Hi Kak .... Aku hadir lagi nih, jangan bosan ya untuk selalu ikuti cerita aku🥰🥰🥰🥰
Kehamilan di usia lanjut membuat Sonia harus angkat kaki dari rumah suaminya. 20 tahun dirinya mengarungi bahtera rumah tangga bersama Dion Wiratama akhirnya harus berujung pahit, gara-gara suatu malam yang Sonia pun tidak tahu menahu dan tidak ingat sama sekali, kapan dia berhubungan dengan seorang pria, sedangkan Dion sendiri sudah di vonis impoten karena sebuah kecelakaan tiga tahun yang lalu.
Apakah Sonia mampu membawa kehamilannya ini sendiri ataukah ada pengeran berkuda putih yang nantinya akan menerima Sonia??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Tak Sampai
Semua orang saat ini mulai tertuju ke arah remaja yang begitu tampan dan wajahnya begitu mirip dengan calon mempelai pria tersebut, tatapan orang-orang itu seakan menyiratkan rasa kagum akan ketampanan yang di miliki oleh remaja yang mulai menghampiri calon pengantin tersebut.
"Kenzi," ucap Dion.
"Iya Pa, sebagai seorang anak aku boleh dong menghadiri akad nikah papaku sendiri," tutur anaknya itu dengan santai.
"Kau jangan buat kerusuhan di sini!" sinis Dion yang mulai khawatir.
"Oh tenang saja, saya tidak akan membuat kegaduhan di sini," ujar Kenzi dengan tenang.
Remaja itu hanya tersenyum santai, dengan sendirinya Kenzi mulai mendekat ke arah keduanya anak ini begitu ramah tersenyum kepada orang yang sedang menghadiri akad nikah ini dan tanpa berlama-lama remaja itu langsung mengutarakan keinginannya.
"Selamat siang, semua perkenalkan nama saya Kenzi putra Wiratama, yang merupakan putra dari Bapak Dion Wiratama, pada kesempatan ini saya tidak mau basa-basi hanya ingin memberi surprise untuk Papa," tutur Kenzi.
Saat ini Kenzi mulai menyalahkan proyektor yang terhubung dari handphonenya dan langsung menempel ke tembok rumah Anya dengan cahaya yang begitu terang dan setiap orang mungkin akan bisa melihat vidio tersenut jika di putar.
Dengan tenang Kenzi mulai menekan tombol yang berbentuk segitiga itu untuk memutar vidio awal.
"Kenzi stop!" cegah Anya dengan nada bentakannya.
"Tenang saja aku hanya ingin membuka pikiran Papa saya," sahut Kenzi dengan tenang.
"Pa, tolong perhatikan ini baik-baik.
Kenzi mulai memutar video tentang malam penjebakan itu, yang di situ ada seorang pria tidak di kenali datang sebagai cleaning servis, dan pria itu begitu mencurigakan, akan tetapi pintarnya Kenzi di momen ini dirinya merekam ketika pria tersebut mulai menelpon dan menyebut nama Anya.
Jangan ditanyakan lagi saat ini wajah Anya begitu pucat bahkan dirinya tidak berani menampakkan wajahnya dihadapan keluarga dan saudaranya.
"Papa tahu pria itu suruhan seseorang untuk meniduri Mama pada waktu itu, akan tetapi rencananya gagal maka dari itu dia menyuruh pria untuk menculikku, beruntung aku bisa kabur pada waktu itu," terang Kenzi sedangkan saat ini Dion tidak bergeming.
"Kenzi sudah stop jangan buat kegaduhan di sini," pinta Anya.
"Oh tidak aku tidak ingin membuat kegaduhan, oh ya bukannya kau penasaran dengan orang yang meniduri mamaku pada waktu itu hingga hamil, dan aku harus lihat ini biar tidak menjadi beban pertanyaan di pikiranmu," tegas Kenzi sekali lagi.
Kenzi mulai memutar tubuh video yang anggota badannya sudah di sensor hanya menyisakan wajahnya saja, bahkan di dalam video tersebut Dion seperti sangat menikmati meskipun wanita dibawahnya sedang tidak sadarkan diri.
"Kau, lihat sendiri kan, bagaimana papaku menikmatinya padahal istrinya sedang tidak sadarkan diri," ucap Kenzi yang benar-benar membuat amarah Anya murka.
"Kenzi stop, Pak seharusnya Bapak, mengusir anak Bapak ini yang sudah menghalangi pernikahan kita, ingat Pak di sini kita juga mempunyai anak, jadi hak aku dan istri Bapak sama!" teriak Anya yang tidak ingin kehilangan momen sakralnya di saat Kenzi mulai menunjukkan sebuah bukti-bukti kecurangan dirinya.
"Kau keterlaluan Anya, bisa-bisanya kau menyuruh orang rendahan seperti itu untuk meniduri istri saya, lancang sekali kamu!" desis Dion.
"Tidak Pak, itu semua akal-akalan anak Bapak, Bapak tahu sendirikan bagaimana hasutan ibunya," ucap Anya.
"Jaga mulut anda Mama tidak pernah mempunyai pikiran licik seperti anda," timpal Kenzi.
"Pak, ayolah jangan pernah mempercayai dia, anak Bapak memang tidak suka melihat Bapak bahagia maka dari itu dia menggunakan cara untuk memfitnah saya sekeji itu," ujar Anya.
"Fitnah! Apa Papa masih bisa membedakan fitnah dan kebenaran, kalau masih bisa berarti otak Papa masih berfungsi dengan baik, dan itu dari tadi perempuan ini menyebut kata anak, coba saja Papa buka surat ini," titah Kenzi terhadap papanya itu.
Dion hanya manut saja dengan perasaan yang sudah kalang kabut akhirnya dia membuka sendiri surat pernyataan dari dokter tersebut bahwasannya saat ini calon istrinya itu tengah mengidap penyakit gangguan pada kandungannya sehingga membuatnya sulit untuk hamil, dan hal ini menjadi tamparan keras untuk dirinya.
Saat ini mata Dion begitu memerah ketika tahu surat pernyataan dari dokter tersebut dan lagi-lagi Anya mulai menyangkalnya meskipun seribu bukti kesalahannya sudah ada di depan mata akan tetapi perempuan itu begitu berani untuk mengatakan kalau ini semua merupakan akal-akalan dari Kenzi yang memang tidak menyukai dirinya.
"Tidak Pak, aku harap Bapak percaya kalau saat ini aku sedang hamil anak Bapak," ucap Anya yang mulai meyakinkan hati Dion, akan tetapi pria itu sekarang sudah mulai berpikir, bahwasannya tidak mungkin Kenzi memiliki niat jahat, dan memang sedari kecil anaknya itu di karuniai kecerdasan dan keberanian dalam hal apapun, maka dari itu Dion begitu percaya dengan anaknya itu.
"Aku lebih percaya dengan anak ku Anya, aku pikir kau tahu batasanmu ternyata semakin ke sini kau semakin berbuat licik bahkan kehamilan Sonia itu semua kamu yang memulainya sehingga diriku menuduhnya yang tidak-tidak, kau jahat Anya ... Jahat!" bentak Dion.
Sedangkan saat ini keluarga Anya begitu bingung dan tidak terima dengan kehadiran Kenzi yang datang sengaja ingin memalukan anaknya itu.
"Kau, masih kecil tapi sudah bisa menyusun fitnahan terhadap anakku, anakku dari dulu tidak pernah aku ajarin untuk berbohong, dan kau datang seolah anakku ini menjadi penjahatnya, padahal penjahatnya itu kamu sendiri yang iri melihat kebahagian anakku yang begitu di sayang oleh papamu!" kecam ibunya Anya.
"Maaf Nek, aku tidak memfitnah, Nenek lihat saja." Kenzi mulai menelpon nomor baru yang sedang menelpon ibunya tadi.
Dan dari sini semua orang mulai tertuju dengan suara handphone yang berdering dari dalam tas Anya yang begitu nyaring.
"Kau menelpon siapa!" bentak ibunya Anya.
"Menelpon nomor handphone anak Nenek," sahut Kenzi dengan enteng.
"Untuk apa kau menelpon nomorku?!" tanya Anya dengan nada tingginya.
"Stop kau membentak anakku," cegah Dion.
"Anak Bapak uang susah membuat kegaduhan," sahut Anya tidak terima.
Saat ini Anya begitu pusing dengan bunyi handphone yang berbunyi terus, dan mendesaknya untuk segera mengangkatnya.
"Hah! Bukannya ini yang menelpon istrinya, Bapak, dari sini Bapak tahu kan siapa yang suka ganggu," adu Anya yang masih sempat menyalahkan orang lain.
"Ini handphone Mama yang sengaja aku bawa untuk membongkar kejahatanmu lagi, silahkan kamu mengelaknya, tapi di sini ada semua bukti yang sudah aku simpan dan kamu tidak bisa menghapusnya karena percuma semua bukti chat foto sudah aku screenshot semua," ujar Kenzi dengan enteng.
"Pa, coba lihat pesan dan kiriman foto menjijikkan ini yang di kirim oleh perempuan yang Papa cintai itu, dan Papa harus lihat riwayat telepon kalau perempuan Papa yang mengganggu Mama duluan, dan di sini aku hanya berusaha membersihkan nama Mama saya yang sudah di rusak oleh anak anda dan juga keluarga anda ini," ujar Kenzi lalu mulai meninggalkan tempat.
Kenzi pun mulai pergi meninggalkan papanya yang saat ini tengah diliputi oleh amarah, Dion tidak pernah menyangka kalau kebahagiaan yang sudah dia rajut bersama dengan gadis muda pilihan hatinya itu akan berakhir luka seperti ini, bahkan saat ini yang terlintas dibenak pria itu hanya rasa bersalah yang selama tiga tahun terakhir ini sudah mendiamkan istrinya begitu saja.
'Sonia maafkan aku,' batik Dion berkecamuk.
"Bapak, itu semua tidak benar tolong jangan pernah membuatku malu dihadapan keluargaku," pinta Anya.
"Tidak Anya aku tidak akan memaafkan kejadian ini, tindakanmu itu sudah termasuk keji, bukan hanya memfitnah istriku akan tetapi kau sudah menculik anakku, masih untung kau tidak aku masukkan ke penjara, dan yang paling aku benci kau memperlihatkan kemesraan kita foto telanjang kita dihadapan istriku apa kau tidak malu," tegas Dion.
"Itu semua karena aku sangat mencintaimu Pak, tolong jangan batalkan pernikahan ini," pinta Anya sekali lagi.
"Iya Nak, saya mohon jangan batalkan pernikahan ini," imbuh Ayah Anya.
"Maaf Pak aku sudah tidak bisa anak Bapak terang-terangan menipuku dengan membuat berita kehamilannya sendiri," tolak Dion.
Saat ini Dion dan asisten pribadinya mulai keluar meninggalkan rumah Anya, akan tetapi wanita itu tidak tinggal diam karena merasa kesal dan malu perempuan itu nekad mengambil sebuah pot bunga berukuran sedikit kecil dan langsung di layangkan tepat mengenai kepala Dion.
"Bluugh .....," pot tersebut melayang sempurna di kepala Dion.
semangat thor...