Bayangkan saja tiba tiba ada seorang wanita cantik lagi mabuk di tengah jalan sendirian, malam - malam dan menghentikan sebuah ojek yg lagi lewat? Lalu melamar mas ojek itu tanpa peduli latar belakangnya? "KAMU HARUS NIKAHI AKU, MAS OJEK!! POKOKNYA NIKAHI AKU ATAU AKU AKAN TERIAK JIKA KAMU AKAN MENCULIKKU!" ujar wanita itu. Apa yang dilakukan Mas Ojek itu ya ketika dilamar oleh wanita cantik yang sedang mabuk? Diterima atau tidak? Dan apakah wanita itu akan menyesal setelah sadar dari mabuknya jika ia sudah melamar Mas Ojek yang tidak ia kenal? Baca dan ikuti novel ini, sampai HAPPY ENDING ya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dampak Permanen Operasi
Setelah sarapan, pasangan suami ini, Adi dan Aulia berangkat kerja bersama.
"Oh ya Lia" panggil Adi sambil menyetir.
"Iya?" sahut Aulia sambil menoleh pada suaminya.
"Minggu depan, aku ada tugas ke Singapura untuk 3 hari. Mungkin setiap akhir bulan, aku akan rutin melakukan dinas ini" ujar Adi.
"Baiklah. Akan aku agendakan setiap bulan di jadwalnya" ucap Aulia tanpa curiga atau ingin banyak tau terkait tugas luar suaminya.
"Boleh, tapi alasan sebenarnya aku bilang ke kamu jauh jauh hari seperti ini agar kamu tidak kaget kalau aku tinggal beberapa hari setiap bulannya" balas Adi.
Aulia tersenyum.
Adi memang perhatian kepadanya tapi ia harus menjaga hati. Anggap saja perhatian ini biasa saja sekedar perhatian suami ke istri, tidak seperti perhatian pria ke wanita yang dicintai.
"Aku akan membiasakan diri. Jangan terlalu mengkhawatirkan ku, Mas. Aku bisa hidup lebih baik setelah menikah denganmu" ujar Aulia.
Kini giliran Adi yang tersenyum sekilas sambil menatap istrinya lalu kembali menghadap depan jalanan.
Tak lama kemudian, mereka sampai di perusahaan JKAK.
Keduanya masuk gedung dan menuju ruangan masing masing.
.
Seminggu kemudian, Adi benar benar ke Singapura untuk alasan dinas luar namun sebenarnya untuk alasan pengobatan kankernya.
Adi berangkat Jumat malam setelah pulang dari kantor. Aulia berada di apartemen mereka sendirian karena Bi Sumik juga sudah pulang setelah majikannya sampai.
Jam 10 malam di Singapura, Adi sampai. Ia langsung menuju rumah sakit Internasional unggulan disana khusus perawatan kanker.
Namanya sudah tercatat sebagai pasien VVIP rutin tiap bulan. Kamarnya pun sudah tersedia bak kamar hotel.
Besok pagi pemeriksaan dan medical check up baru dilaksanakan. Malam ini Adi harus beristirahat, ia terpaksa diberikan obat tidur agar tubuhnya bisa benar benar rileks.
Aulia di apartemen sendiri malah tidak bisa tidur saat menyadari dirinya sendirian disana dan suaminya tidak pulang.
Padahal jam sudah menunjukkan pukul 12 malam lebih. Matanya tidak kunjung terpenjam.
"Astaga! Ada apa denganku? Kenapa aku tiba tiba tidak bisa tidur" gerutunya sambil menyandarkan punggung di kepala ranjang.
Lalu karena tidak bisa tidur, Aulia memikirkan minuman coklat hangat. Ia pun keluar kamar dan membuat minuman yang ia inginkan. Mungkin setelah minum manis, dirinya akan mengantuk.
Ia duduk di sofa sambil menikmati coklat hangatnya sambil menonton film di tv ruang keluarga.
"Apa besok aku periksa kandungan saja ya? Mumpung juga libur" gumamnya.
Beberapa saat kemudian, ia memutuskan melakukannya.
"Oke, besok aku akan kerumah sakit" lanjutnya.
Segelas coklat hangat sudah habis dan lama kelamaan mata Aulia benar benar mengantuk saat menonton film.
Hingga akhirnya ia tidur di sofa dan berbaring disana. Untung saja sofanya empuk dan nyaman untuk bumil.
Hari sudah pagi. Di Singapura jam 7 pagi, Adi sudah melakukan pemeriksaan dengan dokter Arnold yang memang ahli onkologi alias dokter spesial onkolog.
Dari rontgen MRI dan tes darah, Adi lakukan semua prosedurnya. Setelah itu menunggu beberapa jam untuk melihat hasil pemeriksaan, baru dokter Arnold bisa memberikan analisisnya.
3 jam kemudian, hasil keluar. Adi sudah berhadapan dengan dokter Arnold.
Ada senyuman di bibir dokter berusia 50 tahunan itu. Hasilnya lebih baik daripada bulan lalu dan membuat Arnold terheran heran.
"Wah hasilnya lebih baik daripada bulan lalu. Perkembangan luar biasa, Adi" ucapnya.
"Syukurlah kalau begitu. Tapi apakah kankernya akan tetap tumbuh kembali setelah diambil pasca operasi?" tanya Adi.
"Untuk saat ini belum ada tanda tanda perkembangan kanker di area prostat atau di area lain. Tapi melihat jaringan tubuhmu mulai memberikan hasil baik seperti kandungan beberapa hormon dan zat di darahmu sudah semakin normal, lalu tekanan darahmu yang juga normal padahal biasanya sangat tinggi. Hasil MRI pun kankermu belum menyebar dan optimis kita bisa menyembuhkan kondisi mu sepenuhnya tanpa obat obatan lagi. Meskipun dampak dari riwayat perawatan ini tetap ada yaitu kesuburan reproduksi mu sudah berhenti. Kamu tidak bisa menghasilkan spema secara aktif pasca operasi" jelas Arnold.
*setelah operasi pengangkatan prostat (prostatektomi), pasien tidak bisa menghasilkan air mani yang membawa sperma saat ejakulasi sehingga masih bisa mengalami orgasme, tetapi itu akan menjadi "orgasme kering" tanpa ejakulasi.
Adi terdiam beberapa detik lalu tersenyum.
"Soal dampak itu, aku sudah paham dok. Yang terpenting saat ini, penyakitku tidak akan menggerogoti tubuhku lagi untuk waktu yang cukup lama. Ada tanggung jawab baru yang saat ini aku pegang" ujarnya.
Arnold dari tadi sudah ingin mengatakan rasa penasarannya saat melihat cincin Adi.
"Eheem eheem..tanggung jawab baru apa ini? Melihat cincinmu, dari tadi aku sudah ingin menebak jika kamu sudah memiliki pasangan" sahut dokter onkologi itu.
Adi tersenyum.
"Yaa mungkin kehadiran pasanganmu saat ini menjadi obat yang tidak kamu sadari, Di. Hasil pemeriksaan cukup bagus dan sepertinya insomnia yang kamu derita pun sudah berkurang karena bisa dilihat dari tekanan darah" celetuk Arnold.
"Doakan saja dok, dia tidak akan meninggalkanku saat mengetahui aku bukan pria normal" sahut Adi sambil senyum tipis.
"Wanita yang mencintaimu dengan tulus tidak akan meninggalkanmu hanya karena penyakit yang kamu derita. Ia akan menemanimu di kondisi terendah dan paling tidak berdaya. Dia akan mendampingi mu dan tidak akan membiarkanmu melalui ini semua" jelas Arnold memberikan pemahaman.
"Tapi apakah ada wanita yang tidak ingin memiliki anak dengan pria yang ia cintai? Aku rasa tidak ada wanita yang ingin menikah dengan pria mandul sepertiku" elak Adi yang selalu menjadi sangat insecure soal kejantanannya sejak didiagnosis kanker prostat yang ia derita.
"Kamu lupa? Masih ada cadangan sperma mu yang diambil sebelum operasi, jadi masih ada kesempatan dirimu untuk bisa membuahi sel telur milik pasanganmu meskipun nantinya akan menggunakan program bayi tabung. Tapi aku tidak bisa menjaminnya. Perlu keajaiban Tuhan untuk bisa menjadikan itu harapan memiliki anak kandungmu sendiri" ujar Arnold.
"Aku tidak berharap untuk bisa memiliki anak kandungku sendiri, dok. Aku hanya ingin hidup dengan seseorang yang bisa menerimaku sepenuhnya baik dengan anak ataupun tidak. Jika wanita itu menerima kondisiku, aku pun siap menerima kondisinya" jelas Adi.
Arnold tersenyum, lalu tiba tiba menawarkan sesuatu.
"Jika kamu dan pasangan mu sudah siap mencoba untuk menjalankan program bayi tabung, jangan sungkan untuk datang kesini. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu kalian" ucapnya.
"Terima kasiu dok. Terima kasih untuk semuanyal sahut Adi.
Waktu konsultasi pun selesai.
Adi mendapatkan hasil pemeriksaannya. Karena hasilnya baik, ia tidak perlu melakukan perawatan lanjutan dan bisa pulang lebih awal.