Novel yang ini akan mengus air mata kalian kawan kawan pencinta novel ..saya menulis novel ini untuk menguras adrenaline anda ..dimana perjuangan seorang anak perempuan berusia 20 tahun arus menghadapi kerasnya kehidupan ibunya meninggal ayah dan ibu tirinya mengusirnya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. DADA RATA.
Gisel melangkah kearah dapur disana sudah ada tiga orang koki yang masih sibuk dengan tugas mereka masing masing .
Melihat kedatangan Gisel mereka sejenak berhentikan dari aktifitas mereka dan berdiri memberi hormat .
"Pagi! kalau boleh tau Nyonya mau makan Apa biar saya menyediakan untuk Nyonya" ucap Seorang koki yang di ketahui bernama Udin
"Pagi ! Tidak usah pak Udin biar Gisel sendiri yang membuatnya! ucap Gisel dengan ramah .
"Bi surti mana pak ! ucap Gisel mencari keberadaan Bi Surti.
"Tadi saya lihat beliau sedang mengawasi para pekerja taman bagian belakang Nyonya ! ujar Udin
" Oh ..Baiklah kalian boleh melanjutkan pekerjaan kalian lagi ! ucap Gisel kepada mereka bertiga .
Mereka bertiga menganggukan kepala dan kembali beraktifitas seperti sediakala.
Setelah ketiga koki mulai melakukan kegiatan mereka Gisel segera menyedikan bahan bahan untuk dia masak .
Tidak butuh waktu lama semangkuk bubur ditaburi cercahan daging ayam dan irisan bawang goreng sudah tertata rapi di dalam mangkuk.
Setelah membereskan peralatan dapur yang habis Ia pake Gisel, berpamitan kepada ketiga koki dan pergi dari tempat itu membawah nampan berisi bubur dan segelas air putih .
Gisel terus melangka menuju bilik kamar milik Elin tapi belum sampai di depan pintu Gisel berhenti .
Gisel melihat sesesorang sedang bersembunyi di pas bunga yang berukuran setinggi orang dewasa .
Gisel dengan hati hati meletakkan nampan diatas lemari keramik yang terletak di pinggir jalan menuju kamar milik Elin .
"Pasti Dia ingin mencuri sesuatu di rumah ini!" ucap Gisrl sambil mencari sesuatu yang bisa Ia gunakan untuk memukul orang yang mencurigakan itu .
Akhirnya Gisel menemukan sapu lidi yang bersandar di sudut lemari kecil di ruangan itu dengan hati hati sekali Gisel melangkah dan .....
"Dasar pencuri ....." ucap Gisel terus memukuli tubuh orang itu tanpa ampun .
"Ampun ..Ampun " ucap Aldo sambil melindungi tubuhnya dengan kedua tanganya .
Mendengar suara yang tak asing baginya Gisel berhentikan pukulannya.
Matanya melotot melihat siapa yang sedang ia pukuli sekarang ini.
"Astaga Naga ..tamatlah riwayatku " ucap Gisel menjatuhkan sapu lidi dari tanganya dan menutup kedua mulutnya .
Aldo yang meritih kesakitan karna ulah Gisel segera bangun dan memegan lengan kecil wanita itu .
"Puas kau memukuli suamimu dasar istri durhaka" ucap Aldo membentak Gisel .
"Maaf ...Gisel tak tau kalau Tuan mesum yang ada disana " ucap Gisel tanpa sadar menyulut emosi Aldo .
"Sudah memukulku mengataiku pula Mesum besar sekali nyalimu.! kau ini benar benar tidak takut kepadaku gadis dada rata ! ucap Aldo memandang ke arah benda sensitif Gisel .
Melihat tatapan Aldo yang seolah olah telah menelanjangi sekujur tubuhnya Gisel menutup kedua gunung kembarnya menggunakan kedua tanganya .
Aldo tersenyum tipis melihat tingkah laku Gisel yang menurutnya sangat imut saat dia menyinggung masalah barang sensif itu .
"Untuk apa kau menutupinya, to aku juga tak bernafsu melihatnya! kecil begitu juga!" ucap Aldo semakin memojokkan Gisel .
"Apa katamu Om mesum ! kecil, tidak bernafsu hah ! jangan jangan semalam kau melihatnya dan melakukan sesuatu tanpa aku sadari sama sekali" ucap Gisel tak mau kalah .
"Iya Aku melihatnya karna masih rata aku menutupnya kembali " ucap Aldo dengan santai .
Mendengar kata Aldo membuat Gisel sangat malu Ia memukul mukul Aldo dengan kedua tanganya dan berlalu meninggalkan pria mesum itu .
" Dasar musum ....." ucap Gisel dari jauh dan sesekali menghentak hentakkan kakinya di lantai .
Aldo tertawa terbahak bahak sambil memegangi perutnya .
👉like , coment ,foverite ,vote .....masih Author tunggu teman teman trimah kasih