.
"Kau pikir aku juga mau? Aku tidak sudi!" seru Richardo juga yang tidak mau kalah.
"Padahal kalian sangat cocok loh kalau berpacaran, kalian tahu kan di film-film itu dimana awalnya mereka seperti musuh namun lama-lama mereka malah jatuh cinta satu sama lain dan berakhir berpacaran. Aku rasa kalian juga akan jadi begitu, vibesnya hampir sama" ujar Tirsa.
"Tirsa sayang, jangan terlalu banyak menonton film soal percintaan. Hidup kita di dunia ini bukan hanya tentang percintaan saja, masih ada banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk membuat mu bahagia. Kalau aku sampai berakhir bersamanya, yang ada aku akan sangat menderita karena setiap hari tekanan darah ku akan naik. Lihatlah modelannya yang sangat menyebalkan itu!" ujar Evelin.
"Tsk! Dikira aku akan bahagia apa kalau bersamanya" sahut Richardo.
"Kenapa kalian berdua bertingkah seperti orang yang punya dendam yang terjalin cukup lama?" ujar Jackson.
"Aku curiga kalian adalah pasangan yang bercerai di kehidupan sebelumnya, lalu di kehidupan ini bereinkarnasi dan berakhir kalian seperti musuh alami. Bisa saja kalian ditakdirkan untuk memperbaiki kehidupan sebelumnya, jadi sebaiknya kalian berakhir menjadi pasangan yang bahagia dan tidak akan pernah terpisah selamanya" ucap Olivia.
"Hah? Ogah!" sahut Evelin.
Richardo hanya diam saja, dia benar-benar kesulitan untuk mendapatkan hatinya Evelin.
"Salah mu sendiri yang mengambil jalan seperti itu untuk mendekatinya, dengan sikapnya Eve yang seperti itu. Tentu saja dia akan merasa sangat kesal pada mu, ada-ada saja" gumam Cassie di dalam hati sembari menggelengkan kepalanya kala menyaksikan bagaimana perdebatannya Richardo dan Evelin.
