Bosku Buaya Darat

Jessy meronta saat Chris membawanya dengan menggendongnya keluar dari aula.

"Mina!" panggilnya pada Mina.

"Jess!" Sementara Mina di hadang Jordy saat gadis itu akan mengejar Jessy.

"Tuan, bisakah kau turunkan aku?" ucap Jessy saat dia terus meronta namun Chris tak melepaskannya. "Tuan, temanku?"

"Jordy akan mengurusnya." Chris terus berjalan melewati koridor hingga dia tiba di sebuah kamar.

Jessy melihat sekitarnya. "Tunggu, Tuan. Kenapa kita kesini?" Chris mendudukan Jessy di sofa.

"Kau harus mengobati lukamu dulu." Jessy mengerutkan keningnya saat Chris memperhatikan tangannya yang memang merah.

Seorang pegawai hotel berjalan terpogoh- pogoh, lalu memberikan kotak obat pada Chris.

"Kemari!" Jessy membiarkan saja Chris mengobati lukanya, hingga pria itu selesai.

"Kau menolak mendampingiku hanya untuk mengacau di pernikahan orang lain?" Chris menutup kotak obat di depannya.

"Maafkan aku, Tuan. Ini tentang harga diri, pria itu menyakiti temanku."

Chris menghela nafasnya, wajah khawatir begitu nampak di wajahnya. "Kau tahu apa yang akan terjadi kalau aku tidak datang tepat waktu? Mereka mungkin akan menyakitimu. Lihat ini, tanganmu bahkan sampai merah. Bagaimana kalau sesuatu terjadi padamu!"

Jessy menunduk. "Aku tahu. Terimakasih, anda sudah menolongku," ucapnya.

Chris mengangguk dan mengusap tangan Jessy yang masih memerah. Entah kenapa dia merasa lega saat melihat luka Jessy tak terlalu serius. Meski dia juga masih kesal sebab ada yang berani menyentuh Jessy.

Jessy menatap Chris yang masih diam dan memperhatikan tangannya. Jessy ingat Chris memang akan menghadiri pesta di hotel yang sama. Namun dia tak menyangka jika pria itu akan menolongnya saat dia benar-benar terpojok.

Baguslah Chris mendengar Jessy saat dia meminta bantuannya. Bagaimana lagi pria- pria itu berbadan besar. Tentu saja Jessy dan Mina bukan tandingan mereka. Jadi dia harus merendahkan hatinya untuk memelas tadi.

"Tuan, bagaimana dengan pestanya?" tanya Jessy saat dia mengingat jika Chris datang untuk hal penting. Tapi pria itu justru masih duduk dan mengobatinya.

"Ada Charles yang mewakiliku."

"Maaf, karena aku kau membatalkan kehadiranmu."

"Tidak masalah. Kamu lebih penting, ayo aku antar pulang." Chris mengulurkan tangannya pada Jessy.

Sebelum menerima uluran tangan tersebut Jessy mendongak untuk melihat wajah Chris. Entah kenapa sejak tadi dia melihat pria ini terlalu mendominasi dengan wajah datarnya. Apalagi saat pria itu mematahkan tangan kedua bodyguard Leon. Nampak sekali jika Chris benar-benar marah. Dan Jessy tahu saat ini Chris sedang serius. Seperti inilah wajah Chris saat pria itu fokus bekerja, berbanding terbalik dengan wajah ketika dia merayu para wanita. Saking seriusnya Chris bahkan tak membiarkan kesalahan sekecil apapun.

Jessy menghela nafasnya andai dia tak tahu pria ini sedang mempermainkannya, mungkin Jessy akan mengira Chris benar-benar mengkhawatirkannya.

"Tuan, kau sudah makan malam?" tanya Jessy saat mereka dalam perjalanan pulang.

"Belum."

"Sebagai rasa terimakasihku, bagaimana kalau aku mentraktirmu?"

Chris menolehkan wajahnya pada Jessy. "Tentu."

....

Jika Jessy sedang dalam perjalanan pulang. Mina masih menatap tajam pria yang sejak tadi menghadangnya untuk mengikuti Jessy, dan kini justru mengikutinya keluar dari hotel.

"Apa maumu?" tanyanya dengan bersedekap dada, saat ini mereka ada di parkiran.

"Aku akan mengantarmu pulang."

"Tidak perlu. Pastikan saja Jessy tidak di apa- apakan pria itu!"

Jordy terkekeh. "Tenang saja, dia akan aman sampai tujuan. Chris adalah pria yang pengertian. Ngomong- ngomong, seperti itu penampilan Jessy saat di luar kantor?"

Mina menelan ludahnya kasar. Dia tahu penampilan Jessy saat bekerja berbanding terbalik dengan kebiasaan Jessy di luar kantor. "Bukankah dia melakukan penipuan selama ini?" tanya Jordy lagi. "Kau tahu penampilannya saat di kantor? Sangat kuno. Dan juga sangat angkuh. Aku kira dia bahkan tak pernah tersenyum. Aku rasa sangat tidak etis wajah jeleknya itu begitu angkuh. Tapi, ternyata dia sangat cantik, pantas memiliki keangkuhan itu."

Mina menatap tajam Jordy. "Kau jangan menjelekan Jessy di depanku, atau aku tendang kau. Lagi pula itu adalah syarat Jessy di terima kerja disana. Apanya yang penipuan." Mina menggerakkan kakinya hingga Jordy refleks memegang keperkasaannya. Tentu saja dia ingat bagaimana gadis di depannya ini menendang kemaluan pria pengantin itu.

"Baiklah, tapi aku benar-benar harus memastikan kau aman sampai di rumah. Atau Chris akan membunuhku."

"Kenapa Chris?"

"Tentu saja karena saat ini Jessy sedang bersamanya. Dan temanmu itu mengkhawatirkanmu."

Mina nampak berpikir, lalu mau tak mau dia menurut saat Jordy membuka pintu mobil untuknya. Bagaimana pun dia tak mau Jessy khawatir padanya.