NovelToon NovelToon
Kisah Klasik Pernihakan

Kisah Klasik Pernihakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / CEO / Cinta setelah menikah
Popularitas:695
Nilai: 5
Nama Author: 123123tesmenulis

Lanjutan kisah Cinta Simon Dan Maria di Kisah Klasik Remaja. mau baca dulu silahkan biar ga bingung hehe..

kisah kehebatan Simon sang CEO dan Hacker Cantik Jenius bernama Maria.

mereka adalah pasangan suami istri yang masih muda.

Menikah di usia muda tentu saja menjadi tantangan tersendiri, apakah pernikahan mereka selalu berjalan bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

oleh oleh dari Bali

"Bukankah Papa sudah bilang titip Simon dan Maria jika ada Widya Raff?" ucap Briyan saat Raffi dan dirinya berbicara 4 mata.

Raffi menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"maaf aku ga kepikiran sampai sana pa.. Tapi aku berani jamin kalau Simon sama sekali ga ada perasaan apa apa sama mba Widya. Dia melakukan nya murni karena ingin mba Widya merasa nyaman bekerja dengannya. Tapi yang aku sayangkan adalah Simon seolah lupa pada Maria hingga menyakiti Maria sedalam itu" jelas Raffi.

"Widya memang pandai meraih simpati semua orang. Itu yang dulu papa khawatirkan dan ternyata memang kejadian. semuanya gara gara papa. Andai papa tak memberikan Widya mungkin anak papa tak akan tersakiti" Briyan menghapus air matanya. Bayangan Maria yang meringkuk dan menangis di pelukan Sofia kembali menghantui nya.

"pa, bukan kah papa selalu bilang kalau apapun yang terjadi pada seseorang adalah kehendak dari Allah? Maka entah itu ujian ataupun kebahagiaan hendaklah kita menanggapinya dengan tidak berlebihan?"

"mungkin ini ujian bagi rumah tangga mereka pa.. Agar mereka lebih kuat. Aku yakin Maria kuat, begitu juga dengan Simon.. Papa sendiri kan yang melakukan tes kepadanya dan dia berhasil melewati semuanya dengan sempurna?"

Briyan mengangguk,

"ya Raff, papa harap memang begitu. Titip Simon, dia pasti juga tersakiti dengan kejadian ini"

Raffi mengangguk.

"aku bahkan selalu ada disampingnya walaupun aku sangat kecewa padanya pa.. Melihat dia juga kecewa pada dirinya sendiri membuat aku bahkan tak punya kesempatan untuk mengungkapkan kekecewaanku.."

"Raff.." Simon memanggil Raffi lalu menghambur kepelukannya.

"sorry, guee..."

"its okay, gue tau seberapa lo sayang dan cinta sama Maria.."

Simon kembali menangis,

"maaf pa, maaf Raff aku udha ngecewain kalian"

Briyan menepuk pundak sang menantu.

"kita perbaiki bersama sama okay. Papa juga minta maaf, ga seharusnya papa membawa Widya ke rumah tangga kalian.."

Simon mengangguk,

****

Sudah 3 hari Maria pulang ke rumahnya, kembali menjalani rutinitasnya sebagai seorang istri dari CEO Sahid Grup yang juga mempunyai beberapa perusahaan rintisan pribadi. Selama itu pula hubungannya dan Simon dingin sedingin es. Tak ada kata kata mesra, romantis apalagi hubungan suami istri. Maria enggan menatap Simon bahkan shalat berjamaah pun tak pernah mereka lakukan lagi walaupun Simon selalu meminta Maria untuk shalat bersama, namun Maria selalu punya alasan untuk menolaknya.

Simon tidak dapat melakukan apa apa selain pasrah dengan keadaan. Apalagi Briyan dan Sofia memintanya untuk mengikuti alur yang akan Maria ciptakan asal bukan perceraian.

Mereka (kedua orang tua Maria) sudah membujuk Maria agar memaafkan Simon karena biar bagaimanapun ini adalah ujian rumah tangga mereka. Dan Maria sadar akan hal itu, namun Maria selalu bilang kalau dia butuh waktu untuk berdamai dengan semua ini. Menerima kenyataan bahwa, bukan hanya dia wanita satu satunya yang bisa membuat suaminya tertawa apalagi merencanakan masa depan. Yaa walaupun itu hanya sebuah obrolan namun tetap saja Maria merasa sakit hati.

Malam hari ketika kepulangan Maria, Maria bahkan meminta untuk pisah kamar, namun Simon menolak. Dia tak ingin ada pisah ranjang, dia berjanji tak akan meminta apapun kepada Maria.

“Aku udah maafin kakak, tapi maaf, aku juga butuh waktu untuk maafin diri aku sendiri..”

“Kamu ga salah apa apa semuanya salah aku, aku mohon jangan begini..” pinta Simon memelas malam itu.

“Kalau kakak keberatan biar aku yang tidur dikamar tamu” ucap Maria,

“Ga. sekali aku bilang engga tetap engga!” ucap Simon tegas.

Akhirnya mereka tetap tidur satu kamar walaupun dengan kondisi hubungan yang dingin.

Selama 3 hari itu juga sinar di wajah keduanya redup. Baik Simon dan Maria tak ada gairah untuk sekedar tertawa maupun bercanda. Yang satu menyesali semua perbuatannya dan yang satu terus menyalahkan diri karena menjadi istri yang tak sempurna. Sehingga suaminya mencari kesempurnaan pada wanita lain.

Hari ini ada rapat eveluasi rutin dari CC fashion dimana mengharuskan mereka berdua hadir, Maria sedang melamun sambil memikirkan alasan apa yang bisa membuat dia tidak hadir dalam acara itu.

“Sayang kamu belum siap siap?” tanya Simon ketika melihat istrinya hanya diam melamun di kursi kerjanya.

Maria menggeleng

“Aku aga ga enak badan, boleh kan kalau aku ga ikut?” tanya nya tanpa menatap mata Simon.

Simon meletakkan tangan di dahi sang istri lalu menghela nafas

“Baiklah, kamu istirahat aja” ucapnya, memberanikan diri mencium kening Maria.

Maria hanya mengangguk pelan dan menuju kasurnya lalu merebahkan dirinya.

“Mau aku beliin sesuatu?” tanya Simon, lagi lagi memberanikan diri mengelus pipi Maria, tak ada penolakan untungnya.

“Ga usah kak, aku mau tidur aja” Maria menjawab pelan lalu mengangkat selimut sampai ke dadanya.

Lagi, simon menghela nafas, tatapan Maria tak hangat seperti dulu dan itu sangat mengganggunya. Maria selalu tersenyum padanya, namun hanya senyuman tipis yang bahkan tak sampai ke matanya.

“Aku bener bener nyasel Mar, maafin aku.. Aku harap hubungan kita akan kembali seperti dulu” ucapnya lalu mengecup kening Maria,

Maria hanya mengangguk pelan. Seperti biasanya.

Simon beranjak.

Dia lalu menelpon Raffi dan menanyakan posisinya.

“Hm.. gue udah siap kok..”

“...........”

“Ya” klik sambungan terputus

Sepeninggalan Simon Maria kembali menangis dalam diam. Rutinitas yang selama 3 hari ini selalu dia lakukan ketika Simon sudah berangkat bekerja.

Maria tak pernah kemana mana. Hanya di rumah dan menciptakan banyak hal, dari mulai aplikasi, desain dan lainnya. Semua urusannya di luar rumah di handle sama Clara selaku asistennya.

Maria bangkit ketika mendengar suara bel rumahnya.

“Paket mba” ucap sang kurir.

Maria ingat dia mempaketkan barang baranya yang dari Bali dan ternyata paket tersebut baru sampai.

“Ya mas, silakan susun disana saja” jawabnya singkat.

Sang kurir mengeluarkan barang barang yang sangat banyak itu,

Setelah selesai menurunkan barang barang tersebut, Maria memberikan tips kepada sang kurir dan mengucapkan terimakasih.

Dengan mata berbinar dia menelpon kedua ibunya untuk datang kerumah.

Selang 1 jam kemudian, Lia dan Sofia datang berbarengan bersama supir pribadi Lia.

“Wahh apa ini sayang?” tanya Sofia antusias.

“Paket!!” ucap Maria riang

“Aku beli banyak oleh oleh buat mama Sofi dan mama Lia. ayo kita buka” ucap Maria antusias

Lia dan Sofi mengulum senyum melihat Maria begitu antusias dan ceria menunjukan bungkusan demi bungkusan kepada mereka.

“Gimana ma? Bagus gak? Tanya maria ketika memperlihatkan jam tangan mewah untuk sang mertua

“Ini indah banget sayang..” ucap Lia tersenyum penuh terimakasih

“Jadi kemarin kamu kemana?” tanya Sofi

Maria mengulum senyum

“Bali..”

“Really?” tanya Lia tak percaya, tenyata menantunya tak pergi terlalu jauh.

Tau gitu mungkin disusul juga bisa batinnya

“Yeahh.. Ga mungkin aku ke luar negeri ma. Belum ngurus pasport dan lain lainnya ribet”

“Yahh nice choise, jadi ngapain aja selama disana?” Sofia tertawa pelan sambil mencubit pipi anaknya.

“Kuliner, traveling dan shoping!” jawabnya berbinar

“Papa kamu khawatir banget lohh sayang, apalagi kamu belum pernah pergi sendiri. Apa apa diurusin sama Clara dan Luna..” ucap Sofia nadanya lembut seperti biasa. Seolah Maria tidak melakukan kesalahan apapun

“Terbiasa diurusin bukan berarti aku ga bisa ngurus diri aku sendiri kok Maa.. nihh buktinya, aku happy abis dari sana. Oleh oleh ku banyak kan?” ucapnya bangga

Lia tertawa lagi. Menantunya memang aga lain

“Jadi uang yang Aldo kirim kamu beliin ini semua?”

Maria mengangguk

“Mama tau ga? Saking asyiknya belanja aku ga liat harga dan saldo. Pernah di sebuah toko perhiasan saldo aku habis. Malu banget deh rasanya”

Oh ya? Jadi karena itu juga kamu telpon Aldo lagi dan minta uang?” Lia menyambut cerita Maria dengan antusias,

Maria mengangguk mengerucutkan bibirnya.

“Aldo sampai nginep disini selama kamu disana loh sayang..”

“Aku tau ma, makanya aku ga nelpon nelpon dia selain karena urgent” sahut Maria pelan.

“Aldo bilang sama kamu?” tanya Lia

Maria menggeleng

“Engga Ma, tapi baik aku maupun Mas Aldo akan saling bisa tau lokasi kami kalau kami menghendaki.”

“Tapi kemarin Aldo sama sekali ga bisa tau lokasi kamu katanya, apa dia bohong?”

Maria menggeleng lagi

“Engga ma, dia ga bohong. Aku emang mensetting lokasi leptop biru aku menjadi lokasi ponsel aku, dan ponsel aku ada disini jadi segimana papa nyari hacker buat cari lokasi aku, maka hasilnya tetep di kamar ini..” jelas Maria

Sofia menghela nafas

“Jangan begini lagi ya sayang.. Mama khawatir lohh..”

“Tapi aku bilang kan ma kalau aku….”

“Baik baik aja” cicit Maria, suaranya sudah berubah menjadi Parau.

“Kalau baik baik aja kenapa harus pergi?” ucap Sofia mengelus pelan kepala anaknya.

Maria menunduk

“Aku cuma ga bisa berpura pura lagi dihadapan kak Mon.. hati aku….” Maria mengambil nafas sedalam dalamnya

“Hati aku sakit banget karena bahkan kalau pulang kerja pun dia selalu ngobrolin perempuan lain…” jelasnya,

“Sayangg…” Lia menghambur memeluk Maria,

“Maapin anak Mama.. dia tidak sadar kalau itu menyakiti kamu begitu dalam..”

Maria menangis lagi, membahas masalahnya dengan Simon hanya menyiram lukanya yang belum kering dengan air garam. Pedih

“Its okay, ga apa apa kalau sekarang hati Maria masih sakit, tapi bukan berarti Maria ga maapin suami Maria kan?” ujar Sofia Maria hanya mengangguk dalam pelukan kedua ibunya tersebut

“Maaf Maria bikin mama dan papa malu karena melakukan hal ini..”

“Its okay nak.. Its okay.. Sekarang, apa yang bisa membuat hati Maria lebih baik?” Lia mengurai pelukannya.

“I think ngoding siang malam?” Maria mengerling.

“Really? Kamu ga mau shoping lagi?” Lia menatapnya tak percaya

Maria menggeleng

“Selama di Bali aku pergi pagi pulang malam untuk shopping, uang dari kak Mon juga sampai habis semua padahal aku liat nominalnya lebih dari yang mas Aldo kasih.. Semoga allah mengampuni hambanya yang boros kemarin”

“Hahaha.. Ya baiklah.. Nanti mama mintain izin Maria untuk ngoding..”

“Beneran ya Maa..?” ucap Maria, Sofia tersenyum dan mengangguk.

“Mama nginep disini yaa?” pinta Maria manja

Sofia dan Lia saling pandang

“Ajak papa boleh?” ucap keduanya berbarengan

Maria mengangguk

“Baiklah.. Mama telpon papa dulu kalau begitu..”

1
kalea rizuky
menyembuhkan hati ya cerai lah suami uda selingkuh males bgt
kalea rizuky
novel mu uda bagus cm maria nya kesannya menye2 bisanya nangis doank jd males Thor coba aja dia ngajuin cerai nah lebih baik
kalea rizuky
males bgt pasti nanti gt lagi skip lah pantes gk ada. like maria kecintaan bgt terkesan bloon pdhl pinter anak orang kaya kesannya kek bisa di injak2 thor
kalea rizuky
itu uda termasuk selingkuh mengabaikan istri demi janda maria mending cerai aja deh
kalea rizuky
males klo balikan Thor. laki itu udah selingkuh secara g langsung lo
kalea rizuky
emang tolol ngasih jalan ke pelakor dasar bodoh
kalea rizuky
suami bloon pergi aja minta cerai sekalian
kalea rizuky
keren kok g da like
kalea rizuky
bubah alfian kah yg make up in hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!