pernikahan yang terjadi karena kebaikan seorang laki-laki yang ingin menyelamatkan teman perempuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal
Gadis itu sedang duduk merenung di teras rumahnya. Kepalanya menengadah menatap hamparan bintang yang kelap kelip di langit malam itu. Setiap melihat bintang, gadis itu tersenyum, membayangkan kedua orang tuanya yang terlihat sangat indah diatas sana. Sambil berharap, gadis itu juga berdoa untuk kedua orang tuanya yang lebih dulu pergi sejak ia kecil. Kini, gadis kecil itu sudah tumbuh dewasa dan mandiri. Di usianya yang genap dua puluh tahun, gadis itu menjalani hidup dengan baik didampingi paman serta bibi dari keluarga mendiang sang ayah.
Airin Isabelle namanya, gadis berparas cantik yang kini sedang menghapus bulir air mata dikedua sudut matanya. Ia tidak kuasa jika sudah membayangkan kedua orang yang sangat ia rindu dan ia cintai. Airin terus mengingat kenangan masa kecil bersama mereka. Dan Airin sangat berharap kelak kedua orang tuanya akan bangga dan bahagia telah memiliki seorang puteri sepertinya, meski hanya melihatnya dari atas sana.
Airin menghela nafas panjang, ia segera bangun dan beranjak kedalam kamarnya. Ia harus segera tidur karena besok harus melanjutkan rutinitas seperti biasanya.
•••
Lima jam telah berlalu, Airin sudah menyelesaikan mata kuliahnya. Bersama sahabatnya Vina, Airin berjalan menuju kantin untuk menikmati makanan ringan dan minuman dingin kesukaannya. Keduanya asik berbincang, membahas segala hal yang menimbulkan gelak tawa hingga membuat Airin tersedak minumannya.
"Eh, Rin, Rin?." Vina menyikut Airin, kedua matanya fokus menatap kearah laki-laki yang berjalan seorang diri memasuki kantin
Airin pun membalas seruan Vina sambil terus menyeruput minumannya, "Kamu kenal nggak sama cowok itu?."
"Yang mana?." Airin mengedarkan pandangan, matanya menyipit kearah satu-satunya laki-laki yang terlihat dikantin saat itu
"Oh? Adrian?."
Vina menjerit saat Airin menyebut nama sosok itu, membuatnya tersentak seketika, "Kenapa, sih?."
"Kamu kenal dia, Rin? Kok bisa?."
"Kenal. Waktu SMA aku satu sekolah sama dia."
"Tapi gak akrab, sih." Jelas Airin
"Hmm." Vina mengangguk paham, "Keliatannya dia baik, ya."
"Iya, setau aku, dia orangnya emang baik."
"Terus, terus, apalagi yang kamu tau? Ceritain dong, Rin." Tanya Vina yang semakin penasaran
"Apaan sih? Aku gak begitu kenal, Vin, haha."
"Yang aku tau, dia juga tegas, bertanggung jawab, karena dia mantan ketos."
"Ha? Mantan ketos juga? Wah, pantesan ya. Auranya itu loh, berkharisma, hahaha."
"Gak sia-sia aku naksir dia."
"APA?." Airin tersentak sekali lagi, tatapannya membulat menatap sahabatnya itu
"Coba ulangin?." Pinta Airin
"Hehe, iya, Rin. Jujur aku naksir sama dia dari jaman maba."
"Pandangan pertama, gitu?."
"Iya! Sumpah, naksir berat."
"Ha? Kok kamu nggak pernah cerita, sih?." Tanya Airin yang kini penasaran, tangannya pun berpindah menopang dagu
"Hehe, aku malu, Rin. Selama ini aku cuma mengagumi Adrian dari jauh aja, gak berani ngajak kenalan apa lagi deketin dia..."
"Aku insekyur mau deketin dia."
"Loh, kenapa insinyur?."
"Insekyur, Airin. IN-SE-KYUR".
"Haha, iya iya. Bercanda kok..."
"Yaudah kalo gitu sekarang kamu deketin dia. Tenang, aku dukung."
"Hmm, berat, Rin. Saingannya banyak..."
"Aku tau kok, banyak yang naksir juga sama dia. Bener kan?."
"Ya, bener sih." Airin mengangguk setuju, harus ia akui sosok Adrian memang salah satu mahasiswa yang banyak menarik perhatian, sama hal nya saat mereka SMA, jabatan ketua OSIS yang disandang oleh Adrian saat itu, membuatnya menjadi siswa dambaan dari kebanyakan siswi disana.
"Tapi kenalan dulu kan gak apa-apa, Vin. Temenan gitu?."
"Ayo, aku temenin kalo mau kenalan sama dia." Airin bangun dari tempatnya dengan semangat
"Nanti dia pergi, lho." Sambung Airin sambil memperhatikan Adrian yang sedang membayar minumannya
"Tapi, Rin? Aku-"
"Udah. Ayo!."
Airin melenggang terlebih dulu, meninggalkan Vina dan berencana menahan langkah Adrian yang hendak meninggalkan kantin,
"Minimal aku bantuin Vina buat kenalan dulu, sisanya terserah Vina."
"Adrian?!." Panggil Airin dari belakang, membuat sosok itu berhenti dan berbalik kearahnya
"Ya?..."
"Airin?."
Airin terbelalak saat Adrian menyebut namanya, "Eh? kamu tau aku, ya?."
"Ya, tau. Bukannya lo alumni Tunas Bangsa juga? Kita seangkatan, kan?."
"Ah? Haha, iya, seangkatan." Airin mendadak canggung, tangannya pun reflek menggaruk tengkuk
"Ada apa?."
Pertanyaan Adrian membuat Airin hening sejenak sebelumnya menyadari sesuatu, "Oh, iya, temen aku mau kenalan sama kamu."
"Temen?..."
"Yang mana?." Adrian sedikit celingukan mencari sosok yang dimaksud Airin
"Ini..." Telunjuk Airin perlahan turun saat sosok Vina tidak ada dibelakangnya
"Lho? Vina?
"Kok gak ada?."
"Nggak ada siapa-siapa?." Adrian menatapnya heran, sosok yang ditunjuk Airin tidak ada disana
"Iya, ya. Harusnya dia ada disini..."
"Yaudah, mungkin lain kali, aja? hehe."
"Sumpah, malu banget."
"Ya, terserah." Adrian pun pergi meninggalkan kantin,
-----
Haaayyy guys...
selamat datang di novel pertamaku di akun baru hehehe
udah berapa tahun ya aku nggak nulis lagi? Maklum, lagi sibuk sama keluarga
Jujur udah kangen banget nulis cerita cerita lagi, tapi sayang akun yang dulu udah gak bisa dipake, terpaksa bikin akun baru deh
Next aku upload chapter selanjutnya ya,
Jangan lupa klik love, dan tinggalkan jejak lainnya
Terimakasih banyak ♥️♥️♥️♥️
🧑 gak
👧aku cium y
🧑 ok
sumpah ini mereka knpa siihh 😭😭 mood bgt bacanya