Vania Arnelita Adriansyah (Vania) dan Rizky Nugroho sudah menjalani hubungan selama dua tahun kurang lebih.
Rizky selalu menjanjikan pernikahan mewah kepada Vania selama satu tahun ke belakang, akan tetapi selama hampir dua tahun ini janji Rizky seperti menghilang di bawa angin.
"Rizky, ada apa denganmu dan apakah aku punya salah?“ tanya Vania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainie1012, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Meminta Restu
"VANIA...." teriak Gisel yang memanggil nama Vania yang selama ini selalu mereka cari.
Tanpa berpikir lama Gisel pun langsung berlari dan memeluk Vania, sahabatnya dari semasa sekolah menengah pertama.
Sedangkan Rizwan hanya melihatnya dari jauh, dia ikut merasakan kebahagian.
Sedangkan dari dalam rumah keluarlah papa Seno, mama Selvi, Juna dan juga Lisa.
"Ada apa sih ribut-ribut?" tanya Juna kepada Rizwan dan Rizwan hanya memberikan kode kepada Juna suruh melihat ke depan dengan kepalanya.
"VANIA...." teriak mama Selvi dan Lisa bersamaan dan mereka berdua pun bergabung bersama dengan Gisel, untuk memeluk Vania.
Papa Seno dan Juna hanya bisa mengikuti langkah mama Selvi dan juga Lisa, kemudian mereka pun tersenyum ketika melihat kesayangan mereka sudah ada di depan mata.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Kita mundur ke beberapa menit yang lalu....
Mobil Erwin tiba bersamaan dengan sebuah mobil berwarna silver, mobil silver itu berada di depan mobilnya Erwin.
Menyadari mereka telah sampai di depan rumahnya, yang Vania lakukan terlebih dahulu adalah mengatur nafasnya.
Kemudian Vania pun turun dan diikuti oleh Nita, Dev dan Andra kemudian Erwin yang terakhir keluar dari mobil.
"VANIA...." suara seseorang memanggil namanya dengan berteriak dan kemudian tidak beberapa lama Vania di tubruk sekaligus di peluk tubuhnya oleh seseorang.
Dan tidak beberapa lama ada yang berteriak kembali dan memanggi namanya.
"VANIA...." suara yang sangat familiar di telinganya dan tidak beberapa lama lagi dirinya kembali di peluk kembali.
"Kemana saja kamu selama ini? Kami selalu mencari dimana pun kamu berada dan tidak berhasil menemukanmu...." kata Lisa yang memeluk dirinya erat.
"Benar apa kata Lisa, di mana kamu tinggal dan apa kabar?“ tanya papa Seno kepada Vania dan Vania hanya tersenyum.
Cup....
Cup....
Cup....
" Mama sangat merindukan anak mama...." ucap mama Selvi yang mencium seluruh wajahnya Vania.
"mama, aku mau ke kamar mandi...." ujar Dev yang membuat seluruh pandangan mengarah kepadanya.
"Maaf ya sayang, kita ke dalam yuk dan aku akan menjelaskan semuanya kepada kalian. Pasti kalian sangat penasaran siapa mereka kan?" sahut Vania sambil tersenyum kepada anaknya tersebut.
"Ayo sayang kita masuk ke dalam...." sambung mama Selvi yang mengajak Vania.
Sedangkan Erwin bertugas membawa koper milik Vania, Nita dan kedua anaknya.
"Sini Saya bantu...." kata Rizwan yang menghampiri Erwin dan membawa salah satu koper.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Di dalam rumah Vania mengantarkan Dev ke kamar mandi yang ada di dekat dapur.
Vania pun menunggu di depan kamar mandi, takut kalau Dev meminta bantuannya.
"Sudah sayang?" tanya Vania kepada Dev.
"Sudah ma...." ucap Dev kemudian.
"Kalau begitu kita kedepan lagi, untuk bertemu nenek-kakek dan yang lainnya yuk...." ujar Vania kemudian dan Dev hanya mengangguk saja.
Vania dan Dev datang ke ruangan keluarga dan duduk di sebelahnya mama Selvi.
"Sayang jawaban pertanyaan kami, selama ini kamu ada di mana dan siapa mereka?" tanya papa Seno kepada Vania dengan nada tegasnya.
"Sebelumnya maafkan aku, mereka berdua adalah anak-anakku dan aku ada di Bali...." kata Vania sambil menundukkan kepalanya.
"Anak-anakmu? Apa maksudmu Vania?" tanya mama Selvi penasaran dan berharap apa yang ada di pikirannya tidak terjadi.
"Nia, biar aku yang lanjut menjelaskan kepada keluargamu dan aku akan menerima resikonya...." ucap Erwin yang melihat Vania sangat kebingungan.
"Nita....bisakah aku meminta tolong, untuk mengajak mereka keluar terlebih dahulu...." pinta Erwin kepada Nita, Nita yang mengerti pun mengajak keduanya untuk sementara.
"Dev....Andra....ikut bunda yuk, kita main di depan...." ujar Nita yang mengajak keduanya dan keduanya pun tidak menolak ajakan Nita tersebut.
Sepeninggalan Nita, Dev dan Andra suasana berubah menjadi tegang seketika.
"Lanjutkan anak muda, saya tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan...." lanjut kata papa Seno.
Sebelum mengatakan semuanya, Erwin sempat melirik ke arah Vania dan menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kembali.
"Maaf....maafkan aku sebelumnya, Dev dan Andra adalah anak Vania denganku karena kesalahanku...." kata Erwin kembali sambil menekuk lututnya di depan kedua orang tuanya Vania.
"Kesalahan, apa maksudmu?" tanya Juna kepada Erwin.
"Waktu saya mengadakan acara di salah satu cafe beberapa tahun yang lalu, saya di jebak oleh seseorang dengan memberikan saya obat pe-rang-sang dan saya melakukan itu kepada Vania...." ucap Erwin yang menjelaskannya panjang lebar.
Bugh....
Bugh....
Dan tanpa babibu tiba-tiba saja Juna menghajar Erwin.
"Bang....sudah bang, hentikan...." ujar Vania yang menghampiri Juna dan membantu Erwin untuk bangkit.
Rizwan pun mencoba mencegah Juna, agar tidak menghajar Erwin kembali.
"Lepaskan aku Rizwan, aku belum puas untuk menghajarnya...." gumam Juna dengan amarah yang memuncak.
"Sayang jangan bilang, kamu pergi dari rumah karena...." tebak mama Selvi dan Vania pun mengagguk.
"Iya ma....aku pergi dari rumah karena aku tidak mau membuat nama keluarga kita jelek, karena aku hamil di luar nikah...." jawab Vania kemudian dan tidak terasa air mata menetes dari mata indahnya.
Mama Selvi hanya bisa menutup mulutnya saja, ketika mengetahui alasan Vania pergi dari rumah.
Sedangkan Lisa dan Gisel juga terkejut dengan alasan tersebut.
"Jadi aku ke sini mau meminta izin, untuk menikahi Vania da n bertanggung jawab atas perbuatanku itu...." lanjut kata Erwin yang du sebelahnya ada Vania.
"Saya acungi kedua jempol saya, untuk keberanianmu itu dan satu lagi. Saya mau bertemu dengan keluargamu lusa...." kata papa Seno kepada Erwin.
"Siap uncle, aku akan membawa kedua orang tua saya ke sini...." ucap Erwin kemudian.
"Dan untuk jawabanmu tadi, akan saya jawab nanti...." ujar papa Seno kembali.
"Terimakasih uncle, terimakasih...." lanjut Erwin kemudian.
"Kalau begitu aku pamit dulu...." kata Erwin lagi.
"Kak, seenggaknya lukamu aku obatin dulu ya...." ucap Vania kepada Erwin.
"Tidak usah Nia, aku bisa mengobati diriku sendiri nanti dan aku mau pulang saja, karena mau memberikan kabar kepada keluargaku...." balas Erwin yang menolak tawaran dari Vania dan Vania hanya bisa mengiyakannya saja.
"Kalau begitu, aku akan mengantarkan kakak keluar...." ujar Vania kemudian.
"Ma....pa....bang, aku mau mengantarkan kakak Erwin sampai depan...." lanjut Vania yang meminta izin.
Kemudian Vania pun mengantarkan Erwin sampai mobilnya, sekaligus memanggi kedua anaknya dan juga sahabatnya.
"Dev....Andra....salim dulu sama papa, soalnya papa mau pulang dulu dan lusa akan ke sini lagi bersama dengan oma, opa dan uncle...." panggil Vania kepada kedua anaknya tersebut.
Dev dan Andra pun menghampiri Vania juga Erwin, kemudian menyalami sang papa.
"Bener ya papa, lusa papa ke sini lagi bersama oma, opa dan juga uncle...." kata Andra kemudian dan Erwin hanya mengangguk saja.
Setelahnya Erwin pun memasuki mobilnya dan segera kembali ke rumahnya, untuk memberi tahu kepada keluarganya tersebut.
"Dev....Andra dan teh Nita kita ke dalam yuk...." ajak Vania kemudian, setelah melihat kepergian Erwin.
Sedangkan Dev, Andra, Vania dan Nita kembali ke dalam rumah.
"Sayang, ayo perkenalkan nama kalian kepada mereka semua yang ada di sini...." ucap Vania yang meminta Dev dan Andra, untuk memperkenalkan diri.
"Namaku Devanka Yudistira Adriansyah, sedangkan itu adikku namanya Diandra Atmaja Adriansyah...." ujar Dev yang memperkenalkan dirinya dan juga Andra.
"Sini Dev, peluk nenek...." kata mama Selvi kepada Dev dan Dev pun segera menghampirinya.
"Mama, terus yang itu siapa?" tanya Andra kepada Vania.
"Ini abangnya mama, namanya Arjuna Kiandra Adriansyah atau uncle Juna. terus...." ucap Vania yang memperkenalkan kakak dan juga sahabatnya.
"Halo Andra, kamu panggil aku mami Lisa dan uncle Juna papi dan mami itu sahabatnya mama kamu...." ujar Lisa yang memperkenalkan dirinya.
"Andra bisa panggil aku mama Icel dan papa Iwan, mama juga sahabatnya mama Vania...." lanjut kata Gisel dan Andra hanya mengangguk saja.
Sedangkan Vania merasa heran dengan Lisa dan abangnya, apakah mereka memiliki hubungan dan begitu juga dengan aspri abangnya dengan Gisel.
TBC.