Wanita Kelima Raja Iblis

Zeena terdiam sejenak mendengar hal yang harus dia lakukan di pelatihan selanjutnya cukup banyak, terlebih lagi Ferre menambah tugasnya.

"Ayo Zeena, lakukan sekarang!" ucap Astra dengan suara yang tegas, "Jangan merusak ekspetasi ku manusia!" sahut Xenos.

"Iya, iya baiklah akan ku lakukan semuanya! Dan kau Xenos, berhenti menyebut ku dengan kata manusia, aku memiliki nama, Zeena! Zeena namaku," balas Zeena yang sedikit kesal.

"Aku tidak akan menyebut namamu sebelum kau berhasil menyelesaikan semua tugas yang diberikan itu," ucap Xenos sembari memalingkan wajahnya dari Zeena.

Mendengar hal itu Zeena menjadi semakin kesal, dengan cepat dia berjalan ke arah hewan maginya itu, lalu saat sudah berdiri tepat di depan Xenos, Zeena mengangkat kedua tangannya dan bergerak untuk memegang wajah Xenos.

"Akan ku buktikan padamu! Bahkan setelah ini, bukan hanya menyebut namaku, kau juga akan menyebut ku dengan sebutan 'yang mulia ratu,' liat saja nanti!" ucap Zeena sambil menekan wajah manticore ganas itu menggunakan kedua tangannya.

Saat Zeena menekan wajahnya, Xenos pun terlihat sangat kaget, matanya melotot tak percaya dengan bibir yang menjadi monyong karena di tekan.

Bukan hanya Xenos, tapi Astra, Belzuse, Ferre, dan juga Hans yang melihat aksi Zeena itupun dibuat benar-benar kaget.

"Jujur sampai sekarang aku bahkan belum berani memegang wajah Fidioú," gumam Ferre dengan lirih.

"Kau benar, Drákos pun akan sangat marah jika ku menyentuh wajahnya," sahut Astra.

"Huh? Ada apa?" Zeena yang sudah selesai marah-marah itu dibuat bingung saat melihat keempat raja iblisnya menatap dirinya.

"Hmm ... Zeena, memegang wajah hewan magi itu hampir tidak pernah dilakukan oleh para pemiliknya, terlebih lagi jika hewan magi itu adalah hewan magi ganas," ucap Astra dan membuat Zeena semakin bingung, "Mengapa?"

"Karena wajah adalah aset paling berharga dari setiap hewan magi, mereka tidak akan pernah membiarkan orang sembarangan menyentuh wajah berharganya itu. Batasan paling umum, biasanya para pemilik hewan magi hanya menyentuh kepala hewan maginya," balas Belzuse menjelaskan.

Zeena yang mendengar penjelasan dari Belzuse itupun dibuat sangat kaget, "A–apa? Itu berarti aku telah melanggar batasannya?"

Zeena yang mulai ketakutan itu perlahan membalikkan badannya untuk melihat sang hewan maginya itu.

Saat Zeena membalikkan badannya dan melihat Xenos, dia langsung merasa bahwa dia akan benar-benar pindah ke dunia lain.

Xenos berdiri dengan tegap, lalu dia sedikit mendongakkan kepalanya, cakarnya yang tajam dia angkat hingga ke depan wajahnya.

Perlahan Xenos tersenyum dengan lebar, memperlihatkan gigi runcing dan tajam yang berbaris rapi di dalam mulutnya.

"Hahaha ... Berani-beraninya manusia seperti mu menyentuh wajah berhargaku!" ucap Xenos diiringi dengan tawanya yang mengerikan.

"M–maaf aku tidak tau jika—" Omongan Zeena itu langsung dipotong oleh Xenos bahkan sebelum Zeena menyelesaikan kalimatnya.

"Tidak perlu meminta maaf! Sekarang tunjukkan saja padaku kalau kau benar-benar orang yang layak, dan pantas untuk menyentuh wajah berhargaku!!" teriak Xenos yang marah.

Suara yang besar dan sangat mengerikan itupun langsung membuat Zeena terdiam, dia merasa bahwa nyawanya telah terangkat saat itu.

"B–baiklah akan ku buktikan," balas Zeena yang masih sedikit gugup karena takut. "Ayo cepat kalian ajarkan aku mantra-mantra nya!" lanjut Zeena kepada keempat raja iblisnya.

Keempat raja iblis yang masih diam karena kaget, dan tak percaya itupun langsung dibuat sadar kembali oleh ucapan Zeena barusan.

"Baiklah, akan ada empat mantra yang bisa kamu gunakan untuk menyelesaikan semua tugas yang kami berikan itu," seru Hans.

"Yang pertama untuk menyembuhkan luka si wanita tersebut, kamu bisa mengatakan healleto, lalu untuk menetralkan area disana katakanlah kátharsi," lanjut Hans.

"Katakanlah epistrépste ópos prin untuk mengembalikan situasi disana seperti semula, atau lebih tepatnya lagi sebelum terjadi peperangan," sahut Astra yang kini menjelaskan.

"Dan yang terakhir katakanlah anáktisi enérgeias untuk memulihkan mana wanita itu, juga mana lingkungan disekitarnya," ucap Ferre yang memberitahu mantra terakhir untuk Zeena gunakan dalam menyelesaikan tugasnya kali ini.

"Healleto, kátharsi, epistrépste ópos prin, dan anáktisi enérgeias?" seru Zeena untuk memastikan.

Keempat raja iblis itupun mengangguk untuk mengiyakan, "Gunakanlah pengendalian yang baik Zeena, jangan kurang maupun lebih dari yang dibutuhkan," ucap Belzuse.

"Baiklah aku mengerti!" balas Zeena langsung.

Perlahan Zeena pun berjalan menghampiri situasi buatan yang letaknya sedikit jauh dari mereka itu.

"Huft ...," Zeena menghela napasnya sebelum dia memasuki situasi buatan tersebut, dimana terdapat sebuah barrier yang membatasi antara situasi buatan tersebut dengan kondisi luarnya.

Perlahan Zeena pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam barrier tersebut, baru saja beberapa detik Zeena berada di situasi buatan tersebut, dia merasa sesak untuk bernapas.

Ternyata benar bahwa udara di situasi tersebut benar-benar sangat tidak sehat, bau mesiu yang begitu pekat akan membuat siapa saja yang menghirupnya mati secara perlahan.

"Sebaiknya ku netral kan dulu area ini," gumam Zeena karena dirinya benar-benar tidak kuat jika harus terus menghirup udara kotor itu, sejak tadi pun Zeena terus menutup hidungnya.

"Kátharsi!" Zeena merapalkan mantra yang telah diajarkan oleh Hans itu, dia mengucapkan mantra tersebut dengan tegas dan jelas.

Ketika Zeena selesai merapalkan mantra untuk menetralkan area itu, secara perlahan dan dalam waktu 10 detik udara maupun tanah di situasi buatan tersebut mulai bersih.

Setelah menetralkan area tersebut, maka langkah selanjutnya yang harus Zeena lakukan adalah menyembuhkan Si Wanita yang ada di situasi buatan tersebut.

Zeena pun berjalan perlahan ke arah wanita itu, kemudian dia memusatkan sebagian mana yang dia miliki ke mata, hal ini dia lakukan agar dapat melihat dengan jelas luka luar maupun luka dalam yang dialami Si Wanita.

"Lukanya sangat parah," gumam Zeena lirih setelah dirinya melihat kondisi wanita yang harus dia obati.

Tangan wanita itu patah, sementara bagian pergelangan kaki sampai jari-jari salah satu kaki wanita itu telah hilang entah kemana, tubuh wanita itupun terus mengeluarkan darah karena tusukan disekitar area perutnya.

"Bagian tubuhnya ada yang hilang, itu berarti aku harus mencarinya terlebih dahulu. Tapi sebaiknya sekarang ku sembuhkan dulu pendarahan wanita ini," ucap Zeena, kemudian diapun jongkok disamping wanita yang telah terbaring lemas itu.

Zeena meletakkan kedua telapak tangannya di bagian perut wanita itu yang terkena luka tusuk, "Healleto!" seru Zeena mengucapkan mantranya, setelah Zeena mengucapkan mantra tersebut luka tusuk itupun perlahan menutup.

"Baiklah sekarang tangannya," seru Zeena yang kemudian langsung meraih tangan wanita tersebut yang terlihat bengkok.

"Healleto!" Zeena kembali merapalkan mantra penyembuhan tersebut, seketika saja tulang tangan wanita yang patah itu perlahan membaik.

"Baiklah sudah, sekarang saatnya ku mencari bagian kaki wanita ini yang hilang," seru Zeena dan diapun segera berdiri untuk mencari.