NovelToon NovelToon
Takkan Kubiarkan Kamu Menderita

Takkan Kubiarkan Kamu Menderita

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rosida0161

Riska memerintahkan orang untuk menghilangkan Laila seorang chef yang dari Jakarta karena dicintai oleh Arya Semana pimpinan perusahaan. Selain itu orang tua Arya Tuan Sultan Semana menolak Laila karena memiliki ibu dengan riwayat sakit jiwa .. Namun muncul Lina kembaran Laila yang menyelamatkan Laila dari Riska

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Undangan Makan Malam

"Maaf ya kalau sempat aku kenakan sambil menunggu ada yang mencari cincin ini ke danau, karena aku kenal baik pak tua yang menjaga danau,"

"Nggak apa, jadi ini harus kutebus berapa?"

"Nggak perlu, asal jangan dibuat nimpuk kepala orang saja," tersenyum Laila.

"Baiklah cincin ini akan kujual dan uangnya kuserahkan ke badan amal saja," ujar Arya, laku dia menghubungi Rudy, "Rudy bisa ke restaurant RGS ada tugas untukmu " selain sahabat, Rudy juga asistennya Arya.

"Sambil menunggu pak Rudy bagaimana kalau saya ambilkan seiris cake rasa anggur yang menghangatkan,"

"Siapa berani menolak," tertawa Arya Semana.

Laila meninggalkan Arya Semana untuk mengambil cake rasa anggur. Lalu kembali membawa dua wadah berisi masing-masing satu iris cake yang dijanjikan tadi pada Arya Semana.

Dua wadah dua iris satunya untuk Rudy disertai secangkir capucino late panas.

"Nah silahkan Pak Semana," diulurkanya satu wadah yang berisi satu iris cake warna kecoklatan bergaris ungu pertanda warna anggur.

"Terima kasih," ujar Arya Semana.

"Nah yang ini untuk Pak Rudy," ujar Laila yamg juga sudah mengenal Rudy saat mereka ditraktir Arya Semana bersama Joni dan Tony.

Tak lama kemudian Rudy datang dan langsung menikmati satu iris cake serta

Capucino late.

"Rudy tolong kamu urus ini cincin dijual saja di pusat Berlian lalu uangnya kamu serahkan pada beberapa badan amal atau panti asuhan," ujar Arya Semana pada Rudy, "Nggak pake seharian ya, setelah selesai langsung balik ke kantor nanti sore temani aku ketemu klien,"

"Oke siap jalankan perintah," ujar Rudy.

Laila dapat bernapas lega tentang cincin berlian yang sudah kembali pada pemiliknya. Namun bagi Arya Semana memiliki nilai lain terhadap chef di restaurant milik orang tuanya itu.

Dia sangat terkesan pada sikap Laila. Mulanya dia sudah ikhlas cincin yang pernah diberikan pada Indriana menjadi milik Laila tanpa gadis itu tahu siapa yang membuangnya.

Padahal kalau mau kan bisa dijual. Hasil penjualan cincin itu tak sedikit, tapi Laila justru memilih membuat pengumuman di media. Makanya Arya muncul dan mengakui cincin itu miliknya walau tak lagi menginginkannya, semata mata khawatir ada yang mengakui dan jika diuangkan khawatir disalahgunakan.

Satu lagi nilai positif di hatinya tentang gadis yang akhir akhir ini mulai diperhitungkannya.

"Ngomong-ngomong kok bisa ya cincin yang kau buang itu ada di tangan Chef Laila," ujar Rudy saat bersiap mendampingi Arya Semana bertemu klien.

"Ya namanya juga kejadian bisa saja," jawab Arya Semana, "Tapi aku harus beri dia konpensasi, nih,"

"Sebagai upah menemukan cincin?"

"Kalau itu dia nggak mau,"

"Lalu?"

"Sebagai tanda minta maaf karena kulit kepalanya waktu itu sempat lecet terkena lemparan cincin yang kulempar ke danau dengan emosi, kebetulan saat itu Laila ada di tepi danau lagi mau ambil bunga teratai,"

"Oh belikan saja sesuatu yang bisa membuatnya senang," usul Rudy tanpa merinci apa yang membuat Laila suka.

"Ya tapi apa, Bos," ujar Arya Semana.

"Ya juga ya, coba deh kamu pikir Bos,"

"Dasar kau ini," sungut Arya Semana.

"Atau begini saja aku akan mengajaknya makan malam,"

"Di restaurant tempatnya bekerja?"

"Tentu No dong,"

"Nah makan malam romantis," goda Rudy.

"Masa iya,"

"Boleh dong kan sama-sama single, selanjutnya terserah Anda berdua.

"Kamu tahu darimana dia single?"

"Berharap saja," tertawa Rudy.

"Ah sudah aku mau hubungi dia dulu ..." Arya sudah bersiap menghubungi Laila, tapi langsung dicegah oleh Rudy.

"Jangan amnesia deh kamu kita mau ketemu klien malam ini,"

"Oh ya," garuk garuk kepala Arya Semana, "Tapi nggak apa aku mau ngajak dia makan malam untuk besok, jadi biar dia nggak lembur,"

"Boleh juga,"

"Makan malam?" Laila menerima undangan makan malam dari Arya merasa heran.

"Ya besok malam aku tunggu sebagai tanda simpati dan permintaan maafku karena telah melakukan kekerasan sampai kepalamu sempat lecet," lalu menyebut nama restaurant serta alamatnya, "Nggak terlalu jauh, kan dari tempat tinggalmu, mungkin tiga puluh menit perjalanan, ya "

Kalau sudah begini apalagi yang harus dikatakan kalau bukan menjawab 'Ya'

"Oke sampai besok malam," hubungan telepon terputus dan Laila besok harus pulang tepat waktu ke rumah, karena sebelum makan malam dengan Arya Semana harus menyediakan waktu untuk mengobrol dengan ibunya yang sudah berangsur pulih kesehatannya sepulang dari rumah sakit jiwa tempo hari. Begitu menurut dokter Hasan, selain makanan yang sehat dan cukup gizinya dorongan kepercayaan sangat penting, yaitu secara rutin mengajaknya berdialog.

Bagi Arya Semana penerimaan Laila untuk makan malam bersama dirinya adalah yang sangat membuatnya bahagia.

Kok aku senang ya Laila mau makan malam denganku?

"Kenapa kamu nggak jemput dia besok malam?" Tony yang dapat bocoran dari Rudy langsung tanggap.

"Terlalu resmi kesannya, takutnya dia nggak gitu suka, Laila tuh kayaknya terlalu mandiri kalau kulihat, sih, kehidupan mengajarinya demikian," ujar Arya Semana.

"Wah type cewek kuat itu," ujar Tony.

"Benar," Arya Semana senyum - senyum saat teringat perdebatan mereka pagi hari di dalam kamar.

Tampil anggun dengan dress di bawah betis, serta berkrah setengah shanghai terbuat dari bahan sutra warna pastel, Laila tampil beda malam ini. Wajah manisnya hanya dipoles tipis krem serta lipstick warna bibirnya. Sedikit sentuhan blush on warna natural di kedua pipinya penampilannya membuat Arya Semana sesaat menatap lekat.

"Wah cantiknya anggun ..." gumam lelaki itu langsung menarik kursi untuk Laila.

Lalu Arya Semena duduk di kursi yang berseberangan dengan Laila. Sesekali Arya Semana mencuri pandang pada Laila yang tampak tenang menikmati hidangan yang tersaji.

Jangan keburu senang Laila makan malam ini hanya sebagai rasa terima kasih karena kamu sudah mengembalikan cincin pertunangannya dulu dengan Indriana. Dan sebagai konpensasi kepalamu yang lecet kena lempar cincin.

Laila tak menggubris suara yang didengarnya tadi. Memangnya siapa yang kegeeran, aku juga tahu diri, batin Laila yang memang tak memiliki pikiran diluar kemampuannya untuk membuat lelaki segolongan Arya Perdana tertarik padanya.

"Terima kasih ya Pak Arya makan malamnya," ujar Laila.

"Apa aku ini sudah terlalu tua kok manggil Pak " tolak Arya Perdana, "Sudah bagus dan indah panggil aku Mas,"

"Oke Mas Arya," ujar Laila uang sengaja menyebut Pak barusan pada Arya Semana supaya ada jarak antara dirinya denhan lelaki itu, bagaimana pun itu bentuk peringatan dari dirinya dan untuk dirinya pula.

"Kan lebih enak kedengarannya," tersenyum Arya Semana.

Laila balas tersenyum.

"Selama berkarir di restaurant apa pernah merasakan jenuh atau ada semacam tekanan gitu?" Arya menikmati puding sebagai hidangan penutup makan malamnya.

"Jenuh karena kerja jelas nggak ada karena kerja di restaurant atau profesi chef memang panggilan jiwa, dan tekanan dalam pekerjaan

..." Laila tertawa, "Nggak ada karena pimpinan restaurant orangnya nyaman, memberi keleluasaan pada anak buahnya berimprovisasi, pokoknya kami tim yang kompak ..."

"Wah hebat juga ya ..."

"Jangan lupa aku masuk di RGS sejak aku masih kuliah ya istilahnya magang gitu ..."

"Sudah begitu menyatu dengan restaurant kalau gitu ya,"

"Itu dia " angguk Laila.

Acara makan malam selesai dan mereka berjalan bersisian keluar dari restaurant. Tiba-tiba ada yang menarik tangan Laila.

Laila menoleh begitu juga dengan Arya Semana.

"Hei kau ternyata di sini lacur.betina ..." laki-laki itu tertawa masih memandang pada Laila.

Karena merasa tak nyaman tangan Laila reflek memegang pergelangan tangan Arya Perdana.

1
🥔Potato of evil✨
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
Rosida0161: oke terima kasih sudah baca
total 1 replies
Eirlys
Ngangenin banget ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!