NovelToon NovelToon
Kanza (Bukan Inginku)

Kanza (Bukan Inginku)

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil
Popularitas:15.9k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Kanza Odelia terpaksa meninggalkan kekasihnya Adrian Miguel di altar sebab sehari sebelum pernikahan Kanza kehilangan kesuciannya karena jebakan dari kakak tirinya.

Bukan hanya itu, buah dari jebakan kakak tirinya itu Kanza akhirnya hamil, lalu terusir dari keluarganya sebab telah membuat malu karena hamil di luar nikah.

Kanza kira penderitaannya akan berakhir saat dia keluar dari rumah dan tak berurusan lagi dengan kakak tirinya. Namun sekali lagi Kanza harus berjuang demi bayi yang dia lahirkan yang ternyata tak sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hutang Budi

Mia berlari di koridor rumah sakit. Setelah mendapat kabar dari Tarran jika Kanza mengalami kecelakaan dia meninggalkan pekerjaannya dan langsung datang.

"Bagaimana keadaannya?" Mia bertanya pada Daegan dengan nafas terengah sebab baru saja berlari. "Hei!" melihat Daegan hanya diam dia menjadi kesal, hingga Tarran menghampirinya dan menghalangi Mia dari Daegan.

"Nona Kanza sedang menjalani operasi."

"Lalu bayinya?" Mia terlihat panik.

Tarran menggeleng. "Dokter bilang mereka mungkin tidak bisa menyelamatkan bayinya."

"Astaga, bagaimana jika Kanza tahu nanti. Dia sudah berusaha mempertahankannya selama ini. Ya Tuhan semoga semuanya tidak sia- sia." Mia menyembunyikan wajahnya yang menangis di kedua telapak tangannya.

Daegan menghela nafasnya bayangan saat Kanza memohon padanya masih terbayang. Bagaimana gadis itu memintanya menyelamatkan bayinya. Tapi, Daegan tak memiliki pilihan lain. Meski begitu dia juga meminta Dokter berusaha agar menyelamatkan keduanya.

Setelah beberapa jam menegangkan Dokter keluar dari ruang operasi dengan tersenyum. "Operasi berjalan lancar. Keduanya berhasil di selamatkan," ucapan dokter membuat Daegan juga Mia menghela nafasnya lega. "Namun kondisi bayi yang lemah membutuhkan penanganan khusus."

"Lakukan yang terbaik, Dokter," ucap Daegan.

"Baiklah, untuk selanjutnya kita akan mengawasi dahulu kondisi pasien dalam 24 jam kedepan."

Daegan mengangguk.

"Bolehkah kami melihat bayinya?" tanya Mia nampak antusias.

"Tentu, kami menempatkannya di ruang khusus."

...

"Wah, mungil sekali." Mia menatap dari kaca yang menampakkan beberapa bayi di dalamnya, termasuk bayi Kanza.

Usianya yang baru 7 bulan membuat berat badan bayi belum stabil dan hanya memiliki berat 2,1kg.

Daegan menatap dengan bersedekap dada, melihat bentuk kecil itu bergerak membuatnya sedikit kagum. Daegan bukan penyuka anak kecil, dia tidak suka kebisingan saat anak menangis dan rewel. Tapi, saat ini dia malah terus menatapnya.

"Dia tampan," ucap Mia dengan mengusap air mata harunya.

Meski Daegan tidak menanggapi Mia terus bicara. "Dia mirip siapa ya?" gumamnya dengan terus menatap bayi Kanza. Jarak yang terlalu jauh dan terhalang kaca membuatnya tak bisa melihat dengan jelas rupa bayi tampan itu. "Semoga kelak kau tidak mirip ayahmu." Ucapan Mia membuat Daegan menoleh.

"Kau tahu siapa ayahnya?" tanya Daegan, entah kenapa dia jadi penasaran.

"Tidak tahu, dan tidak mau tahu. Dia tidak layak menjadi ayahnya."

"Kenapa?"

"Karena dia pria brengsek. Menodai Kanza yang murni hanya demi uang."

Daegan mengerutkan keningnya.

"Kanza selalu menjaga dirinya untuk suaminya, tapi Olivia wanita jalang itu justru menaruh obat pada minuman Kanza dan memberikannya pada pria." Mia berucap dengan kemarahan dimatanya.

Daegan kembali menolehkan wajahnya pada bayi Kanza.

Jadi begitu. Itu yang membuatnya tak bisa tahu siapa ayah bayi itu. Karena Kanza memang tidak pernah memiliki hubungan dengan pria manapun kecuali Adrian. Lalu Kanza memilikinya karena di nodai pria brengsek?

Sial! kenapa hatinya merasa ingin marah saat mengetahuinya. Siapa pria itu?

Setelah beberapa lama Daegan disana dia beranjak untuk pergi.

"Kau mau kemana?" tanya Mia.

"Aku akan pulang."

"Tapi, Kanza belum sadar dia..."

"Dia sudah selamat. Tidak ada urusannya lagi denganku."

Mia mencebik saat melihat Daegan pergi dengan acuh. Pria itu bahkan memasukan kedua tangannya ke dalam saku seolah dia begitu santai.

"Dasar sombong. Ya meski sedikit peduli." Mia akui itu saat Daegan tidak pergi sebelum dokter menyatakan operasi Kanza berhasil. Bukankah pria itu memiliki sedikit kepedulian? "Ngomong- ngomong biaya operasi Kanza sudah di bayar, kan?" Mia mengerjap beberapa kali lalu melangkah pergi untuk menuju administrasi.

....

"Jadi maksud kamu Tuan Daegan sudah membayar biaya operasi dan perawatanku?" tanya Kanza. Dia baru saja sadar beberapa jam lalu, dan mendengar penjelasan tentang keadaannya saat operasi juga Daegan yang menunggui dan membiayai semuanya.

Mia mengangguk. "Aku menanyakannya pada administrasi dan dia bilang tagihannya sudah di lunasi."

"Pada akhirnya aku tetap berhutang budi padanya, ya?" ucap Kanza dengan sendu. Hal yang dia takutkan saat Daegan mengirim peralatan bayi padanya adalah dia takut berhutang budi lalu pria itu mengungkit dan memintanya membalas dengan hal yang tidak masuk akal. Tapi sekarang dia justru benar-benar berhutang budi pada Daegan.

"Jangan pikirkan apapun dulu. Kau harus sehat, baru pikirkan hal lainnya. Uang bisa di cari nanti." Mia mendudukkan dirinya di tepi ranjang lalu merapikan selimut Kanza. "Kamu harus lihat wajah Tuan Daegan yang khawatir bahkan mondar-mandir di depan ruang operasi. Aku tak percaya melihat itu. Jika orang lain melihatnya mungkin akan mengira dia sedang menunggu istrinya melahirkan."

Kanza menipiskan bibirnya tak ingin membicarakan Daegan lebih jauh. "Kapan aku di perbolehkan melihat bayiku?" Kanza memilih mengalihkan pembicaraan.

"Saat kamu sudah lebih baik tentu saja."

Kanza mengangguk. "Tapi dia baik- baik saja, bukan?"

Mia menggeleng. "Aku tidak tahu, tapi dokter bilang akan melakukan pemeriksaan menyeluruh karena mungkin bayimu memiliki kelainan."

"Ini salahku karena tidak hati- hati." Kanza menjadi murung hungga Mia menggenggam tangannya mencoba menenangkan.

"Ini kecelakaan Kanza, kamu tidak bersalah."

"Aku tidak mengerti Mia, seingatku aku sudah berjalan di tepi, tapi tidak tahu mobil itu datang tiba-tiba dan menghantamku."

Mia nampak berpikir. "Apa ini bukan sekedar tabrak lari? Ada yang sengaja menabrakmu? Kamu punya musuh atau semacamnya?"

Benarkah?

Kanza terdiam beberapa saat. Namun seberapa pun Kanza berpikir dia hanya terpikir dengan Olivia. Hanya gadis itu dan ibunya yang jahat padanya. Tapi mungkinkah mereka akan berbuat sejauh ini? Hingga dia hampir kehilangan nyawa? Dan yang paling buruk adalah dia tak tahu kondisi bayinya sekarang. "Entahlah."

Tak ada yang tak mungkin, kan? Apa lagi mereka juga melakukan segala cara untuk mengambil harta Ayahnya.

"Kau tenang saja, Tuan Daegan meminta polisi untuk mengusut tuntas masalah ini."

Kanza kembali terdiam. Lagi- lagi pria itu?

Bagaimana jika pria itu tidak tulus, dan menuntut ganti rugi.

Kanza mengepalkan tangannya erat. Jika benar-benar Olivia yang melakukan ini, Kanza benar-benar tidak akan memaafkannya. Karena kecelakaan ini Kanza tak tahu harus membayar berapa pada Daegan.

....

Kanza di temani Mia untuk melihat bayinya di ruang inkubator, bibirnya mengembangkan senyuman melihat bayi mungilnya.

"Beratnya hanya 2,1 kg, karena memang belum saatnya lahir." jelas Mia.

"Bukankah dokter juga akan memeriksa keadaanya?" tanya Kanza.

"Ya, aku dengar hari ini akan dilakukan pemeriksaan."

"Aku ingin memeluknya," ucap Kanza.

"Tentu saja aku juga." Mia tertawa kecil. "Ayo kita kembali, kau harus istirahat."

"Boleh aku melihatnya sebentar lagi?" mohon Kanza. Dia masih ingin menatap bayinya.

Mia mengangguk. "Baiklah sebentar saja. Setelah ini kau harus istirahat." Kanza mengangguk.

Saat ini seorang perawat masuk untuk memeriksa keadaan bayi satu persatu, hingga perawat tersebut menghampiri bayi Kanza dan mengecek kondisinya.

Kanza mengeryit saat melihat perawat tersebut nampak panik dan dengan segera melakukan panggilan dari telepon interkom di tembok.

"Ada apa?" Kanza menyentuh permukaan kaca seolah menyentuh bayinya secara langsung.

Tak berapa lama seorang Dokter dan beberapa perawat berlari ke arah ruang inkubator dan langsung masuk untuk membawa bayi Kanza.

"Ada apa dokter?" Kanza menahan tangan Dokter yang akan segera melewatinya. Kanza jelas melihat perawat membawa bayinya pergi dengan panik.

"Detak jantung bayi melemah, kami akan segera melakukan pemeriksaan," ucap Dokter, setelah itu Dokter pergi meninggalkan Kanza yang tertegun.

1
Nna Rina 💖
sejauh ini bagus
Saadah Rangkuti
waaahhh...dasarrr congakk kau daegan!! ntar nyesel lo
Eris Fitriana
Semoga wajah Bill plek ketiplek wajah Daegan...
Daneen
Sekalinya anak sendiri,dasar si deeegan
Jingga Pelangi
lagi donk..Jeung nenah ajaa
Daneen
Tenang Khanza,daegan yg tanggung
Eris Fitriana
Untuk tau siapa yg udah merenggut kesucian mu berarti tinggal menunggu Kanza kembali bercinta dengan Daegan... Gmna yaa reaksi Kanza saat liat punggung Daegan...😁😁
Jingga Pelangi: maraahhhh
total 1 replies
Jingga Pelangi
ucull bgtt ya ampun.lgi yaa kk aku beri vote
mbu ne
hahahahaha...
berantem2 yg manis..🤭
Saadah Rangkuti
Daegan sangat menginginkannya,hingga tidak bisa menunggu akhir nifas Khanza
Daneen
Astaga daegan,ga sabaran banget
Erna Wati
makin..makin seru
Daneen
Mantap Khanza
Andika Irda
lanjut thor...
semangat💪🏻
makin seru aja bikin penasaran kelanjutanya🥰
Daneen
Nyelekit banget daegannnn
Daneen
Yang kuat ya Khanza
Siti Dede
Sangat layak untuk dibaca pokoknya mah
Ceu Nah
kenapa jadi blouse harusnya blues ajegile ada aje typo🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Ceu Nah: harusnya pake koma ya🤣 malah di sambung lagi jadi blues ajegile🙄
Siti Dede: Varian baru ceu? Blues ajegile
total 2 replies
Saadah Rangkuti
astagaa ...jika bayinya tiada,bagaimana Daegan tau kalau itu anaknya?🥺🥺
Daneen
Kemana thor ga up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!