NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17 Pertemuan Mendadak

Ke rumah orang tuanya hanya sebentar saja dan bahkan Aira tidak menginap. Aira yang kembali ke rumahnya duduk di lantai dengan laptop di atas meja. Aira yang terlihat menghitung sisa uang di rekening yang diberikan Arfandi yang mungkin salah satu rekening yang dimiliki Arfandi.

"Aku tidak mungkin mengembalikan rekening ini dengan tidak utuh," ucapnya.

Aira masih ada rasa gengsi dan malu, mungkin saja ketika dikembalikan setelah selesai menyelesaikan semua permasalahan keuangannya yang mungkin Arfandi akan bisa melihat berapa banyak yang keluar dari rekening itu.

Aira yang seketika mengambil ponselnya.

"Assalamualaikum!" jarinya begitu cepat mengirimkan pesan tersebut kepada Arfandi.

"Walaikum salam?"

"Ada apa Aira?"

"Hmm..." Aira yang tampak ragu mengirim pesan berikutnya bahkan sudah beberapa kali menghapusnya.

"Aira ada apa?" Arfandi sampai harus kembali bertanya.

Arfandi yang ternyata tidak sabaran yang menghubungi Aira.

"Bagaimana ini!" ucapnya yang seketika panik dan mau tidak mau Aira mengangkat telepon tersebut.

"Ada apa Aira?" tanya Arfandi lagi.

"Hmmm, begini aku ingin membahas soal uang yang kamu berikan padaku," ucap Aira yang tampak ragu-ragu.

"Kenapa? Apa uangnya masih kurang?"

"Bukan begitu!" Aira yang menjawab dengan cepat.

"Lalu?" tanya Arfandi.

"Arfandi, aku minta waktu sedikit lama untuk mengembalikan secara utuh. Aku sudah menyelesaikan semua permasalahan tentang keuanganku dan sisanya masih ada, tapi aku belum bisa mengembalikan kepada kamu. Aku ingin mengembalikan secara utuh seperti yang kamu berikan kepadaku. Jadi aku mohon minta waktu sedikit lama," ucap Aira yang akhirnya memberanikan diri untuk berbicara walau jantungnya sejak tadi berdebar dengan kencang.

Aira harus mendengarkan respon tertawa kecil dari Arfandi yang membuat Aira mengerutkan dahi.

"Aku pikir kamu menelpon ku entah masalah apa dan ternyata hanya itu saja," sahut Arfandi geleng-geleng kepala.

"Lalu bagaimana?" tanya Aira.

"Bagaimana apanya Aira. Aku hanya berniat untuk membantu kamu dan aku juga tidak pernah mematok kapan kamu harus mengembalikan atau meminta untuk mengembalikannya. Aku tahu kamu orang bertanggung jawab dan aku serahkan semua kepada kamu. Terserah cara kamu seperti apa Aira, asalkan hal itu tidak membuat kamu kepikiran," ucap Arfandi.

"Kamu tidak marah sama sekali?" tanya Aira.

"Untuk apa aku harus marah. Kamu jangan memikirkan masalah uang itu dan terserah kamu saja mau mengelolanya seperti apa dan mengembalikannya kapan," ucap Arfandi.

"Baiklah. Terima kasih Arfandi," sahut Aira tersenyum yang merasa lega.

"Hmmmm, kamu ada di rumah?" tanya Arfandi.

"Iya. Aku baru saja pulang dari rumah Mama," jawab Aira.

"Aira. Mama hari ulang tahun dan ada acara kecil-kecilan di rumah. Kamu mau aku jemput tidak, kebetulan aku juga sedang ada di luar baru saja mengambil pesanan kue," ucap Arfandi yang tampak ragu mengajak Aira karena takut ditolak.

"Hmmm, memang aku harus ikut. Aku bahkan tidak diundang," sahut Aira yang pasti merasa sungkan.

"Mama ulang tahun bukan seperti ulang tahun anak kecil yang harus ada undangannya. Kamu aku jemput ya," ucap Arfandi.

"Ya sudah kalau memang kamu mau jemput aku," jawab Aira yang tidak enak menolak ajakan Arfandi.

"Sampai jumpa nanti!"

"Assalamualaikum!" ucap Arfandi yang langsung menutup telepon tersebut.

"Menjemput ku. Lalu aku kira-kira harus memakai apa. Aku bahkan sangat malas untuk acara-acara seperti itu," ucapnya yang jadi pusing sendiri sampai menggaruk kepalanya.

****

Akhirnya Aira dan Arfandi sampai juga di kediaman Arfandi. Arfandi dan Aira sama-sama keluar dari mobil dengan Arfandi membawa paper bag yang berisi kue. Kepala Aira berkeliling melihat di pekarangan rumah Arfandi penuh dengan mobil-mobil mewah.

"Acaranya besar?" tanya Aira.

"Hanya teman-teman arisan Mama dan teman-temanku," jawab Arfandi.

"Teman-teman ku," gumam Aira.

"Ayo masuk!" ajak Arfandi. Aira mengangguk saja.

Saat mereka berdua memasuki rumah itu yang ternyata acara ulang tahun diadakan di taman belakang dengan nuansa outdoor di malam hari.

Sulastri yang tadi berbicara dengan salah satu teman arisannya ketika melihat Aira dan Arfandi langsung berpamitan pada temannya itu menghampiri kedua orang itu.

"Ya. Ampun Aira kamu datang juga ke acara ulang tahun Tante," ucap Sulastri yang selalu saja welcome.

"Iya Tante. Maaf Aira tidak membawa kado Karena Aira juga dikabari mendadak yang tidak sempat menyiapkan apapun," ucap Aira merasa tidak enak.

"Kenapa tidak membawa pesawat terbang saja," seloroh Sulastri.

"Tante bercanda. Dengan kamu hadir di acara ulang tahun Tante itu sudah merupakan hadiah yang paling besar. Kamu tidak pernah hadir di acara ulang tahun Tante soalnya," sahut Sulastri.

"Ini kue yang Mama mau," sahut Arfandi menyela omongan Aira dan Sulastri.

"Alhamdulillah akhirnya kue ulang tahun yang Mama inginkan ada juga. Aira Tante mau meletakkan kuenya sebentar, Kamu happy ya di acara Tante," ucap Sulastri dengan memegang tangan Aira.

Aira menganggukkan kepala.

"Arfandi, kamu bantu Mama sebentar untuk meletakkan ini pada tempatnya ya," ucap Sulastri.

"Iya. Ma. Aira aku pamit sebentar ya Kamu tunggu di sini aja," ucap Arfandi yang membuat Aira menganggukkan kepala.

Aira melihat di sekelilingnya yang memang terlihat lebih banyak ibu-ibu. Aira bahkan tidak melihat satupun teman kantornya di sana yang mungkin memang seperti apa yang dikatakan Arfandi hanya acara biasa saja.

"Aira!" Aira yang tiba-tiba ditegur membuat Aira menoleh ke sampingnya yang terlihat sepasang suami istri, bisa dikatakan sepasang suami istri karena wanita itu tampak mengandung dengan perut yang cukup besar.

"Kamu Aira bukan?" pria itu mencoba untuk memastikan. Aira melihat lama pria itu yang mencoba mengingat.

"Kamu ingat aku. Aku Bion, kita dulu teman satu kelas sewaktu SMA," ucap pria itu yang tak lain adalah teman akrab dari Arfandi yang memang sejak kecil mereka berteman dekat sampai SMA juga satu sekolah dan bahkan satu universitas.

"Oh. Iya aku ingat," jawab Aira yang terkesan sangat datar.

"Ya. Ampun Aira aku tidak menyangka bisa bertemu dengan kamu di sini. Kita sudah lebih dari 9 tahun tidak bertemu," sama seperti Arfandi yang ternyata Bion juga sangat excited bertemu dengan Aira, tetapi justru reaksi Aira hanya datar saja yang memperlihatkan senyum tampak terpaksa.

"Sayang kenalkan ini teman satu sekolah aku. Namanya Aira. Aira ini istri aku Sisil!" ucap Bion.

Sisil mengulurkan tangannya yang disambut oleh Aira dengan mereka saling menyebutkan nama masing-masing.

"Aira ini teman yang kamu bilang tidak pernah ketemu sama kamu dan anak-anak yang lain?" tanya Sisil yang membuat Bion menganggukkan kepala.

"Senang sekali bisa bertemu dengan kamu. Saya sering bertemu dengan teman-teman satu sekolah dari Bion dan bahkan mereka hadir di hari pernikahan Saya dan kamu yang tidak ada," ucap Sisil dan Aira lagi-lagi hanya mengangguk dengan mengeluarkan senyum tipis saja.

"Bion kalian sudah datang," Arfandi akhirnya kembali.

"Hmmm, baru saja. Aku ketemu Aira di sini. Jangan-jangan kamu yang bawa dia ke acara Tante Sulastri?" tanya Bion.

"Iya," jawab Arfandi.

"Ternyata kamu tidak bohong Arfandi. Kamu benar-benar mengatakan kalau bertemu dengan Aira," sahut Bion.

Aira langsung menoleh ke arah Arfandi. Dari pembicaraan itu sepertinya Arfandi memang menceritakan tentang pertemuan mereka kembali.

"Wau jangan-jangan di acara ulang tahun Tante Sulastri nanti, ini akan menjadi ajang reunian kalian," ucap Sisil yang terlihat tampak senang dan bahkan anaknya memang sangat ramah.

Tetapi entah kenapa reaksi Aira semakin sangat tidak nyaman, dia kembali mengingat perkataan Arfandi mengenai teman-teman.

Bersambung.....

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!