Dulu, Lise hanya ingin sekolah dengan tenang. Tapi sejak bertemu Kevin, pria dengan rahasia di balik setiap diamnya, semua berubah. Hatinya yang polos tak bisa membohongi getaran tiap kali Kevin menatapnya. Meski dunia Kevin gelap, Lise merasa hangat saat di dekatnya. Seolah... cinta itu memang tidak selalu datang dari tempat yang terang.
“Kalau dunia ini hancur besok, kamu bakal nyesel udah deket sama aku?” bisik Kevin di telinga Lise, jemarinya menyentuh lembut dagu gadis itu.
Lise tersenyum kecil, lalu menggeleng.
“Enggak. Karena sejak hari pertama kamu panggil nama aku, hidup aku mulai punya arti.” mata sayu nya menatap lembut pada pria yang telah mengambil hatinya itu.
------
Karya ini adalah hasil tulisan asli saya. Dilarang keras mengambil, menyalin, atau memodifikasi tanpa izin. Plagiarisme adalah pelanggaran serius dan tidak akan ditoleransi.
#OriginalWork #NoPlagiarism #RespectWriters #DoNotCopy
penulis_ Evelyne Lisha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evelyne lisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 3
PERMULAAN
(gambar made by penulis)
BAB 16
DRRKK~~
Pintu terbuka lebar, merujuk pada ruangan yang bisa disebut ruang belajar. Namun ruang belajar itu tampak terlihat seperti ruang kerja.
Seorang pria berkaca mata memasuki ruangan tersebut dengan beberapa kertas di tangannya.
''tuan muda''
Pemuda yang duduk di bangku kerja menoleh.''bagaimana situasinya?''
Pria itu menaruh lembaran kertas di atas meja dan mulai membukanya satu per satu.
''misi tim satu alpha satu sudah selesai di rencana awal, empat bulan lalu''
''bagus''
''tapi saat sedang rapat untuk misi kedua, mereka kehilangan komunikasi dan dikabarkan sudah gagal menjalani misi karena diserang''
''sudah menyelidiki siapa pelakunya?''
''sedang kami selidiki, namun informasi nya cukup rumit dan sulit dijangkau. Namun saya mendapatkan potretnya. Seperti perkiraan saya, dia adalah pembunuh yang berasal dari organisasi mafia yang cukup besar''
Haven, memberikan beberapa potret yang terambil oleh mata mata bawahannya
''Dia di juluki dengan nama Killer-K''
Pemuda itu tersenyum ketika melihat potret killer-k di tangannya.
''memangnya sehebat apa dia sampai sampai bisa di juluki dengan nama killer-k seperti itu''
''menurut informasi, dia adalah salah satu pembunuh terbaik, sedangkan untuk menemukan informasi yang berkaitan dengan kata 'K' itu sendiri sanga sulit''
Pria yang terduduk di kursi itu tersenyum '' kalo begitu, harus di selidiki lebih lanjut dong,ya kan, Haven??''
''baik tuan muda, sebelum itu''
Haven mengeluarkan beberapa berkas lagi
''ini adalah beberapa data penyelidikan yang anda minta tuan muda''
Senyuman terukir jelas di wajah pria itu, mata birunya menatap tajam pada berkas yang di pegangnya.
''menurut informasi yang di dapatkan, gadis itu..''
''nah nah'' pria itu melambaikan tangannya seolah menyuruh haven berhenti bicara
''gak perlu di jelaskan lebih lanjut, yang terpenting adalah, masukkan saya ke sekolah SMA CLIEF secepatnya''
''baik tuan muda''
____________
CAHAYA mentari, mengantarkan pagi yang cerah. Lise menuruni tangga dengan ceria, dengan kaos t-shirt pink dan celana jeans biru gelap tak lupa dengan tas kucing berwarna hitam yang dibelikan oleh kevin dipakainya, dirinya siap untuk keluar.
''mau kemana pagi pagi begini, Lise?''
Tanya kevin yang tiba tiba muncul di belakangnya.
''aku mau kerja paruh waktu'' jawab lise singkat
''ini kan weekend, kamu masih harus bekerja?, tidak libur?''
''tidak, justru kalo restoran itu bukanya dari jam delapan sampai jam tiga''
Kevin mengerutkan keningnya, bingung dengan apa yang dikatakan lise
''bukannya kau kerja paruh waktu di kafe? Kenapa jadi restoran?''
''eh, aku belum bilang ya?, kemarin lusa aku menanyakannya pada restoran pas lagi makan bareng teman teman, dan katanya ada lowongan untuk pekerja paruh waktu''
kevin diam mendengar perkataan lise, bukan diam karena diam, tapi pikirannya justru melayang layang.
''lalu, bagaimana dengan yang di kafe?''
''kalo itu bagian malam, kenapa?
''tidak, hanya saja, kamu begitu sibuk bekerja paruh waktu ya,apa kamu tidak lelah?''
Lise hanya terdiam mendengarnya, sangat jelas kalo dia lelah, tapi mau bagaimana lagi, rasa lelah itu ada namun lise harus tetap bekerja, selain untuk makan dan biaya sekolahnya yang hanya mengandalkan pekerjaan ini, ia juga harus setidaknya memberi ke keluarganya.
kalo bisa, lise pun ingin bersekolah dengan tenang tanpa gangguan pekerjaan. Namun, lise masih memilki kewajiban itu, karena tidak mungkin juga lise meminta nafkah dari ayah yang bahkan tidak peduli dengan dirinya.
Begitulah kira kira alasan kenapa ia begitu bekerja keras soal pekerjaan dan uang yang sangat di butuhkan di jaman jaman saat ini.
benar apa yang di katakan oleh revan waktu itu ''terkadang hidup juga perlu perjuangan''
karena itu juga, meski lise sangat lelah, ketika ingat kata kata itu, seketika semangatnya kembali muncul.
''aku memang lelah, tapi, aku tidak punya pilihan''
lise tersenyum lalu pergi meninggalkan kevin. Ia menghela nafas dn duduk di sofa.
''kenapa dia begitu semangat mencari uang, ya? padahal aku sendiri menumpukkan uang yang bahkan tak pernah ku pakai''
_________________________________
IG: @obsidianeverose
Btw, sorry thor, itu ada bbrp paragraf yg ke ulang²/Frown/