Dark Dragon adalah sebuah kelompok yang di buat oleh anak anak sekolah di tahun dua ribuan. mereka yang merupakan teman sekolah juga teman di tempat balapan setuju untuk membuat kelompok dengan nama itu agar mereka bisa tetap kompak dan punya wadah yang tepat untuk menyalurkan hobi mereka.
sang ketua yang bernama Adrian Wijaya merupakan anak dari seorang Kiai ternama di kotanya tapi dia tidak bisa meneruskan tanduk kepemimpinan pesantren di karenakan dia lebih suka tinggal dan sekolah di Jakarta dan mengelola bisnis orang tuanya.
hingga hidupnya berubah, dari yang hanya mengurus usaha keluarga dan Dark Dragon, tiba tiba ada seseorang yang masuk ke dalam hidupnya. siapakah dia? dan bagaimana kisah mereka juga teman temannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari pertama Suami istri
Ceklek..... Pintu kamar mandi di buka. Adrian yang keluar hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya saja terkejut karena melihat Sari masih ada di sana
"Kenapa Lo nggak keluar?" Tanya Adrian serius sementara Sari hanya bengong saja melihat tubuh bagian atas Adrian yang polos dan memperlihatkan otot perutnya yang sudah terbentuk
"Sari!" Pekik Adrian heran dan membuat Sari kaget
"Hah... Apa?" Tanya Sari dengan wajah bengongnya dan mata tak lepas dari otot perut Adrian
"Sana keluar gue mau pake baju!" Ucap Adrian tegas
"Nggak, ngapain gue keluar, gue mau tidur udah ngantuk" jawab Sari dengan wajah cemberut
"Ya udah gue ganti baju di kamar mandi aja" ucap Adrian lalu mengambil baju yang di siapkan Sari
"Kenapa jantung gue berasa kaya mau copot ya lihat dia" gumam Sari pelan lalu menarik nafasnya panjang
Selang beberapa menit Adrian sudah keluar dengan pakaian lengkap
"Katanya ngantuk, kenapa malah bengong di kasur?" Tanya Adrian heran lalu duduk di sofa yang ada di kamar
"Iya gue ngantuk tapi di suruh tidur sama Lo kata bunda" jawab Sari polos karena dia memang selalu tidur dengan kedua orang tuanya meski punya kamar sendiri
"Emang biasanya Lo tidur sama siapa?" Tanya Adrian curiga
"Biasanya gue tidur sama ayah dan bunda gue, dan bunda tidur di tengah" jawab Sari jujur dan membuat Adrian tersenyum
"Lo itu udah gede, tapi badan Lo kecil sih, maksud gue Lo itu udah dewasa dan harusnya nggak tidur sama orang tua Lo" ucap Adrian serius
"Ayah juga selalu bilang gitu, tapi gue takut kalau tidur sendirian" jawab Sari cemberut
"Terus nanti kalau gue pulang ke tempat Abi, Lo tidur sama orang tua Lo lagi?" Tanya Adrian serius dan diangguki Sari
" Pantesan aja Lo nggak punya adik" gumam Adrian pelan
"Ya udah, cepat tidur, Lo udah solat isya kan?" Tanya Adrian dan diangguki Sari lagi
Adrian lalu menghampiri Sari dan duduk di sebelahnya. Bohong kalau dia tidak merasakan apapun, jantungnya saat ini serasa mau keluar dari tempatnya. Dalam hidupnya, ini pertama kali dia akan tidur berdua dengan seorang perempuan yang sekarang menjadi istrinya
"Tidurnya nggak boleh membelakangi pasangan kata Abah" ucap Sari dan sukses membuat Adrian terkejut
"Abah ngasih nasehat apa aja sama nih cewek pecicilan?" Batin Adrian yang saat ini sudah berbaring terlentang di sebelah Sari
"Iya, gue tahu!" Jawab Adrian tegas lalu memiringkan tubuhnya ke arah Sari
"Gue nggak bisa merem padahal udah ngantuk" ucap Sari jujur karena biasanya dia akan memeluk khasanah ibunya
"Sini gue peluk" ucap Adrian membawa Sari kedalam pelukannya meski dia gugup
"Dada Lo berisik kak" ucap Sari yang mendengar detak jantung Adrian yang kencang
"Anggap itu lagu pengantar tidur" jawab Adrian sambil memeluk Sari
"Jantung gue juga sama berisiknya kayanya kalau Lo dengar" ucap Sari polos dan membuat Adrian menunduk untuk menatap Sari yang membenamkan wajahnya di dada Adrian
"Gue boleh dengar?" Pinta Adrian tersenyum licik dan diangguki Sari yang langsung menaikkan posisinya agar Adrian bisa mendengar detak jantungnya
"Sama kan?" Tanya Sari saat Adrian sudah menempelkan kupingnya di dada Sari
"Hmm.. sama" jawab Adrian lalu memeluk pinggang sari erat, sepertinya dia punya posisi nyaman sekarang
"Udah ayo tidur" ucap Adrian tegas
"Tapi gue maunya posisi yang tadi bukan kaya gini!" Protes Sari mencoba melepaskan pelukan Adrian pada pinggangnya
"Ish.. udah gini aja, gue malas gerak lagi" jawab Adrian membuat alasan
"Tapi Lo berat kak, badan Lo tinggi dan gede udah kaya tiang masjid" keluh Sari dan membuat Adrian mengalah dengan posisi nyamannya
"Nah gini kan enak, gue bisa tidur nyenyak" ucap sari lalu memeluk perut Adrian dan membenamkan wajahnya di dada Adrian lagi
"Lo jangan begini sama orang lain ya, ingat Lo udah nikah dan gue adalah suami Lo" ucap Adrian tegas sambil mengusap punggung Sari yang ada dalam pelukannya
"Paling peluk ayah, apa nggak boleh juga?" Tanya Sari yang mulai memejamkan matanya
"Khusus ayah, dia pengecualian" jawab Adrian tersenyum lalu mencium kening Sari yang menjawab pernyataannya dengan anggukan
..............
Pagi harinya mereka sudah siap dengan seragam masing masing dan hendak berangkat sekolah
"Kata Halimah, kamu jarang sarapan ya Rian?" Tanya khasanah serius. Mereka sedang sarapan saat ini
"Iya Bun, soalnya kadang makan di kantin sekolah" jawab Adrian tersenyum
"Lo kuat kak, nggak sarapan, kalau gue pasti lemes" ucap Sari yang sedang makan dengan lahap
"Gue sarapan Sari, tapi di kantin" jawab Adrian gemas
"Ko kalian masih manggil Lo gue sih!" Ucap khasanah heran
"Hehe.. kebiasaan bunda" jawab Adrian cengengesan
"Harusnya panggil kaya ayah dong, manggil sayang" ledek Marwan sambil melirik khasanah
"Emang harus ya yah?" Tanya Sari serius
"Bahaya yah, Sari suka ngelakuin apa yang ayah suruh!" Ucap khasanah tegas dan membuat Adrian terkekeh
"Ternyata ini yang bikin otak si Sari masih polos, perintah ayahnya" batin Adrian
"Jawab yah!" Pekik Sari kesal
"Oh.. harus karena itu panggilan sayang untuk pasangan kita" jawab Marwan tersenyum kaku
"Gue panggil Lo sayang juga aja" ucap Sari polos dan membuat Adrian tersedak makannya
Khasanah langsung memberikan minum untuk Adrian
"Makanya kalau makan itu pelan pelan aja" ucap Sari menepuk nepuk pundak Adrian
"Gara gara didinya Sari (gara gara Kamu sari)" pekik khasanah gemas
"Emangna Sari kunaon? teu ngalakukeun nanaon Sari mah (memangnya Sari kenapa?nggak melakukan apa Sari mah)" ucap Sari cuek
"Mulai dah, bahasa planet kalian keluar!" Pekik Marwan menggelengkan kepalanya dan membuat Adrian terkekeh
"Nanti Rian izin ajak sari ke rumah Abi dulu, pas pulang sekolah" ucap Adrian sopan
"Iya nggak apa apa Rian, ajak aja sekalian minta di ajarin oleh Abah Khalid tentang cara menjadi seorang istri yang baik" jawab Marwan tersenyum
"Kemarin Sari sudah di ajarin yah Sama Abah Khalid" ucap Sari jujur. Kemarin saat Adrian ke markas, Sari memang mendapat banyak nasehat dari Abah Khalid tentang seorang istri yang baik
"Baguslah kalau begitu" ucap khasanah senang
Sarapan selesai dan merekapun langsung berangkat ke sekolah dengan Sari yang mulai hari itu akan di antar jemput oleh suaminya Adrian
"Lo jadi nggak jadi beli motor baru kak!" Ucap Sari saat mereka masih di atas motor yang melaju
"Nggak apa apa, nanti gue ngumpulin duitnya lagi" jawab Adrian tersenyum dan mengusap tangan dari yang memeluk pinggangnya
"Di sekolah nggak ada yang tahu kalau kita sudah menikah, jadi kalau ada yang nanya, bilang saja Lo itu pacar gue" ucap Adrian tegas
"Iya" jawab Sari mengangguk
lanjut KA penasaran